Selamat Membaca..!!!
Pagi ini, matahari perlahan-lahan mulai terlihat, Lisa sudah bangun lebih dulu. Kepalanya terasa pusing. Lisa melihat sekitar, ini bukan di rumahnya. Mengingat kejadian semalam membuatnya bangkit dan mengambil kunci mobil yang tergantung. Lisa akan pulang walaupun kepalanya terasa sangat pusing. Sekali lagi Lisa melirik jam kini sudah jam 8 pagi sebelum akhirnya benar-benar menutup pintu apartemen yang pernah dia tinggali dengan bambam.
"Lisa, kamu pulang sayang, kamu dari mana hiks. Kamu gak tau aku nunggu kamu dari kemarin, kamu gak balik-balik hiks. Aku udah nyari kamu ke club, tapi kamu gak ada." Jennie terisak berjalan menghampiri Lisa dengan lelehan air mata yang membasahi pipinya. Wajahnya memerah, sangat kacau dengan mata bengkak akibat terus menangis di tambah lingkaran hitam yang artinya Jennie terjaga semalaman.
Lisa mengabaikan Jennie, terus berjalan ke dalam kamar di ikuti oleh Jennie yang terus memanggil namanya.
"Aku mau mandi, mau ke studio,."
Lisa berlalu ke dalam kamar mandi setelah mengatakan itu tanpa melihat jennie yang terisak duduk di ranjang. Melihat punggung Lisa yang kini menghilang. Sungguh, dia menyesal dengan kejadian dan ucapannya. Baru kali ini, Lisa pergi tanpa pamit, dan pulang pagi, baru kali ini pula lisa mengabaikan Jennie seperti ini, dan itu membuat jennie semakin menyesal dengan kecerobohan nya dan mulut lemasnya ini.
"Sayang, aku minta maaf, seharusnya aku gak raguin kamu, ak-u.. aku memang bodoh, maafin aku hiks.." Jennie memeluk Lisa dari belakang. Lisa yang tidak tega pun berbalik dan memeluk Jennie.
"Aku udah maafin kamu, sekarang kamu istirahat, aku harus ke studio.." ucap Lisa seadanya, Lisa tak mau berdebat, mencoba melupakan kejadian kemarin Walaupun dalam hatinya dia benar-benar lelah, tapi Lisa harus lebih banyak mengalah demi rumah tangga mereka.
"Gak... hiks, nanti kamu pergi lagi sama perempuan lain, aku gak mau.. aku gak mau hisk..." Jennie semakin memeluk Lisa begitu erat.
"Kamu istirahat, aku harus pergi.."
Jennie kembali menggeleng kuat mengencangkan pelukannya.
"Aku gak mau istirahat,. "
"Tapi kamu butuh istirahat.." ucap Lisa pelan menangkup kedua sisi wajah Jennie
"Aku istirahat, kalau kamu temenin aku, jangan pergi.."
Lisa tersenyum, mengangguk mengiyakan. Demi istrinya untuk tetap sehat, dalam keadaan apapun kesehatan istrinya adalah yang paling utama untuk saat ini.
"Naik ke sana,.." Jennie patuh dan duduk di sisi ranjang menunggu Lisa.
"Hiks, jangan pergi sayang .." isakannya kembali terdengar melihat Lisa berjalan ke arah pintu. Lalu tangisan nya kembali mereda setelah melihat Lisa hanya mengunci pintu dan memakai boxer milik nya. Bertelanjang dada naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya.
"Ayo, sini.."
Lisa menepuk sisi kosong di sampingnya membuat Jennie merangkak dan merebahkan tubuhnya. Memeluk pinggang Lisa yang lengannya di jadikan bantalan. Lisa yang telentang hanya mengelus tangan Jennie yang memeluk pinggangnya. Pikirannya kembali melayang.
Jennie berpindah kini naik ke atas tubuh Lisa dan memeluk Lisa, membawa kedua tangan Lisa untuk memeluknya. Hingga dirinya terlelap, berbeda dengan Lisa yang masih terjaga terus mengelus punggung Jennie agar tidurnya semakin nyenyak.
Lisa melirik ponselnya yang dia tinggalkan semalam. Mengambilnya dan mengirim pesan kepada para asisten pribadi nya. Yang bekerja di kantor dan juga di studio

KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl, I Want Her (Jenlisa)
RandomWARNING!!! FOLLOW + VOTE Silahkan di baca kali aja kalian suka yaa kan?? Dan yang GAK SUKA bisa di SKIP!!!! "Updatenya minimal seminggu sekali, kalaupun gak update dalam seminggu percayalah minggu depan bakal update, kalo gak update, minggu depannya...