Ethan mengajak Elisa keluar dari hotel untuk makan malam, tangan mereka saling menggenggam erat. Elisa merasa campuran kegembiraan dan rasa penasaran. Seperti biasa, Ethan tidak ingin membocorkan rencananya pada Elisa, tidak memberikan petunjuk apapun tentang tujuan mereka malam itu. Elisa hanya bisa mempercayai sepenuhnya.
Udara Paris mulai terasa dingin seiring matahari yang perlahan tenggelam, digantikan oleh bulan yang baru memulai tugasnya menerangi malam. Mereka melangkah menyusuri jalanan yang berkilauan, dihiasi lampu-lampu yang memancarkan cahaya lembut di sepanjang trotoar.
Ethan memimpin Elisa menuju restoran yang otentik dan penuh karakter, tersembunyi di antara gedung-gedung Paris yang megah. Berbeda dengan restoran-restoran mewah yang sering terlihat di area tersebut, restoran ini memiliki pesona yang lebih sederhana namun memikat. Fasadnya berwarna krem dengan jendela-jendela kayu yang dihiasi dengan bunga-bunga yang menggantung, memberi kesan hangat dan ramah.
Begitu mereka melangkah masuk, suasana yang nyaman dan akrab langsung terasa. Interior restoran didekorasi dengan meja-meja kayu kecil, lampu-lampu gantung yang lembut, dan dinding-dinding yang dipenuhi dengan foto-foto dan poster vintage Paris. Musik akustik lembut mengalun di latar belakang, menambah suasana romantis yang membuat Elisa merasa seolah berada di jantung kehidupan lokal Paris.
Ethan dan Elisa duduk di meja dekat jendela, memungkinkan mereka menikmati pemandangan jalanan yang tenang di luar. Melihat ke luar, Elisa bisa melihat lampu-lampu kota berkelip lembut, menciptakan latar yang sempurna untuk malam yang penuh kehangatan ini.
Pelayan yang ramah menyambut mereka dengan senyuman, menawarkan menu yang menampilkan hidangan khas Prancis. Elisa terpesona oleh pilihan menu yang menggiurkan—dari escargot dan foie gras hingga berbagai jenis quiche dan ratatouille.
Ethan melirik Elisa. "Ada yang menarik perhatianmu?" tanyanya lembut.
Elisa mengangguk, lalu berdehem pelan. "Hmhmm... Ini sepertinya enak," ucapnya sambil menunjuk pada salah satu hidangan dalam menu.
Ethan tersenyum, kemudian membolak-balik menu sejenak sebelum menoleh ke arah pelayan. Dengan nada yang penuh keyakinan, ia berkata, "Bonsoir, nous aimerions commander quelques plats. Pour elle, je vais prendre le quiche lorraine et pour moi, le coq au vin. Et nous aimerions aussi une bouteille de votre meilleur vin rouge."
[Selamat malam, kami ingin memesan beberapa hidangan. Untuk dia, saya akan memesan quiche lorraine dan untuk saya, coq au vin. Dan kami juga ingin sebotol anggur merah terbaik Anda.]
Pelayan mengangguk, mencatat pesanan mereka dengan cepat. "Bien sûr, Monsieur. Je vais vous apporter votre commande dès que possible."
[Tentu saja, Tuan. Saya akan membawa pesanan Anda segera.]
Ethan tersenyum dan mengangguk. "Merci beaucoup."
[Terima kasih banyak.]
Pelayan pergi untuk menyiapkan pesanan mereka, sementara pandangan Ethan kembali pada Pelayan pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.
Ethan dan Elisa kembali dalam keheningan yang nyaman. Elisa melihat keluar jendela, terpesona oleh pemandangan kota Paris yang memancarkan pesona di bawah cahaya lembut lampu-lampu jalan. Matanya mengikuti jejak-jejak bayangan yang tercipta di jalanan, tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Sementara itu, Ethan tak melepaskan pandangannya dari Elisa. Dia mengamati setiap gerakan kecil yang dia buat—bagaimana matanya berkedip perlahan, bagaimana bibirnya melengkung tipis dalam senyuman ketika dia melihat sesuatu yang menarik di luar. Dengan suasana yang hangat di restoran dan lampu-lampu Paris yang bersinar lembut di malam hari, Elisa tampak sepenuhnya terpesona. Wajahnya yang bersinar oleh cahaya lilin dan refleksi lampu jalan menciptakan pemandangan yang indah. Ethan tidak ingin mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love (Indo Ver)
RomanceDark Series #1 - Friend to Lover - R21+ "Everything that's happened to her is a consequence of my actions. No words, not even the deepest apology, can express the depth of my regret. I wish I could undo it all, but I can't. All I can do is try to ma...