Seperti bumi yang terus berotasi pada porosnya, apakah perputaran kehidupan akan mempertemukan mereka dengan kebahagiaan atau justru penderitaan..?
Kisah ini bercerita tentang sebuah perjuangan dan perjalanan panjang menemukan serta mempertahankan k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Budayakan vote sebelum membaca !!
Happy reading
"Unnie..!!" Lisa berteriak melambaikan tangannya ketika melihat sang kakak sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berada.
Jisoo menoleh kemudian tersenyum dan berjalan menghampiri Lisa.
"Sayangnya Unnie sedang apa disini? kenapa belum pulang? ini sudah sore, habis dari mana saja hm..?"
Bukannya menjawab serentetan pertanyaan kakaknya, Lisa justru langsung memeluk Jisoo begitu saja.
"Wae.. apa ada masalah..?" Jisoo bertanya membalas pelukan adiknya.
"Aniya.. Aku hanya sedang bahagia Unnie, tadi Aku membantu seorang Ahjussi untuk membagikan brosur kedainya dan Aku di beri ayam goreng setelahnya jadi hari ini kita bisa makan ayam.."
Hati Jisoo merasa tercubit mendengar perkataan adiknya karena memang selama ini mereka hanya bisa memakan daging dari sisa makanan di piring pelanggan saat Jisoo masih bekerja sebagai petugas cuci piring di restaurant.
Kemudian Jisoo melerai pelukan mereka dan ia bisa melihat mata Lisa yang berkaca-kaca saking bahagianya.
"Mianhae-yo.. Unnie belum bisa membelikan makanan enak untuk adik kesayangan Unnie ini sampai kau harus bekerja seperti itu hanya untuk mendapatkan ayam goreng.."
Jisoo berujar lirih tau betul yang di maksud Lisa bukan sekedar membantu melainkan bekerja membagikan brosur karena Jisoo juga pernah mengalami itu ketika mendapat kesempatan di sela waktunya.
"Aniya.. kenikmatan makanan itu tidak di ukur dari makanannya tapi dari rasa syukurnya dan Aku bersyukur dengan semua makanan yang Unnie berikan karena apapun makanannya akan tetap enak jika di makan bersama Unnie kesayanganku ini.."
Cup
Cup
Lisa mencium kedua pipi Jisoo dan semua kata-kata juga perlakuannya mampu membuat Jisoo tersenyum.
Mempunyai Lisa sebagai adiknya adalah harta yang tidak ada duanya karena Lisa selalu bisa membuat Jisoo tersenyum dan bahagia di tengah kekurangan mereka.
Lisa bagaikan lentera yang selalu menerangi kehidupan Jisoo yang gelap gulita dan Jisoo sangat bersyukur memiliki Lisa di dalam hidupnya.
"Arraseo.. kau memang adik Unnie yang paling pengertian dan paling manis jika sudah berbicara.." Jisoo tersenyum mencubit pelan kedua pipi adiknya.