Satu minggu berlalu.Ziara dan Fathan kembali ke Jakarta. Selama menghabiskan waktu bersama satu minggu ini, rasa cinta dari keduanya tumbuh semakin besar.
Fathan memeluk erat tubuh sang istri di dalam taxi yang sebentar lagi sampai ke rumah orang tuanya.
"Pengantin baru ya, Mas?" tanya supir taxi.
Fathan tersenyum kecil. "Iya, Pak. Baru semingguan nikah."
"Pantas, lengket banget."
Fathan dan supir taxi tertawa bersama. Sedangkan Ziara tersipu malu, dan menyembunyikan wajahnya ke dalam jaket jeans sang suami yang tidak terkancing.
"Ini benar rumahnya, Mas?" Supir tersebut memastikan saat menghentikan mobil di depan rumah berpagar besi abu-abu.
"Betul, Pak. Terima kasih ya, ini uangnya." Sebelum keluar Fathan memberikan selembar uang berwarna merah pada supir.
"Bentar, Mas. Kembalinya," tahan sang supir karena sudah mulai Fathan dan Ziara keluar mobil.
"Ambil aja, kembalinya, Pak." Fathan menolak sisa uang kembaliannya. Itung-itung sedikit membantu untuk supir
itu membeli makan siang."Wah, makasih banyak ya, Mas."
"Sama-sama."
"Saya bantu turunin kopernya."
"Jangan, Pak. Biar saya saja."
"Baik, Mas." Supir tersebut hanya menekan tombol untuk membuka bagasi.
Fathan jalan ke belakang mobil untuk membuka bagasi, sedangkan Ziara tengah jongkok di depan gerbang rumah sambil memperhatikan Fathan menurunkan 3 koper dan beberapa paper bag kecil. Mereka cukup banyak membawa oleh-oleh untuk semua keluarga.
"Makasih, Pak."
"Yok! Saya duluan!" Supir mulai kembali menyalakan mesin mobil.
"Siap!" balas Fathan sambil mengacungkan jempol tangan kirinya.
"Aku bantuin." Ziara berdiri mengambil satu koper kecil.
"Aku aja yang bawa semuanya."
"Gak apa-apa. Lagian gak berat, Mas."
"Yaudah."
Tak selang lama satpam yang baru tersadar atas kehadiran mereka langsung membukakan gerbang untuk mereka masuk. "Siang, Pak, Bu," sapanya setelah gerbang terbuka.
Fathan tersenyum ramah. "Siang, abi sama umi ada di dalam, Pak?"
"Ada, Pak. Kebetulan baru pulang abis dari pengajian." Satpam menjelaskan. "Sini, Pak. Biar saya yang bantu bawakan kopernya." Dia mengambil alih koper yang di pegang oleh Fathan.
"Terima kasih."
Fathan meraih tangan kanan Ziara untuk di genggaman. "Sini kopernya," pintanya langsung mengambil alih koper yang di bawa Ziara. Kemudian, jalan masuk ke dalam rumah sambil tangan kirinya menggenggam tangan Ziara dan tangan kiri menarik koper.
Satpam mengikuti mereka dari belakang.
"Assalamualaikum," salam mereka berdua serempak saat baru saja masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam." Terdengar sahutan Zulta dari lantai dua yang berjalan menghampiri mereka berdua.
"Saya simpan disini ya, Pak," ujar satpam menaruh koper di samping di belakang sofa.
"Iya, makasih, Pak."
"Saya permisi." Satpam tersebut segera beranjak keluar rumah setelah berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMBAAN GURU TAMPAN
Подростковая литература[Cerita penuh dengan keuwuan.]❤️ "Fathan memang bukan ustadz, Ummi. Tapi insyaallah, bisa menjadi imam yang baik untuk Ziara." _Elfathan Barwyn Atharic. Pada usia 20 tahun Elfathan Barwyn Atharic mahasiswa semester 5 jurusan manajemen. Dia ditawari...