12. Termakan Rasa Cemburu

8 2 0
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Justin lo ada di dalam?"

Aku mengetuk pintu kamar Justin.

"Masuk aja Falla."

Suara bising dari speaker yang disambung pada perangkat komputer membuat aku tersentak.

Di layar komputernya, Justin sedang bermain game tembak menembak.

"Kencang banget deh suaranya."

Aku protes.

"Bentar Falla, gue mau menang!"

Benar saja dua menit kemudian layar komputer dipenuhi bintang emas dan tulis 'you win' besar-besar.

"Kenapa?" tanya Justin sembari memutar kursinya menghadap ke arahku.

"Seb bakal ngedate hari ini sama salah satu senior gue."

"..."

"Padahal kemarin dia kasih gue ini."

Aku menunjukkan gelang dengan aksen kupu-kupu kecil di pergelangan tanganku.

Justin menggosok pelipisnya, menopang tangan di atas meja dan menatapku penuh selidik.

"Lo cemburu?"

"Gue?" tunjukku pada diri sendiri.

Justin mengangguk.

Aku menggeleng.

Justin mengangguk lagi.

Aku pasrah, ikut mengangguk.

Kontan, Justin tergelak.

"Ah, akhirnya lo ngaku juga."

Aku berdecak.

Pipiku memanas. Aku berkaca pada kamera komputer Justin dan menemukan kedua pipiku yang memerah.

Tawa Justin makin kencang.

"Sore ini kan date mereka?"

"Heem."

"Sekarang udah setengah lima Falla, lo harus cegah Seb pergi."

Aku sangsi bisa melakukan itu.

"Gimana caranya?"

Justin mengerang sembari menepuk keningnya.

"Astaga! Tahun ini lo udah 19 tahun, masa gue harus ngajarin soal ini lagi?"

Aku cemberut.

Menatap pintu kamar Seb yang berada di ujung lorong lantai dua.

Aku tak berani mengetuk pintunya.

Langkahku semakin dekat, apa yang aku lakukan ini benar?

Tapi jujur aku tidak ingin Seb pergi ngedate dengan Karin.

Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang