JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DI BAWAH👇💗
"Ziara, sini sayang."
Ziara langsung membuka matanya dan segera menegakan tubuhnya. Sayang? Apa barusan tak salah dengar, Fathan memanggilnya dengan sebutan sayang?
"Iyah." Ziara pun berjalan menghampiri Fathan.
Fathan mengambil dua paper bag yang berisi amplop-amplop dari para undangan. Sebenarnya di surat undangan tertulis, jika para tamu undangan tidak perlu memberikan hadiah apa pun untuk pengantin yang di harapkan adalah kehadirannya. Mungkin, para undangan merasa kurang lengkap jika undangan tanpa memberikan amplop jadi tetap memberikan amplop berisi uang padanya.
"Ini punya kamu." Fathan memberikannya paper bag amplop yang di dapatkan Ziara.
"Kita buka bareng-bareng sambil di tulis di buku, takutnya lupa. Ini kan hutang jadi jangan sampai lupa untuk bayarnya."
"Iya, Pak." Ziara menerima paper bag tersebut lalu mengikuti Fathan yang naik ke atas kasur.
"Kita itu sudah menjadi sepasang suami istri masa kamu masih panggil suami kamu pak?" Fathan heran karena Ziara masih berbicara baku padanya.
"Lalu saya harus panggil apa?"
"Bebas, asal jangan panggil Bapak."
"Gimana kalau saya panggil Mas?"
Fathan tersenyum senang. "Boleh, tapi saya lebih senang kamu panggil sayang."
Ziara tersenyum geli. "Iya-iya."
"Iya apa?"
"Iya sayang."
Fathan langsung salah tingkah di panggil sayang oleh Ziara. Tak kuasa menahan senyuman, ia memilih untuk tengkurap memeluk bantal guling. Fathan di buat meleleh! Memang sangat tak wajar, seharusnya seorang istri lah yang di buat salah tingkah oleh suami namun tidak dengan Fathan yang tak bisa melihat Ziara bersikap manis sedikit saja ia langsung salah tingkah.
Ziara menahan senyum melihat Fathan salah tingkah. Sangat lucu dan menggemaskan.
Fathan kembali duduk setelah puas, lalu menatap pada Ziara yang masih berdiri. "Besok saja buka isi amplopnya, sekarang kita tidur saja. Kamu pasti sudah mengantuk kan?"
Ziara mengangguk mengiyakan.
"Yaudah sini tidur." Fathan menepuk bantal di sampingnya.
Ziara naik ke atas kasur lalu merebahkan tubuhnya di kasur belah kiri sedangkan Fathan sedang duduk di kasur belah kanan.
"Mas belum ngantuk?" tanya Ziara dengan posisi tidur yang miring ke arah Fathan.
"Udah." Fathan ikut merebahkan tubuhnya, lalu tidur dengan posisi menghadap Ziara. Jadi sekarang mereka tidur saling berhadap-hadapan.
Mereka saling bertatapan dengan pikiran masing-masing.
Ziara memilih untuk memejamkan matanya. Sedangkan Fathan terus memperhatikan wajah Ziara dengan tatapan cinta.
Ziara kembali membuka matanya, keningnya mengerut karena Fathan terus menatapnya. "Mas kenapa liatin aku terus?"
"Aku belum puas memandangi wajah kamu, Ziara. Selama dua tahun kita tidak bertemu, akhirnya sekarang Mas bisa melihat wajah kamu setiap hari."
Ziara mengembangkan senyumnya.
"Sekarang kamu milik aku Ziara." Fathan lebih mendekat dengan Ziara, lalu membelai lembut wajah Ziara. "Ziara, Mas sangat mencintai kamu, lebih dari kamu mencintai Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMBAAN GURU TAMPAN
Ficção Adolescente[Cerita penuh dengan keuwuan.]❤️ "Fathan memang bukan ustadz, Ummi. Tapi insyaallah, bisa menjadi imam yang baik untuk Ziara." _Elfathan Barwyn Atharic. Pada usia 20 tahun Elfathan Barwyn Atharic mahasiswa semester 5 jurusan manajemen. Dia ditawari...