Selamat Membaca..!!!
"Ayo sayang, aku yakin kamu bisa.." lisa menggenggam tangan Jennie kuat, menyalurkan kekuatan. Air matanya menetes tersenyum mengangguk. Jennie mengatur nafasnya lalu mengejan kembali lebih kuat, mencengkram lengan Lisa. Walaupun nyeri Lisa akan tahan agar istri dan anaknya selamat.
"Ayo Jen, tarik nafas, dorong yang kuat.." instruksi dokter yuri di bawah sana. Menatap jennie. Dokter Yuri tampak cemas.
"A-aku gak kuat sayang.."
Mata Jennie tertutup, lisa khawatir menatap dokter Yeri. Air matanya meleleh melihat kondisi istrinya yang sangat lemah dan tak sadarkan diri.
"Kita harus operasi Lisa, Jennie udah gak sadar, harus di lakukan operasi untuk menyelamatkan keduanya.." dokter Yuri melepas kaos tangannya.
"Siapkan ruang operasi sekarang.." perintah dokter Yuri pada perawat yang menemaninya.
"Dokter tolong selamatkan istri dan anakku.." Isak Lisa menggenggam tangan Jennie kuat.
"Sayang, bangun, kamu harus kuat, demi anak kita, demi aku, demi ibu, kamu harus wujutin mimpi kita bersama hiks.."
"Lisa, biarkan kami membawa Jennie ke ruang operasi sekarang,.."
Lisa mengangguk mengikuti langkah dokter dan perawat yang mendorong brankar Jennie ke ruang operasi meninggalkan ruang bersalin
"Dokter jangan sampai Jennie merasakan sakit, bius aja, takut dia gak kuat nanti kalau tiba-tiba bangun.."
"Okay, tunggu disini kami akan lakukan semaksimal mungkin, sabar dan berdoa, semoga semuanya berjalan dengan lancar.." ucap dokter Yuri menutup pintu dan menyala lah Lampur berwarna merah di atas sana tanda operasi akan di mulai
Sementara mereka yang sedari tadi mengekor tak berani bertanya ada apa.
"Ada apa nak?? Kenapa jennie di bawa ke sini??"
Ibu Lisa dan teman-temannya menghampiri Lisa yang sedang menatap Jennie dari balik jendela kaca.
"Jennie gak sadar bu, Jennie pingsan, bagaimana kalau istri dan anakku gak selamat hiks.." lisa memeluk ibunya erat, rasa takut kehilangan menyeruak di dalam hati dan pikiran nya.
"Hust, jangan ngomong gitu, harusnya kita berdoa agar semuanya lancar,.." dengan pelan ibu lisa mengelus punggung Lisa dengan sayang meyakinkan anaknya jika semuanya akan baik-baik saja.
"Bener Lisa, gak boleh ngomong gitu,.." bambam, Wendi, irene, Joy, dan chaesoo tentu saja mereka ada di sana, mereka datang bersamaan beberapa menit yang lalu. Setelah somi mengatakan kalau Jennie di larikan ke ruang operasi.
"Sayang temenin ke kantin, beli makan buat mereka, pasti belum makan.." bisik bambam di telinga somi yang di jawab anggukan.
"Aku beli minum dulu yah, sekalian beli makan, kalian mau makan apa??" Bambam sudah berdiri diikuti somi. Mereka akan ke kantin bersama.
"Samain aja bam, biar gak repot,.." ucap jisoo
Bambam mengangguk dan berlalu ke sana.
"Bagaimana pelanggan studio??" Somi menautkan jarinya di sela jari-jari bambam. Berjalan beriringan ke kantin rumah sakit
"hari ini lumayan ramai, dan semuanya bisa di handle oleh karyawan di studio.." bambam melirik somi yang mengangguk.
"Kamu masih ada kerjaan??" Tanya bambam

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl, I Want Her (Jenlisa)
DiversosWARNING!!! FOLLOW + VOTE Silahkan di baca kali aja kalian suka yaa kan?? Dan yang GAK SUKA bisa di SKIP!!!! "Updatenya minimal seminggu sekali, kalaupun gak update dalam seminggu percayalah minggu depan bakal update, kalo gak update, minggu depannya...