Chapter 40

2.1K 252 7
                                    

Selamat Membaca..!!!














Hari demi hari yang mereka lewati, membuat hubungan mereka tampak romantis, setelah beberapa bulan belakangan, usia kandungan Jennie sudah masuk bulan ke 9, tinggal menunggu hari, anak mereka akan lahir. Semua pekerjaan Jennie di handle oleh Joy dan rosé, Lisa tidak membiarkan keduanya bertemu dengan Jennie jika itu urusan pekerjaan, Lisa mengambil alih semua pekerjaan istrinya, membuat istri nya tidak memikirkan banyak hal, itu bagus untuk kandungannya sekarang ini, terlebih lagi beberapa bulan terakhir Jennie sangat sensitif, membuatnya ekstra hati-hati, agar istrinya itu tidak kepikiran hal-hal yang membahayakan untuk calon anak mereka.

Pagi ini, Jennie sudah bangun lebih dulu, dan berkeinginan membuat sarapan untuk suaminya sendiri. Hal yang sudah lama tak ia lakukan. Lisa mengosongkan dapur agar istrinya leluasa, dengan sigap Lisa terus mengikuti langkah Jennie yang sudah seperti robot itu. Kedua kaki nya jika jalan akan terlihat seperti pinguin, dan memegangi pinggangnya. Sesekali Lisa terkekeh, melihat cara jalan Jennie yang sangat lucu, bahkan sekarang Lisa tertawa melihat Jennie yang berjalan. Perutnya yang semakin besar membuat langka nya menimbulkan tawa.

"Awas yah, ngeledekin aku terus kamu.." Jennie menghela nafas melirik Lisa yang mengikuti cara jalannya. Jennie terkekeh memperhatikan Lisa yang berjalan seperti dirinya.

"Kayak pinguin sayang, kayak gini.." Lisa terkekeh kembali berjalan kesana kemari mengelilingi meja makan. Jennie menggeleng lalu meletakkan makanan yang ia buat di atas meja.

"Aku kayak gini kan karena ulah mu, udah ih,.." bibir Jennie mengerucut mendudukkan dirinya dengan susah payah walaupun lisa membantu Jennie untuk duduk. Tetapi Lisa kembali mengelilingi meja makan dengan berjalan seperti Jennie.

"Sayang ih, lihat aja, anak kita lahir, gak ada jatah 3 bulan.." ancam jennie membuat Lisa langsung duduk di samping sang istri yang sudah merajuk. Mengingat sudah hampir 2 bulan Lisa tidak menyentuh istrinya, karena anak mereka yang aktif membuat Jennie ikut merasakan sakit karena tendangan-tendangan sang anak.

"Hehehe, gak sayang, bercanda, maafin yah, jangan dong, aku udah puasa 2 bulan loh, kasian sama senjata aku sayang, kangen sama rumahnya.." Lisa menghadap Jennie mengelus perut istrinya memperhatikan raut wajah Jennie yang menahan sakit bahkan menggigit bibir nya kuat, ketika sang anak banyak bergerak.

"Sakit yah, hey son, jangan terlalu semangat sayang, kasian mommy,.." Lisa dengan lembut mengelus perut Jennie mengajak sang anak untuk berbicara.

"Aakhh"

Jennie mencengkram tangan Lisa yang memegangi perutnya. Rasa sakitnya bertambah sakit.

"Kenapa sayang??"

"Pake nanya, ya sakit Lisa. Gimana sih.." kesalnya menatap tajam Lisa yang hanya tersenyum menggaruk ujung alisnya.

"Hehehe maaf sayang, yaudah ayo makan, aku suapin.." Lisa dengan telaten menyuapi Jennie lalu menyuapi dirinya sendiri. Bulan ini lisa memutuskan untuk stay di rumah menemani jennie, sampai anak mereka lahir dengan selamat.

"Aku ikut nanti yah, jemput ibu, aku kangen banget sama ibu.."

"Loh kita kan nunggunya di rumah aja, gak usah kita jemput di bandara..."

"Siapa suruh ibu gak mau naik jet pribadi, terus lanjut naik heli, kan bisa langsung mendarat di belakang rumah kita, langsung sampe lagi, gak kena macet, gak duduk lama-lama.." protes Jennie, dia maunya ibu mertua pakai jet pribadi yang di belinya 2 tahun yang lalu, dan setelah itu mereka membeli tanah di belakang rumahnya agar helikopter nya bisa mendarat langsung ke rumah.

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang