05 - Kehilangan Buku Tugas.

5.1K 328 0
                                    

Ziara orang yang pertama kali masuk ke dalam kelas. Jam dinding menunjukkan pukul 06:45, tetapi sekolah masih sangat sepi. Mungkin karena sedikit gerimis membuat teman sekolahnya datang terlambat hari ini, karena hampir 80% siswa-siswi mengendarai sepeda motor ke sekolah.

Shasa memeluk dirinya sendiri sambil jalan ke dalam kelas. "Eh, ada Zia." Ia sedikit terkejut saat melihat hanya ada Zia yang sudah duduk santai di kursinya.

"Hai, Sha?" sapa Ziara sambil mengembangkan senyumannya.

"Hai, Ra," balas Shasa sambil duduk di samping Ziara kemudian menyimpan tasnya di belakangnya. "Eh iya, Ra. Tugas aku belum selesai semua gara-gara kelamaan scroll tik tok tadi malam, boleh gak aku liat punya kamu?" lanjutnya sangat berharap Ziara mau berbagi jawaban tugasnya.

"Boleh, kamu liat aja." Ziara segera membuka tasnya kemudian memberikan buku tugas bahasa Inggrisnya pada Shasa.

"Uuuu, thank you sahabat baik ku." Shasa bersorak senang karena Ziara sudah berbaik hati padanya.

Ziara tertawa kecil mendengarnya. "Iya-iya."

2 siswi masuk kelas yaitu Melani dan Kirana mereka nampak terkejut melihat Ziara dan Shasa sedang mengerjakan tugas. Mereka yakin jika Ziara dan Shasa mengerjakan tugas dari Fathan.

"Heh! Ngapain di kerjain sih? Kan gue udah bilang jangan di kerjain, ngeyel banget!" marah Melani karena sudah mengirimkan pesan tadi malam di grup kelas untuk sepakat satu kelas tidak mengerjakan tugas dari Fathan.

"Dih suka-suka kita lah, emang you siapa nyuruh-nyuruh kita? Pak Fathan aja nyuruh di kerjain kok lu ngelarang?" balas Shasa sinis.

"Dih awas lo berdua!" Melani pergi ke meja miliknya dengan perasaan dongkol.

"Nye-nye." Shasa memutar bola matanya sinis. "Dasar cabe," cibirnya mengejutkan Ziara.

"Sha, jangan gitu kalau dia denger gimana?" tegur Ziara takut jika Melani mendengar lalu bertengkar.

"Biarin aja." Shasa melirik sinis pada Melani kemudian melanjutkan menyalin jawab dari buku Ziara.

_____

Setelah bell masuk istirahat berbunyi semua murid segera kembali masuk ke kelas setelah pergi ke kantin untuk mengisi perut. Namun, sekarang Ziara masih di toilet karena menunggu Shasa yang tengah buang air kecil.

"Ah lega akhirnya," ungkap Shasa sambil membuka pintu yang langsung di sambut oleh Ziara di depan pintu.

"Sha, ayo cepetan ke kelas. Bell masuk udah dari tadi, pasti pak Fathan udah ada di kelas. Kamu tau sendiri kan pak Fathan itu guru paling tepat waktu baru denger bell aja dia langsung masuk kelas," tutur Ziara sedikit khawatir jika Fathan akan menghukumnya karena telat masuk ke dalam kelas.

"Iya, Ra. Tapi kamu tenang aja kali, pak Fathan kan sekarang udah berubah baik sama kamu, buktinya kemarin anterin kamu balik, cie."

"Ngarang kamu."

"Yaudah, ayo lari." Shasa menarik Ziara untuk berlari di koridor sepi.

Mereka berhenti sejenak di samping pintu kelas untuk mengatur nafas yang ngos-ngosan.

"Assalamualaikum," salam Ziara dan Shasa bersamaan berdiri di ambang pintu.

Serempak Fathan dan anak murid menoleh ke arah pintu. "Waalaikumsalam," jawab semuanya dengan kompak.

"Maaf, Pak. Kita telat soalnya dari toilet dulu," jelas Shasa.

"Iya, gak papa. Ya sudah cepat kalian duduk," balas Fathan yang tak berniat marah karena ia juga belum memulai mengajar.

DAMBAAN GURU TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang