22. Hal yang Paling Seb Benci

8 2 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Sebby!"

Aku berlari kecil ke arah Sebastian yang sudah menunggu.

Dia benar-benar menjemputku.

Kali ini cowok itu tidak memakai pakaian mahal seperti tempo hari.

Dia berpakaian normal dan sudah menghapus riasannya.

Aku menghambur memeluknya.

"Gue suka panggilan itu, coba ulang!"

"Sebby!"

Seb tergelak.

"Mau langsung pulang atau mau pergi makan dulu?"

"Pergi makan kemana?"

"Ada tempat makan enak, lo pasti suka."

Tempat makan yang Seb maksud ternyata sebuah restoran keluarga milik Jo.

Aku sudah pernah menyinggung soal Jo lebih awal bukan?

Selain pekerjaan ke dua orang tuanya yang beken, mereka juga punya bisnis di dunia kuliner salah satunya adalah sebuah restoran keluarga.

Restoran ini sudah lama ada, namun yang aku kunjungi dengan Seb kali ini adalah cabang yang baru buka.

Seb sudah memesan tempat, kami tinggal menunggu makanan yang sudah Seb pesan lebih awal.

"Gimana hari ini?" tanya Seb.

"Hari ini ya?" beoku.

Aku jadi teringat kalau belum sempat bicara pada Jo perihal aku yang sudah punya pacar.

"Biasa aja, hari ini tuh lumayan hectic, tapi untungnya gak ada tugas terus aku kaget banget pas tau pacar temen aku selingkuh."

Seb diam menyimak. Ia menaruh atensi penuh padaku. Sesekali tangannya terulur menyentuh helai rambutku.

"Selingkuh kenapa?" tanyanya membuat aku menceritakan seperti yang Kalia ceritakan padaku.

Seb diam saja tak menanggapi. Ia lalu menopang dagunya dengan tangan di atas meja, sambil menatapku lamat.

"Padahal mereka udah pacaran lama loh, dua tahun kalau gak salah, masa tiba-tiba aja dia bisa selingkuh gitu, gila deh tuh cowok."

"..."

Tiba-tiba aku ingin menanyakan sesuatu pada Seb namun urung.

Perhatianku teralih pada Jo yang muncul di pintu restauran.

Posisi kami duduk adalah di sudut ruangan yang satu garis lurus dengan pintu.

Jika Jo mengalihkan pandangannya sedikit saja, ia akan menyadari keberadaanku.

Namun, cowok itu tampak sibuk bicara dengan seseorang yang aku asumsikan sebagai Ibunya dilihat dari pakaian dan gaya rambutnya.

Aku sering melihat Ibunya Jo wara wiri di televisi membawakan acara fashion.

Semoga saja ia tidak bisa melihatku.

Karena rasanya akan canggung jika esok kami bertemu di kampus.

Karena, aku belum sempat memberitahu Jo perihal aku sudah punya pacar.

"Ngeliatin apaan sih?" Seb jadi kepo.

Ia menoleh ke belakang.

"Gak papa," ujarku sembari memegang kedua pipi Seb agar menatap ke arahku lagi.

Seb tiba-tiba tersenyum, lantas meraih satu tanganku dan menciumnya.

Astaga, kenapa dengan tingkah Seb yang lebay itu pipiku malah memanas.

Hidangan kami pun datang, kami lantas makan dengan tenang.

Aku tak melihat Jo lagi beberapa menit kemudian hingga aku dan Seb selesai makan.

Sampai kami meninggalkan restoran pun aku tidak mendapati sosoknya.

Yah, semoga saja dia tidak menyadari keberadaanku.

Aku jadi was-was.

"Sebby, aku boleh nanya?"

"Nanya aja Fal, kenapa harus izin dulu sih?"

Aku nyengir.

"Apa sih yang paling kamu benci?"

Seb menoleh ke arahku, agaknya ia terkejut dengan pertanyaanku barusan.

"Kenapa tiba-tiba nanya itu?"

"Gak tau, aku tiba-tiba kepikiran."

"Hmm, aku paling ga suka dibohongin. Kalau nanti ada sesuatu yang terjadi di antara kita, aku harap kamu jujur aja, aku juga bakalan jujur sama kamu."

"Meskipun itu kebohongan untuk kebaikan?"

Seb terkekeh pelan.

"Gak ada kebohongan untuk kebaikan bagi aku Falla, yang penting itu kejujuran kan?"

**

Date : 23 April 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Date : 23 April 2023

Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang