22 - Dinner

3.7K 324 3
                                    

"Saya ajak kamu kesini bukan untuk main hp."

"Oh iya maaf, Pak." Ziara merasa bersalah karena ia pikir Fathan tak mempersalahkan soal ini, sebab Fathan yang terlebih dahulu memainkan ponselnya.

2 pelayan datang sembari mendorong meja troli membawa pesanan mereka. "Permisi," ujarnya sambil mulai memindahkan piring-piring ke meja mereka berdua. "Silakan," serunya setelah selesai menata rapih pesanan.

"Terima kasih," ucap Fathan.

"Sama-sama." Kemudian kedua pelayan tersebut pergi meninggalkan mereka berdua agar segera menikmati makanan dan minuman yang di hidangkan.

Ziara melongo tak percaya karena makanan yang di bawakan oleh pelayan itu tak sedikit. Walaupun makanan tersebut terlihat sangat enak-enak. Namun tetap saja Ziara, pasti makan dengan hati gelisah saat membayangkan berapa harga makanan ini.

Menu yang datang yaitu sate ayam, sosis bakar, ayam bakar, ikan bakar, cumi bakar, lobster saus manis, kepiting saus tiram dan minumannya hanya air putih dan es teh manis.

"Kamu abisin semuanya," celetuk Fathan mengejutkan Ziara.

Ziara langsung menggeleng dengan cepat. "Enggak, Pak. Gak akan sanggup saya," jawabnya takut. Tidak mungkin ia mampu menghabiskan makanan sebanyak ini.

"Pasti sanggup, kan gak pakai nasi."

"Perut saya mules, Pak. Ngebayangin harganya."

Fathan terkekeh kecil. "Kamu lucu banget sih, sudah jangan di bayangin. Sekarang makan," serunya sembari memakai sarung tangan plastik yang sudah di sediakan.

"Di restoran ini gak ada makanan aneh-aneh ya, biasanya kalau restoran mewah gini pasti banyak makanan luar."

"Di restoran ini memang hanya menyediakan makanan khas Indonesia."

"Wih, keren ya yang punya resto ini. Kayanya cinta produk lokal banget."

Hati Fathan senang mendengarnya, Ziara mungkin memang belum tau siapa pemilik restoran ini. "Kamu mau pakai nasi?" tawarnya karena khawatir Ziara tidak merasa kenyang.

"Enggak, Pak."

"Yaudah ayo di makan, kamu jangan malu-malu."

"Iya, Pak."

Ziara membalikkan piring. Kemudian, ia mengambil 2 tusuk sate. "Bismilah," ucapnya pelan lalu memakan sedikit-sedikit daging sate tersebut. Sambil mengunyah, Ziara memperhatikan Fathan yang sibuk memisahkan daging kepiting dari cangkangnya dan Fathan belum memakan apa-apa.

Fathan mengangkat piringnya setelah berhasil mengumpulkan semua daging kepiting di piring. Kemudian, ia menaruh piring tersebut ke hadapan Ziara. "Makan yang banyak," suruhnya sembari mengambil lobster yang berukuran besar untuk ia pisahkan lagi daging dan cangkangnya.

Ziara terpaku beberapa detik. Ia menatap piring yang di berikan Fathan dengan tatapan tak percaya, jadi Fathan rela mengumpulkan daging kepiting tersebut hanya agar memudahkan ia memakannya.

Ia mendongak, menatap Fathan yang fokus dengan kegiatannya. 'Kenapa Bapak baik banget." Batinnya karena hatinya sangat tersentuh dengan sikap Fathan yang begitu perhatian dan baik. "Makasih, Pak," ungkapnya sangat berterima kasih.

"Iyah, ayo abisin. Jangan sampe tersisa ya, nanti mubajir," jawab Fathan sambil tersenyum.

Ziara menunduk lalu mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah lengkungan senyuman karena Fathan bersikap manis seperti itu. Jika cinta di mulai dari mata lalu turun ke hati itu benar menurutnya. Benih-benih cinta sepertinya mulai tumbuh di hatinya, sekarang ia tak bisa membohongi perasaannya lagi.

DAMBAAN GURU TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang