18 - Lagu Cinta

3.7K 271 0
                                    


"Ziara saya bisa jelasin-" Fathan mengehentikan ucapannya karena Ziara langsung mengangguk kepalanya. Ia bingung harus apa sekarang. "Kita ikut gabung sama mereka ya." Akhirnya ia memilih untuk mengajak Ziara masuk ke dalam Restoran.

Ziara kembali mengangguk kecil dengan senyuman tipis.

"Kamu jalan duluan," pinta Fathan ragu-ragu.

Ziara menggelengkan kepalanya kecil sebagai jawaban.

Fathan paham, lalu mengangkat tangannya untuk menyebrangi jalan. "Ayo," ajaknya kemudian Ziara segera mengikutinya dari belakang.

Saat di halaman restoran Fathan mengehentikan langkahnya, kemudian membalikkan badannya kehadapan Ziara. "Kamu masuk duluan, nanti takutnya kalau kita barengan masuk ke dalam yang lain mikir macam-macam," tuturnya yang lagi dan lagi hanya di angguki oleh Ziara. Hatinya bertanya-tanya mengapa Ziara tidak menjawabnya dengan suatu perkataan?

"Yaudah." Ia prustasi dan membiarkan Ziara bersikap seperti itu.

Ziara mengangguk lagi lalu tersenyum memamerkan gigi rapihnya sehingga membuat matanya menjadi sipit dan lesung pipit di sudut bibirnya nampak terlihat.

Fathan sampai tak berkedip melihatnya, terpesona akan senyuman manis Ziara. Kini ia memegang dadanya yang berdebar hebat.

'Akhirnya saya dapat melihat senyuman manis itu lagi.' Batinnya. Sebab, sudah lama Ziara tidak pernah senyuman selepas itu biasanya hanya senyum tanpa memamerkan giginya.

"Yaudah, sana," suruh Fathan dengan nada lembut. Sebenarnya ia bingung mengapa Ziara bersikap seperti ini setelah ia mengungkapkan perasaannya. Apa ini artinya Ziara tak mempersalahkan jika ia menyukainya? Ziara tidak takut padanya?

Lagi, Ziara hanya membalas dengan anggukan kecil.

Akhirnya Fathan ikut merespon anggukan saja dengan ibu jari tangannya dan jari telunjuknya membentuk huruf o. "Oke."

Ziara mengembangkan senyumannya. Kemudian, melambaikan tangannya pelan.

Fathan sedikit membuka matanya dengan sempurna. Hatinya terasa sangat senang mendapat senyuman dan lambaian tangan Ziara. Dengan cepat, ia pun segera membalasnya.

Ziara masuk ke dalam meninggalkan Fathan yang tengah kegirangan.

Setelah memastikan Ziara masuk ke dalam, Fathan berjalan ke samping restoran dengan sedikit berlari kecil. Ia menghentikan langkahnya saat di tempat sepi, lalu menyenderkan punggungnya di tembok dengan posisi berdiri.

Ia mengusap wajahnya yang sudah memerah karena tersipu malu. "Argh gemesin banget."

Ia memejamkan matanya dengan posisi, sekuat tenaga ia menahan senyuman yang sedari tadi tak bisa berhenti. Tiba-tiba juga suasana terasa panas karena ia salah tingkah. Jangan di tanyakan lagi bagaimana perasaannya sekarang, tentu jawabannya ia sangat bahagia.

Fathan memukul tembok pelan saat ia tak berhasil menahan senyumnya. Argh! Di benaknya sekarang terus terbayang-bayang saat melihat Ziara yang tersenyum dan bersikap manis seperti itu.

Ia menggepal tangan kirinya kemudian menciumnya sembari menahan senyum. Ia mengetuk kepalanya karena dirinya tak bisa berhenti mengembangkan senyuman sedari tadi. Ziara terlalu menggemaskan baginya, ia di buat meleleh seperti ini.

"Ziara kenapa kamu bisa seimut itu." Ia menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu dengan kedua telapak tangannya.

"Bos lagi apa?"

Deg!

Fathan terlonjak kaget dan langsung mendongak ke atas saat mendengar celetukan seseorang yang menghancurkan perasaannya yang tengah berbunga-bunga.

DAMBAAN GURU TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang