Chapter 04

95 5 0
                                    

Pagi itu, sinar matahari lembut menyelinap melalui tirai kamar, membangunkan Elisa dari tidurnya yang lelap. Ia meraih sisi tempat tidur yang biasanya ditempati Ethan, tapi hanya merasakan dinginnya seprai. Biasanya, pada jam segini Ethan sudah pergi ke kantor, tapi hari ini adalah hari Minggu. Tidak mungkin Ethan pergi ke kantor.

Elisa mengerjapkan mata dan menghela napas panjang, merasa sedikit bingung. Dia bangkit dari tempat tidurnya dengan pakaian tidurnya yang sederhana namun nyaman. Pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan di mana suaminya berada. Mungkin Ethan sedang melakukan sesuatu di lantai bawah, pikirnya.

Dengan langkah ringan, Elisa berjalan menuju tangga, niatnya untuk mencari Ethan di lantai bawah. Namun, saat ia melewati ruang olahraga mereka, sebuah suara samar menarik perhatiannya. Dia berhenti sejenak, lalu perlahan membuka pintu ruang olahraga. Di dalam, dia melihat Ethan sedang berkonsentrasi pada rutinitas latihannya.

Ethan, dengan keringat yang mengalir di dahinya, tampak begitu fokus pada setiap gerakannya. Dia memakai airpod dan celana olahraga berwarna abu tua. Badannya yang berotot terlihat mengkilap oleh keringat saat dia melakukan pull-up.

Elisa ingin memanggil Ethan, tapi takut mengganggunya. Dia berdiri di ambang pintu, memperhatikan suaminya yang tenggelam dalam latihan. Ethan lama-lama sadar kalau dia sedang diperhatikan. Saat dia menoleh ke pintu, dia melihat Elisa berdiri di sana, bersandar sambil senyum-senyum sendiri.

"Menikmati pemandanganmu, Mrs. Reid?" goda Ethan.

"Bukankah tubuhmu memang dibuat untuk dinikmati olehku?" jawab Elisa dengan nada menggoda.

Ethan terlihat terkejut, dalam hatinya merasa senang, dan terkesan mendengar jawabannya. Dia mengambil sebuah handuk dan mengelap tubuhnya yang basah sebelum menghampiri Elisa. Ethan berpikir untuk memeluknya, tapi tiba-tiba dia menggendong Elisa dan membawanya ke sebuah meja yang bisa diduduki. Ketika Elisa duduk di sana, tingginya setara dengan wajah Ethan.

"Apa aku bisa mendapatkan morning kiss?" tanya Ethan dengan nada manis. Elisa memajukan wajahnya, bibirnya mendarat pada bibir Ethan, memberinya sebuah kecupan singkat. Ethan merasa puas sekarang. "Ada rencana untuk hari ini?" tanyanya lagi.

"Temanku, dia sedang berada di sini. Aku berpikir untuk menemui dia saat makan siang nanti," jawab Elisa sambil mengelap rambut Ethan yang basah karena keringat.

"Temanmu? Siapa? Rhea?" tanya Ethan, alisnya sedikit terangkat. Dia tahu betapa dekatnya Elisa dengan Rhea, dan Ethan selalu merasa Rhea adalah pengaruh yang buruk untuk istrinya.

"Tentu saja, siapa lagi?" Elisa tertawa kecil, menyadari perubahan ekspresi Ethan. Dia menyentuh pipi Ethan dengan lembut, "Kenapa kamu tidak suka dengan Rhea? Padahal dia temanku."

"Dia membawa pengaruh buruk untukmu. Apa kamu tidak ingat, siapa yang membuatmu tergila-gila oleh perjudian dan membawamu keluar di malam hari dan pulang saat subuh? Dia jelas-jelas bukan gadis baik-baik."

"Ayolah, itu hanya hobinya, sama seperti aku membaca buku-buku itu. Dan itu bukan perjudian."

"Apakah bertaruh itu tidak termasuk perjudian? Berapa banyak uang jajan yang kamu habiskan di sana, hmm?"

"Tapi itu uang jajanku sendiri. Hak-ku."

Ethan mengalah. Memang tidak ada yang bagus dari keduanya. "Terserahlah, setidaknya dia tidak terlibat kasus narkoba dan obat-obatan terlarang," gumam Ethan.

"Hanya makan siang, kan?" Ethan bertanya lagi, suaranya menyimpan segudang keraguan jika berhubungan dengan wanita satu itu.

"Dan berbelanja mungkin," jawab Elisa sambil mengangkat bahu. Dia tahu bahwa Rhea selalu suka berbelanja ketika mereka bertemu.

Dark Love (Indo Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang