**
Setelah memastikan empat cowok itu berbelok di ujung jalan, aku lantas masuk ke dalam kosan.
Aku memastikan pintu depan tertutup rapat sebelum melangkah menuju tangga.
Biasanya, di tengah malam urusan pintu depan dipegang oleh penghuni lantai satu.
Terkadang tidak dikunci, karena keamanan di area sekitar sudah terjamin.
Aku menengok ke kanan dan kiri sebelum naik tangga.
Area lantai satu lengang, agaknya semua penghuni sudah tidur.
Ada tiga kamar di lantai satu.
Sementara di lantai dua hanya ada dua kamar dan balkon luas untuk menjemur pakaian.
Aku langsung menuju tangga sembari memainkan ponselku.
Ada pesan masuk dari Justin.
From Justin :
Gimana rasanya makan sepiring berdua bareng Seb?To Justin :
Mau sampai kapan lo ngejodohin gue sama Seb, Justin?
Reggie juga ikut-ikutan lagi.From Justin :
Semua orang udah tau kalau Seb suka sama lo FallaAstaga,
Kenapa harus Sebastian?
Aku kembali menyakukan ponsel seraya menghela napas pelan.
Aku tidak menyukai Sebastian lebih dari teman.
Sungguh.
Sembari melangkah, aku menyadari area lantai dua yang gelap.
Lampu lorong lantai dua mati, aku meraba pegangan tangga menuju seklar lampu.
Lampu kuning di lorong lalu menyala, saat itulah aku mendapati tetesan cairan merah di lantai.
Aku berjongkok, mencolek cairan merah tersebut dengan ujung jari dan mendekatkannya ke hidung.
Memastikan apakah itu darah atau bukan.
Ternyata hanya cat.
Aku rasa gadis yang menghuni kamar di sebelah kamarku tak sadar cat airnya menetes.
Aku akan mengatakannya besok saat bertemu.
Aku lantas segera mandi dan memakai piyama.
Saat sibuk mengeringkan rambut, tiba-tiba pintu kamarku diketuk.
Aku jadi waspada.
Di jam segini, jarang sekali ada yang mengunjungi kamarku.
Aku mengambil ponsel di atas meja dan memasukkannya ke dalam saku celana piyama.
Lantas, aku melangkah pelan menuju pintu.
Melangkah begitu pelan.
Memastikan langkah kakiku tak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)
FanficCompleted/Tamat [Fanfiction About Sebastian Moy] Di bawah cahaya jingga matahari sore, angin yang bertiup lembut memainkan helai rambut, dia menarik kedua ujung bibir membentuk senyuman. Tampan. Sungguh, dia tampan sekali. Namanya Sebastian Moy, ata...