**
Agaknya pertanyaan randomku semalam yang menanyakan hal yang dibenci Seb berubah menjadi kenyataan hari ini.
Awalnya, aku tak menyadari jika Seb akan menjemputku.
Kelasku berakhir jam empat sore.
Jo tiba-tiba mengajak pulang bersama.
Karena Seb tidak memberitahuku soal ia akan menjemput atau tidak hari ini, aku mengiyakan ajakan Jo.
Karena, aku juga perlu memberi jawaban padanya.
Kami singgah sebentar di kedai es krim, Jo membelikan ku es krim.
Sembari menunggu, kami duduk-duduk di bangku panjang depan kedai.
Aku masih menimbang soal jawaban yang akan aku berikan, saat tiba-tiba Jo memulai lebih dahulu.
"Gue udah tau jawaban lo Fall, jadi hari ini gue pengen ngedate terakhir bareng lo."
Aku terhenyak.
Lantas, menebak-nebak dari mana Jo bisa tahu tanpa aku beritahu.
"Kemaren gue liat lo makan bareng cowok di resto, gue waktu itu ngejemput nyokap di sana. Yah, gue liat lo berduaan dan keliatan deket banget. Jadi, gue narik kesimpulan kalau kalian baru aja jadian karena waktu gue ngajak lo pacaran, lo gak kasih jawaban ke gue langsung. Gue pikir waktu itu lo lagi nunggu tu cowok?"
Tebakan yang benar-benar tepat.
Aku mengerjap tak percaya. Jo punya intuisi yang kuat.
Saat itulah sebuah sedan hitam melintas.
Dari sekian banyak mobil sedan di kota, aku tak menyadari jika mobil itu adalah milik Seb.
Karena, jujur saja aku tak pernah tahu merek mobil atau pun nomor plat mobil cowok itu.
Aku baru sadar saat aku mendapati pesan chat dari Seb setibanya aku di rumah.
From Seb :
Gimana hari ini Fall? Seru gak abis makan es krim bareng cowok lainTanganku langsung tremor.
Aku terpergok selingkuh?
Tapi kan, aku tidak selingkuh.
Apa menerima tawaran es krim gratis adalah sebuah dosa?
Aku tak tahu harus membalas apa saat pesan baru dari Seb masuk.
From Seb :
Aku mau denger penjelasan kamu Fall, aku paling benci dibohongin. Aku di depan rumah kamu sekarangAku bergegas keluar.
Debum pintu mobil di tutup terdengar bersamaan dengan sosok Seb keluar dari mobil.
Ia menatapku lamat, lurus-lurus hingga aku berada di hadapannya.
Seb cuma diam. Aku rasa aku harus bicara.
"Maaf,"
"..."
"Dia senior aku yang baru balik dari Kanada. Kita lumayan deket jadi tadi itu dia ngajak aku makan es krim, ditraktir, masa aku nolak traktiran orang?"
Seb menghela napas.
Tatapannya masih tertuju padaku.
Apa aku juga harus jujur soal Jo yang mengajakku pacaran?
"Ada lagi?"
Aku masih menimbang apa aku harus mengatakannya atau tidak.
"Falla, kenapa diem aja?"
Seb memegang daguku.
Membuat wajah kami sejajar.
Sorot matanya terlihat sendu.
Aku jadi merasa bersalah.
Aku lantas memilih untuk memberitahu Seb.
"Maaf Sebby, dulu sebelum dia ke Kanada, aku sama dia lumayan deket, pas dia balik ke sini, dia nembak aku."
Sorot mata Seb masih sama.
Aku jadi gugup untuk melanjutkan.
"Dia nembak aku di kampus sebelum kita jadian, beberapa jam sebelum kamu ke rumah aku. Jadi tadi itu aku pengen kasih tau dia kalau aku udah punya pacar. Tapi, ternyata dia udah tau sendiri pas liat kita di tempat makan kemaren. Terus dia minta buat hari ini aja aku sama dia ngedate bareng. Maaf, karna gak bilang sama kamu. Maaf Sebby, aku udah bohongin kamu."
Akhirnya aku jujur.
Aku menutup mata tak berani menatap Seb.
Hela napas Seb terdengar, cowok itu melepas tangannya dari daguku.
Ibu jarinya terasa menyentuh permukaan bibirku.
Karena itu aku refleks membuka mata.
"Makasih udah jujur, aku sayang kamu Falla," ujarnya sebelum mencium bibirku.
**
Date : 26 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi & Hujan at Fall - Sebastian Moy (✔)
FanfictionCompleted/Tamat [Fanfiction About Sebastian Moy] Di bawah cahaya jingga matahari sore, angin yang bertiup lembut memainkan helai rambut, dia menarik kedua ujung bibir membentuk senyuman. Tampan. Sungguh, dia tampan sekali. Namanya Sebastian Moy, ata...