Apa itu cinta? Apa itu mungkin?Ziara mencintai Fathan?
Tidak! Ziara segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak mungkin ia menyukai gurunya sendiri, apa lagi menyukai seorang guru yang sangat menyebalkan.
Apa mungkin hanya sedikit sentuhan yang di sengaja bisa membuatnya jatuh cinta?
'Gak, Ziara. Gak mungkin kamu suka sama pak Fathan.'Batinnya.
Drttt.....
Ziara menatap layar ponsel Fathan bergetar yang mendapatkan panggilan masuk dari kontak bernama Audrey. "Hmm. Pak, ada panggilan masuk," ujarnya memberitahu pada Fathan.
Fathan membalikkan badannya yang tadi tengah berpura-pura mencari buku di dalam lemari. "Siapa yang telepon saya?"
"Kalau di liat dari namanya Audrey, Pak."
Fathan terserentak. "Apa pesan masuk yang kamu bilang penting itu dari Audrey?"
Ziara mengangguk kecil. "Iya, Pak."
Fathan buru-buru mengambil ponselnya, bukan untuk menjawab telepon tersebut. Namun untuk mengecek pesan masuk apa yang Audrey kirimkan padanya. Pupil matanya sedikit membesar setelah membaca pesan tersebut. "Apa saja yang kamu baca dari pesan Audrey? tanyanya sedikit panik.
"Itu, Pak. Bagian kalau pesannya gak di balas mau datengin ke sekolahan," jawab Ziara berbohong.
"Apa hanya itu saja yang kamu baca?" tanya Fathan meyakinkan.
Ziara mengangguk cepat. "Iya, Pak."
Fathan langsung bernafas lega, syukurlah Ziara tidak membaca pesan Audrey yang mengatakan tentang ia menyukai murid didikannya sendiri. "Oke, jika kamu sudah selesai mengerjakan tugasnya kamu boleh langsung ke kelas. Saya angkat telepon dulu," pesannya menelpon balik Audrey sambil keluar dari ruangan.
Entah mengapa Ziara sedikit merasa sedih melihat Fathan meninggalkannya sendirian. Namun, ia langsung memukul kepalanya pelan.
'Ziara apan sih, udah ah gak usah di pikirin.' Batinnya.
Ziara bangun dari duduknya sambil merapihkan alat tulisnya karena memang tugasnya sudah selesai di kerjakan. Kemudian, ia segera keluar dari ruangan Fathan. Saat ia telah di luar ia tak melihat satu pun murid atau guru.
'Pak Fathan angkat teleponnya dimana?' Batinnya bertanya karena tak menemukan keberadaan Fathan.
Tak berfikir panjang Ziara segera berjalan ke kelasnya.
Semua mata langsung tertuju pada Ziara saat ia memasuki kelas yang hening karena tengah sibuk menyalin materi di papan tulis.
Shasa yang menulis di papan bor langsung senang melihat Ziara kembali. "Zia!" teriaknya memeluk Ziara dengan erat. "Kangen," ungkapnya membuat Ziara terkekeh kecil.
"Ada-ada aja kamu, Sha."
Shasa melepaskan pelukannya. "Sha, tau gak siapa orang yang ambil buku kamu," serunya memberitahu sambil melirik sinis pada Melani dan Kirana.
"Siapa?" tanya Ziara penasaran.
"Tuh!" tunjuknya hanya menggunakan kode dari lirikannya.
Ziara mengikuti lirikan sengit Shasa, ia bingung siapa yang di maksud Shasa namun sepertinya menunjuk Melani atau Kirana.
Melani memutar matanya malas. "Basi."
"Ngomong apa lo barusan?!" lontar Shasa dengan nada keras.
"Apa lo! Ribut sini!" tantang Melani kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMBAAN GURU TAMPAN
Teen Fiction[Cerita penuh dengan keuwuan.]❤️ "Fathan memang bukan ustadz, Ummi. Tapi insyaallah, bisa menjadi imam yang baik untuk Ziara." _Elfathan Barwyn Atharic. Pada usia 20 tahun Elfathan Barwyn Atharic mahasiswa semester 5 jurusan manajemen. Dia ditawari...