Chapter 03

90 5 0
                                    

Setelah Ethan memberikan tur seisi rumah untuk Elisa, pria itu harus kembali ke kantor karena urusan mendesak.

Sementara itu, Elisa sudah berendam di bathtub selama setengah jam, menikmati relaksasi di air hangat dengan aroma bunga yang lembut dan menenangkan.

Ethan pulang lebih awal setelah rapat karena Elisa tidak kunjung membalas pesannya sejak siang.

Setibanya di rumah, Ethan mendapati rumah dalam keadaan sepi. "Elisa?" Tidak ada sahutan dari perempuan itu.

Ethan mencoba mencarinya di dapur dan hanya menemukan sebuah buku disana. Ia berasumsi bahwa Elisa mungkin lupa menaruh kembali bukunya. Dia mengambil buku itu dan kembali mencari Elisa di seluruh rumah. Ethan mencoba mencarinya di perpus tapi tidak menemukannya. Saat Ethan masuk ke kamar tidur, ia dapat mendengar suara air dari kamar mandi.

Ethan melepaskan nafas berat dan duduk di kursi sambil membuka buku yang ditandai oleh Elisa dengan pembatas buku. Sambil menunggu, Ethan mulai membaca. Alisnya terangkat dan sudut bibirnya tertarik membuat sebuat lengkungan tipis. Ia selama ini tidak tahu buku seperti apa yang dibaca Elisa, ternyata perempuan itu jauh dari kesan polos yang ia bayangkan.

Beberapa saat kemudian, Elisa melangkah keluar dari kamar mandi mengenakan bathrobe putih yang lembut. Ethan sudah duduk di sana, menatapnya dengan tatapan serius. Elisa, yang belum sadar kehadiran Ethan, terkejut saat menyadari dia sudah ada di sana.

"Ethan? Kapan kamu pulang?" tanyanya, suaranya gemetar terkejut.

"Beberapa menit yang lalu," jawab Ethan dengan tenang, sambil meletakkan buku Elisa di atas meja nakas kecil. Tatapan Elisa langsung tertuju pada buku yang dipegang oleh Ethan.

"Kamu mengambil bukuku?" tuduhnya dengan nada sedikit kesal.

Ethan mengerutkan alis, terkejut dengan tuduhan itu. "Aku hanya menyelamatkan bukumu yang tertinggal di ruang makan," jawabnya sambil berdiri dan mendekat pada Elisa.

Elisa tetap diam di posisinya hingga Ethan kuat mendorongnya, menghimpit tubuhnya ke dinding, menahan kepala dan punggungnya agar tidak terbentur. Dengan satu tarikan, bathrobe Elisa terbuka, dan Ethan dengan mudah menyingkirkannya.

Ethan memandang Elisa dengan tajam, suaranya rendah dan penuh penekanan. "Menikmati fantasimu, Mrs. Reid?"

Elisa menggigit bibir bawahnya, tatapannya menantang namun lembut. "Mungkin," jawabnya, mengangkat bahunya sambil tersenyum nakal.

Ethan menarik napas dalam dan menghembuskannya dengan nada yang menunjukkan ketegasan. Ia terus menatap Elisa, ekspresinya tidak menunjukkan kompromi. "Apa yang harus aku lakukan denganmu?" tanyanya dengan nada yang menegaskan kendali.

Dengan lembut, tangannya menyentuh dagu Elisa, kemudian perlahan mengangkatnya hingga Elisa terpaksa mendongak. "Tatap aku ketika aku bicara," katanya dengan nada yang penuh perintah.

"Ethan." Suaranya bergetar, campuran antara kegugupan dan antisipasi.

"Shhh... I can make your dream come true, baby."

"Now, kneel." Elisa langsung melakukannya, berlutut di depan Ethan. Elisa tidak berani menatap naik, matanya tertuju ke lantai.

Kaki Ethan menggeser kedua lutut Elisa, melebarkan kedua kakinya. "Stay still."

Ethan melepas dasinya, membiarkan kain itu meluncur dari lehernya dengan gerakan yang lambat dan sengaja. Dia menutup mata Elisa dengan dasi tersebut, membuat dunianya menjadi gelap.

Elisa menunggu di sana, napasnya pendek dan tidak teratur saat Ethan mulai melepas pakaiannya. Dia tidak bisa melihat apa-apa, namun setiap bunyi kecil — suara kain bergesekan, napas Ethan yang semakin berat — semua itu membuat indranya lebih peka. Suara ikat pinggang Ethan dibuka menambah ketegangan yang membakar.

Dark Love (Indo Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang