JANGAN LUPA VOTE YA DAN JANGAN LUPA JUGA FOLLOW BIAR LANGSUNG DAPAT NOTIF SAAT AUTHOR UPDATE.💗🙌"Kok bisa?"
"Udah cepet kamu ganti baju, Mama tunggu di depan. Oke?!" Sebelum pergi Zula mengelus lembut rambut putrinya yang memang sedang tidak memakai jilbab karena di dalam rumah sepi.
Setelah ibunya pergi, Ziara menjadi kebingungan harus bagaimana. Ia pun segera masuk ke dalam kamar, lalu membuka lemari bajunya.
Ia mengambil abaya hitam yang tergantung, kemudian ia taruh di atas kasurnya. Sedangkan ia masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajah.
Di ruang tamu Zula dan kedua orang Fathan tengah melanjutkan pembicaraan mereka sambil menunggu Ziara datang.
"Jadi selama dua tahun, nak Fathan gak pulang?" tanya Zula setelah Zulfa menceritakan tentang Fathan yang kuliah di luar kota.
"Iya betul."
Tak selang beberapa menit, Ziara datang dengan wajah yang terlihat tegang.
Serempak mereka bertiga menoleh pada Ziara.
'Aduh deg-degan banget.'Batin Ziara dengan tubuh yang terasa panas dingin.
Ziara tersenyum grogi. "Assalamualaikum," salamnya sopan.
"Waalaikumsalam," jawab semuanya.
"Ayo sini duduk, Nak." Zula menepuk kursi di sampingnya.
Ziara mengangguk lalu duduk di samping ibunya.
Zulfa dan Kurniawan sedari tadi menatap lekat Ziara. Ini pertama kalinya mereka bertemu dengan Ziara secara langsung, sebab biasanya mereka memperhatikan Ziara dari jauh.
Ziara semakin di buat grogi karena di tatap seperti itu. Ia memilih untuk sedikit menunduk.
"Ziara?" panggil Zulfa lembut.
Ziara segera mendongak menatap Zulfa yang duduk di hadapannya. "Iya, Tante?" jawabnya dengan nada lembut.
"Mungkin kamu bingung, kenapa Tante dan Om datang kemari menemui mu. Kami berdua kemari, karena putra kami berniat melamar kamu."
"HAH?!" Ziara membelalakkan matanya dengan sempurna. Apa! Melamar? Apa ia tak salah dengar barusan? Dadanya mulai terasa berdebar-debar. Ia shock dan tak percaya. Di usianya yang muda sudah di lamar seseorang. Namun, dimana Fathan? Mengapa hanya ada kedua orang tuanya disini? Bukankah jika lamaran harus dengan laki-lakinya yang datang kemari.
"Kak," tegur Zula karena Ziara terlalu lama meresponnya.
Ziara tersentak sadar. "Melamar? Siapa yang akan melamar saya, pak Fathan?" tanyanya meyakinkan apakah mereka berdua adalah kedua orang tua Fathan.
"Benar, jadi kedatangan kami kemari sebenarnya tidak bersungguh-sungguh melamar kamu tanpa Fathan. Tapi, karena minggu depan Fathan akan pulang, kami ingin mendatangi keluarga kamu terlebih dahulu dan ada hal juga yang ingin kami rencanakan."
"Rencanakan?" Kedua alis Ziara bertaut karena bingung.
"Yah, jadi kami ingin saat Fathan datang melamar kemari. Saya ingin kamu berpura-pura sudah di lamar laki-laki lain. Untuk bertujuan, kami ingin tau seberapa besar rasa cinta Fathan pada kamu Ziara," tutur Zulfa menjelaskan. "Kami ingin lihat reaksi Fathan saat tau kamu akan menikah dengan laki-laki lain, apa dia akan iklhas atau dia akan melakukan hal lain."
"Kami juga ingin tau, bagaimana perasaan kamu pada Fathan?" celetuk Kurniawan angkat bicara. "Apa kamu mencintai Fathan juga?" tanyanya serius. Mereka takut, Fathan hanya terlalu percaya diri jika Ziara juga mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMBAAN GURU TAMPAN
Подростковая литература[Cerita penuh dengan keuwuan.]❤️ "Fathan memang bukan ustadz, Ummi. Tapi insyaallah, bisa menjadi imam yang baik untuk Ziara." _Elfathan Barwyn Atharic. Pada usia 20 tahun Elfathan Barwyn Atharic mahasiswa semester 5 jurusan manajemen. Dia ditawari...