**
To Justin :
Justin, ada yang mau gue ceritain!From Justin :
Apa?
Ada gosip baru ya soal temen sekelas lo yang pacaran sama si dosen tua itu?Aku mengulum bibir. Menahan tawa.
Semua hal yang terjadi selalu aku ceritakan pada Justin.
Dia adalah sepupu dari pihak ibu tiriku.
Aku menganggapnya sebagai Kakak laki-laki, meski dulu ia sangat membenciku.
Namun, sekarang ia bagai tempat berkeluh kesahku nomor dua setelah ayah kandungku.
To Justin :
Bukan itu sih, tapi gue jadi punya obrolan baru wkwkwkYang mau gue ceritain tuh soal si Kevin, hari ini dia ngasih gue bunga mawar. Liat deh /send a photo/
Aku mendesah pelan.
Melirik sekilas bunga mawar di dalam laci, lalu aku mendorongnya agar masuk jauh ke dalam laci.
Aku enggan melihatnya.
Tidak ada yang salah memang dengan Kevin. Dia tinggi dan tampan, salah satu pemain basket di kampus.
Dia satu tingkat di atasku. Wajahnya yang oriental mengingatkan aku dengan salah satu aktor Asia yang terkenal.
Namun, dia tipe cowok friendly, gampang berbaur, suka berpesta, dan punya banyak teman yang rata-rata anak tongkrongan.
Dua yang terakhir termasuk tipe cowok yang harus aku hindari.
Aku tidak ingin dinilai begini begitu oleh teman-temannya dan dibanding-bandingkan.
Hidup dengan mendengar apa kata orang itu memuakkan.
Jadi, daripada aku terjun masuk ke dunianya, lebih baik menolak dan mundur teratur, menjauh.
Coklat yang kemarin aku dapat saja sengaja aku tinggalkan di kantin.
Lalu, sekarang setangkai bunga mawar akan bernasib sama.
Aku akan meninggalkannya di laci meja kelas.
Setelah dosen di depan mengakhiri kelas, aku bergegas merapikan barang-barangku.
Lantas, saat memilih untuk lewat pintu belakang atau depan, tiba-tiba saja sosok Kevin tampak.
Tingginya membuat kepalanya terlihat jelas di jendela.
Aku langsung menutup wajah bagian samping dengan tas dan melangkah tergesa menuju pintu lantas aku berlari sekencang mungkin sampai di ujung lorong.
Aku harap dia tidak melihatku.
**
"Jadi kali ini lo ninggalin bunganya di laci meja kelas?" tanya Justin mengonfirmasi curhatanku.
Aku mengangguk pelan seraya memutar kursi untuk menghadap Justin.
Perhatianku teralih melihat seonggok besar tubuh seseorang di atas kasur Justin. Rambut pirangnya menyembul dengan seluruh badan ditutup selimut.
"Dia Reggie," ujar Justin memberitahu tanpa aku tanya.
Reggie adalah teman satu rumah Justin. Ada dua lagi namanya Oliver dan Sebastian. Mereka berdua adalah kakak beradik.
"Gue harus gimana lagi? Gue ngerasa kayak rusa yang jadi mangsa predator tau gak, tiap keluar kelas harus celingak celinguk dulu liat situasi abis itu kabur, lari sekenceng-kencengnya."
Justin tergelak.
"Satu-satunya cara adalah menghadapinya Falla."
Aku memiringkan kepala tak mengerti.
"Menghadapinya dengan menerima semua pemberian darinya? Begitu?"
"Bukan." Justin menggeleng.
"Terus?"
"Temuin dia dan bilang kalau lo gak suka sama dia."
"Tapi, dia gak pernah bilang suka ke gue Justin!"
"Kalau gitu," Justin diam, tampak berpikir. "Temuin dia terus pura-pura nanya kenapa dia ngasih lo coklat sama bunga."
"..."
"Abis itu kasih tau ke dia kalau lo gak nyaman sama apa yang dia kasih ke lo."
**
ebastian Moy as Seb as Sebby
Date : 11 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)
FanficCompleted/Tamat [Fanfiction About Sebastian Moy] Di bawah cahaya jingga matahari sore, angin yang bertiup lembut memainkan helai rambut, dia menarik kedua ujung bibir membentuk senyuman. Tampan. Sungguh, dia tampan sekali. Namanya Sebastian Moy, ata...