BPM (12) : SICK

32 5 2
                                    


 Harla mengukur suhu Ashver menggunakan termometer dengan hati-hati, ia berusaha untuk tenang padahal sebenarnya ia sedang panik. Sejak pagi, suhu tubuh Ashver lumayan tinggi dan anak itu selalu resah ketika tidak digendong. Bukan pertamakalinya salah satu anak Harla demam seperti ini, tapi ia selalu panik. Memang naluri seorang Ibu sama sekali tidak tega melihat anaknya menderita. Sebenarnya 'sakit' adalah paket lengkap dari 'sehat', keduanya adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan jika kita menerima itu, kita akan mampu mengatasinya dengan baik. 

 Yang Harla takutkan bukanlah ketidakmampuannya mengurus Ashver yang sedang sakit tapi kemungkinan Asyer akan menyusul sakit juga. Mereka akan sangat kelimpungan jika itu terjadi. Saat ini, Asyer sedang tidur di kamar utama bersama dengan Gika. Mereka membagi tugas untuk malam ini, Harla akan fokus mengurus Ashver sedangkan Gika akan mengurus Asyer. 

 "Shu..shu... Ashver, anak mama yang baik, tidur ya, Nak. Biar demamnya cepet turun, nanti kalau Ashver sehat kan bisa main lagi sama Asyer." Harla memberikan sounding pada Ashver, berharap bayi itu bisa segera menutup matanya. Termometer menunjukkan angka 37.2, kata Dokternya tadi siang, ini adalah reaksi tubuh bayi yang normal ketika ia sedang mengalami pertumbuhan gigi. 

 Ya, gusi Ashver memang tampak membengkak dan tulang putih yang keras sedang berusaha keluar dari sana. Ashver juga sudah hobby menggigiti apapun yang ada di dekatnya. 

Harla menimang-nimang bayi itu dalam pelukannya, Ashver sangat rewel kali ini, mungkin karena perasaan tak nyaman di gusinya ataupun pada bagian tubuhnya yang lain dalam rangka menyambut gigi pertama. 3 bulan yang lalu, Asyer mengalami hal yang sama tapi dia tidak serewel Ashver. Harla masih bisa duduk santai kala itu, sementara Ashver tidak memberikannya kesempatan untuk sekedar mandi. 

  "Yellow C.A.R.D... " Harla menyenandungkan potongan lirik lagu IU yang berjudul 'Bbibbibi' itu, lagu kesukaan si kembar yang diperkenalkan oleh sang Papa sejak usia 2 minggu, hufft... Harla berniat menghapus lagu itu dari memori si kembar karena liriknya yang setajam silet, namun apa daya, si kembar terlanjur menyukai lagu itu. Harla sungguh tidak mampu ber-word-word pada Gika karena hasil tersebut. 

  Satu jam, 2 jam, 3 jam...

 Akhirnya Ashver berhasil tertidur, Harla membaringkan anak laki-lakinya itu pada box-nya. Ia turut tertidur pada ranjang yang tersedia di kamar Ashver dan Asyer. Tak lama kemudian, ia merasakan sesuatu bergerak di tubuhnya, ia membuka mata dan melihat Gika sedang berusaha membasuh tubuhnya yang gerah. 

  "Sayang, ngapain?" Tanya Harla dengan kantuk yang masih merajalela. 

 "Duh, maaf. Kamu jadi kebangun ya? Aku mau membasuh kamu, kan tadi nggak sempat mandi." Balas Gika polos, Harla menyenderkan kepalanya pada senderan kasur. 

 "Udah, nggak apa-apa. Aku baik-baik aja, kok." Sambut Harla, Gika menghentikan aktifitasnya, tetapi kemudian tangannya bergerak memijit kedua kaki sang istri dan Harla menikmati itu. 

 "Sayang..." 

 "Hmm..." 

 "Sini duduk di samping aku." Pinta Harla, Gika menurut. Harla menyenderkan kepalanya pada bahu Gika, menikmati momen-momen yang jarang mereka punya semenjak mempunyai anak. 

  "Asyer udah tidur, ya?" Tanya Harla, 

 "Baru tidur, Ay... dia rewel mungkin karena dipisah sama Ashver." Harla mengangguk. Bayi-bayi itu sudah berusia satu tahun, dan mereka memang jarang sekali dipisah, wajar kalau Asyer tidak nyaman tanpa keberadaan saudaranya itu. 

  "Ashver gimana kondisinya?" Tanya Gika kembali, 

 "Puji Tuhan, demamnya udah turun. Semoga besok sudah normal ya... giginya udah mulai keluar sih..." Ucapan Harla membuat Gika penasaran, 

T5L x APTOS : BEING PARENTS MEANS......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang