**
Hari ini hujan turun begitu deras. Aku masih di rumah sedang bersiap.
Kelasku dimulai pukul dua belas tepat. Sekarang jam menunjukkan pukul sebelas.
Seb bilang dia akan menjemputku dan pergi kerja setelah itu.
Aku sudah menyiapkan dua cream pasta untuk makan siang. Cream pasta hangat tentunya akan membuat perut hangat di cuaca dingin karena hujan seperti ini.
Bel pintu depan berbunyi, aku bergegas melangkah dan menarik Seb masuk.
Baju bagian pundaknya sedikit basah, anak rambutnya menitikkan air.
"Maaf ya kamu jadi basah begini,"
"Gapapa Fall."
Ia mengusap pipiku, tangannya terasa dingin. Aku lantas meraih tangannya dan menggenggamnya supaya tangannya hangat kembali.
"Aku masak cream pasta buat kamu, kita makan dulu ya."
Seb berseru senang, ia melangkah cepat membuat aku jadi berlari kecil karena tangan kami masih bertaut.
Aku menyukai reaksinya dan merasa bangga saat Seb makan dengan lahap.
"Rasanya gimana?"
"Enak! Enak banget!"
Sesi makan kami berlangsung cepat.
Seb harus segera pergi kerja dan aku juga harus segera ke kampus.
Kalia sudah menungguku.
Hari ini kami akan presentasi bersama, tugas kelompok yang dikerjakan berdua.
Awan gemuk kelabu menggantung pekat di atas puncak atap gedung kampus.
Aku menatap jerih, menebak-nebak berapa banyak kandungan air di dalam awan gemuk tersebut.
"Aku turun ya," aku menoleh pada Seb, mencium pipinya sekilas dan bersiap turun.
Namun, Seb menahan tanganku.
Aku meliriknya dan mengigit bibir mendapati telunjuk Seb menunjuk bibirnya sendiri.
Dia minta dicium di sana.
"Harus ya?" tanyaku iseng.
Seb cemberut. Lalu memalingkan wajah.
Hal tersebut tampak menggemaskan, aku lalu meraup wajahnya dan menciumnya tepat di bibir.
"I love you Sebby," ujarku sebelum cepat-cepat keluar mobil.
Aku yang mencium, aku yang salah tingkah.
Ah, sudahlah.
Gedung kampus terasa hangat, ramai dengan satu dua orang yang hilir mudik di lorong.
Aku melangkah cepat menuju ruang kelas, Kalia sudah menunggu di sana.
Suara tawa renyah terdengar. Itu suara Kalia dengan seseorang. Ku tebak sih dia Jo.
Benar saja tebakanku.
"Falla sini!" seruan itu berasal dari Jo, dia memanggilku sesaat aku baru melongokkan kepala di pintu kelas.
"Kak Jo bakal gabung di kelompok kita Fal, dia gue suruh buat presentasi di bagian akhir, gapapa kan?"
Aku melirik Kalia, kenapa tiba-tiba saja seenaknya mengambil keputusan sepihak begitu?
Namun, sebelum aku sempat mengajukan protes.
Jo buru-buru menyahut, "gue bakal jawab semua pertanyaan jebakan dari Jeje, gue tau banget tipikal orang kayak Jeje dan pertanyaan yang bakal dia tanyain."
Ah, soal Jeje. aku kalah telak.
Jeje adalah salah satu mahasiswa tercerewet dan cerdik dalam memberikan pertanyaan menjebak tiap presentasi diadakan.
Sogokan itu tentunya tidak bisa aku tolak. Aku setuju dengan cepat dan kami mulai belajar presentasi sebelum mahasiswa lain datang.
"Makasih banyak Kak Jo, berkat kakak kita bertiga bisa dapet nilai A," aku mangatakannya dengan sungguh-sungguh.
"Bener! Mukanya si Jeje sepet banget. Puas gue liat dia kalah kali ini." Kalia tergelak puas, tawanya terdengar nyaring tanpa peduli yang menjadi bahan tertawaan mengamuk marah membanting pintu.
"Eh, masih ada orangnya ya?" tanya Kalia cepat, baru tersadar.
"Udah keluar, mampus lo dia marah banget."
"Biarin, dia di dorm juga gak punya temen, nyebelin sih jadi orang. Siapa juga yang mau temenan sama orang kayak dia."
Aku meringis pelan. Teringat ada orang yang pernah mengatakan hal yang sama seperti itu padaku dulu.
"Kak Jo kita makan dulu yuk ke kantin! Gue yang traktir pokoknya!" Kalia mengamit lengan Kak Jo, menyeret cowok itu bersamanya segera keluar kelas.
Aku hanya bisa tergelak dan merasa lega melihat Kalia sudah tidak sedih lagi selepas kisah cintanya yang berakhir mengenaskan.
**
Date : 28 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)
FanfictionCompleted/Tamat [Fanfiction About Sebastian Moy] Di bawah cahaya jingga matahari sore, angin yang bertiup lembut memainkan helai rambut, dia menarik kedua ujung bibir membentuk senyuman. Tampan. Sungguh, dia tampan sekali. Namanya Sebastian Moy, ata...