15. Lapangan Basket Sehabis Hujan

8 2 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Hari-hariku berjalan seperti biasa semenjak satu minggu Sebastian pergi.

Aku tidak merasa kehilangan sama sekali.

Agaknya karena aku sibuk belajar.

Pikiranku hanya terfokus pada persiapan ujian.

Seb juga tidak menghubungiku.

Mungkin di sana dia juga sedang sibuk.

Atau...

Ah, aku tak ingin berburuk sangka, toh hati manusia memang mudah berubah.

"Falla, Seb gak nelpon lo?"

Malam itu Justin dan Oliver datang.

Mereka membawa banyak makanan dan kami makan bersama di rumahku.

Pertanyaan Oliver aku jawab dengan gelengan.

Oliver tampak tertegun. Seperti tidak percaya.

Aku bahkan siap menunjukkan ponselku jika dia masih tidak percaya.

Namun, dengan tenang Oliver menyahut, "maaf ya Falla, Seb emang suka sibuk sendiri kalau udah di dunianya."

Kalimat Oiver seolah memberi pencerahan.

Seperti mengatakan bahwa Seb tidak akan melupakan diriku dan berpaling pada gadis lain.

Aku tak menyangkal jika aku merasa lega.

Sebab, sembilan belas tahun aku hidup meski enggan menaruh rasa percaya kepada kaum laki-laki, aku masih menoleransi mereka yang ingin dekat denganku.

Satu dua pergi begitu saja karena mereka mengira Justin adalah pacarku.

Satu lagi menghilang saat aku tak memberinya respon. Sementara satu lainnya pergi menyerah tak sanggup menunggu aku membalas perasaannya.

Apakah Seb berbeda?

Aku juga tidak tahu.

Ujian akhir semesterku tinggal dua hari lagi.

Seisi kelas dibebaskan tidak mengikuti ujian tertulis karena sudah menyelesaikan persentase kelompok dengan hasil yang memuaskan.

Sebagai gantinya, kami diberi tugas untuk meresume materi dari pertemuan pertama dan harus tulis tangan.

Materinya lumayan banyak dan harus dikumpul di hari terakhir ujian.

Aku baru menyelesaikan setengahnya, masih banyak poin-poin materi yang perlu aku resume.

Siang ini aku ingin mencari suasana baru.

Semalam, aku sudah menyelesaikan lima halaman dan aku enggan melanjutkannya di rumah.

Aku bosan.

Kira-kira ada sekitar enam halaman lagi.

Masih sangat amat banyak.

Suasana kafe yang lengang, cemilan manis dan kafein adalah perpaduan sempurna.

Aku semangat lagi.

Dalam sekejap tanganku bekerja lebih cepat.

Di luar dugaan aku bisa menyelesaikan resume hingga empat halaman.

Tulisanku jadi lebih rapi dan kecil-kecil.

Pengaruh suasana memang sangat penting dalam menggenjot semangat.

Aku menuju counter dan memesan es krim.

Di luar sedang hujan, namun sinar matahari tampak terik.

Hujan panas.

Aku menikmati es krimku sembari menatap rintik hujan di luar jendela.

Pelangi muncul di antara awan, warnanya tak begitu jelas namun cukup indah untuk kupotret dengan ponselku.

Suasana hatiku semakin bagus saja.

Aku meninggalkan kafe setelah es krimku habis.

Aroma hujan menguar begitu aku menjejakkan kaki di luar kafe.

Langit tampak begitu cerah.

Pelangi yang aku lihat tadi sudah menghilang.

Aku mulai melangkah santai meninggalkan kafe.

Kafe ini lumayan dekat dari rumahku.

Aku hanya perlu melewati lapangan basket dan minimarket lalu menyebrangi jalan dan sudah sampai di rumah.

Suara pantulan bola terdengar jelas saat langkahku semakin dekat dengan lapangan basket.

Bola oranye itu memantul di tengah lapangan.

Ada seseorang di sana.

Langkahku terhenti, menatap ke arah lapangan.

Aku penasaran siapa yang ada di sana.

Selarik cahaya matahari membuatku silau.

Pantulan sinar matahari yang jatuh pada genangan air di tengah lapangan membuat aku harus menyipitkan mata.

Aku kembali melangkah, agak ke depan hingga sampai di sisi pagar kawat yang terbuka.

Aku terdiam sesaat menyadari seseorang yang bermain basket di sana adalah sosok yang aku kenal.

Dia Sebastian.

Sosoknya tampak berbeda. Dia terlihat bersinar karena selarik sinar matahari jatuh tepat di atas kepalanya.

Aku tak bisa menahan senyum.

Seakan ada yang menggelitik di perutku.

Aku berjinjit sembari mengangkat tangan tinggi-tinggi lalu menggoyangkannya sembari berseru, "Sebby!"

**

Date : 8 April 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 8 April 2023

Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang