Chapter 44

1.8K 216 11
                                    

Selamat Membaca..!!!























Malam hari tiba, maid kini sibuk di taman belakang di bantu beberapa penjaga. Menyusun meja yang panjang dengan piring, sementara sisanya memasak di dapur, makanan utama. Selebihnya menyiapkan pembakaran, dan juga daging jangan akan mereka bakar. Joy dan Wendi datang lebih dulu, mereka sedang bermain dengan anak jenlisa. Yang sedang mereka gendong. Sementara orang tuanya masih di dalam kamar. Saling melumat bibir mereka bergantian. Dan meninggalkan banyak bekas di leher sang istri yang sejak tadi menggodanya. Terjadilah perang bibir yang tak mau kalah.

"Kamu bakal nyiksa aku kayak gini sayang.." bisik lisa di telinga Jennie. Lalu menjilat telinga istrinya yang kembali mengeluarkan desahannya sambil memeluk leher lisa. Mereka berada di dalam kamar mandi, sedang membersihkan diri, tapi juga memuaskan diri.

"Aku cuman rindu sama sentuhan kamu Daddy, udah lama kan, kangen banget aku tuh.." suara manja Jennie menyapa telinga nya dengan mata terpejam.

"Aku bahkan sangat merindukan mu sayang.." Lisa kembali menyapu bersih bibir Jennie, dengan kedua tangan meremas kedua payudara Jennie. Mencium seluruh bagian tubuh Jennie. Bahkan kini bibirnya sudah berada di payudara Jennie yang mengeras. Mengikuti cara anaknya menyusu pada Jennie.

"Jangan di gigit sayang.." jennie meremas rambut Lisa.

Lisa terus menjelajahi setiap inci tubuh istrinya yang dia rindukan. Dengan posisi berdiri jennie memegang knop pintu untuk menahan dirinya. Ketika Lisa sudah berjongkok untuk bermain dengan liang surganya.

"Aku akan pelan-pelan, atau mau duduk aja sayang??" Lisa melihat Jennie yang menggeleng menggigit bibirnya. Lisa tersenyum dia sangat tau kalau istrinya itu sudah tidak tahan. Dengan pelan, Lisa melebarkan kaki Jennie dan langsung mengajak lidahnya bermain isap menghisap, dan menjilat, begitu pelan dan lembut,

"Aahh enak sayang.."

Wajah Jennie mendongak meremas kepala Lisa yang bermain di bawahnya. Desahannya tak tertahan lagi, dia tidak peduli jika ada yang mendengar desahan nya. Karena kamar yang mereka tempati hanya kamar tamu, dan tidak kedap suara.

"Oouh yes Daddy, lebih dalam sayang aahh.."

Semakin lama, semakin cepat gerakan lidah Lisa di bawah sana. Sudah hampir 10 menit, dan akhirnya Jennie keluar, dengan tubuh yang lemas, tenggorokan nya terasa kering, detak jantungnya yang berdetak lebih cepat. Bahkan sangat cepat. Tanda dirinya sudah mendapat pelepasan pertamanya.

Lisa mengecup sebentar lalu berdiri kembali menyambar bibir Jennie, dan melumatnya, lisa menuntun tangan Jennie untuk menyentuh junior yang sudah mengacung dan mengeras. Jennie mengerti, dan melakukan tugasnya dengan mengurut begitu pelan, dan lembut. Lisa menuntun Jennie untuk duduk di kloset, dengan hati-hati penuh kelembutan, Lisa mendudukkan Jennie. Dan langsung menuntun Jennie untuk memegangnya kejantanan nya yang masih terasa sesak. Meminta untuk di lemaskan. Jennie tersenyum mengurut secara perlahan. Sesekali memasukkan nya kedalam mulut.

"Jangan sayang, kamu akan banyak bergerak, cukup pakai tangan mu saja, kamu udah sangat hebat.." puji Lisa mendongak setelah Jennie kembali mengurut junior nya.

Semakin lama, semakin cepat, Jennie mempercepat kocokan nya, desahan Lisa semakin menjadi, dan secara bersamaan cairan suaminya menyembur menyentuh payudara nya. Jennie tersenyum mendongak melihat Lisa yang menahan tubuhnya dengan menyentuh tembok. Lisa ikut tersenyum lalu mencium bibir Jennie dan kembali melepaskan nya. Mereka saling pandang, terhanyut dengan tatapan cinta keduanya.

Sementara di belakang, satu persatu teman-teman nya sudah bergabung. Bayi itu kini berpindah ke tangan sang Oma. Kini mereka semua sudah berkumpul ketika bambam dan somi datang, menunggu kedatangan jisoo dan someone, irene dan someone dan juga jenlisa.

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang