BPM (09) : SUPERVISE FUNCTIONAL

35 6 6
                                    



"Mi.... Arlyn boleh minta tolong, nggak?" Begitu Arlyn, putrinya, mengawali percakapan mereka melalui sambungan telepon. 

 "Minta tolong apa, Lyn?" Tanya Arneta, wanita berusia 62 tahun itu menanyai sang putri. 

 "Mami sibuk, nggak hari ini? Gini, aku ngerasa ada yang salah sama Jevan, nah, aku mau ngobrol berdua dulu sama dia. Aku boleh nitip anak-anak dulu nggak ya, Mi? Semalem aja, Mi.. Besok pagi aku jemput." 

 Arneta cukup terkejut dengan penuturan sang anak, tidak biasanya menantunya bersikap berbeda pada putrinya itu, jadi jika Arlyn sampai harus menitipkan anak-anaknya kepadanya sudah pasti ada masalah besar yang terjadi di antara mereka. Arneta bukan tipe Ibu yang ikut campur urusan rumah-tangga anak-anaknya, yang bisa ia lakukan untuk membantu mereka adalah dengan memberikan sedikit tenaga mengasuh anak-anak mereka. 

 "OKay, Mami sama Papi bisa kok jagain si kembar untuk satu malam. Kamu mau anter apa mau di jemput aja?" Tanyanya lagi, 

 "Thank you, Mi... Aku anter aja deh, Mi, sekalian mau belanja dulu buat kebutuhan malam ini." Balas Arlyn dari seberang sana, Arneta menghela nafas, dia berharap semoga permasalahan yang sedang terjadi antara Arlyn dan Jevan bisa terselesaikan dengan baik. Mereka mengakhiri obrolan ketika Arlyn ingin mempersiapkan si kembar yang akan menginap 1 malam bersama dengan mereka. 

  "Kenapa, Mi?" Tanya sang suami yang sedari tadi duduk di sampingnya, mendengarkan obrolan yang terjadi antara dirinya dan sang putri. 

  "Arlyn mau nitipin anak-anak dulu disini semalam, Pi. Nggak apa-apa, kan?" Jawabnya, Alva, suaminya tampak semangat setelah mendengar jawaban tersebut. 

  "Oh, tentu saja boleh dong!! Masa' cucu sendiri nggak dibolehin nginep?" 

  "Eh, tapi tumben harus sampe nginep segala, biasanya juga nggak." Lanjutnya lagi setelah menyadari sesuatu. 

  "Iya, Arlyn keknya menemukan sesuatu yang aneh dari Jevan, jadi mau diselesaikan dulu masalahnya." Tidak ada penjelasan yang cukup jelas,  pasti akan memberikan persepsi yang berbeda untuk Alva. 

  "Heh! Aneh-aneh kenapa itu si Jevan? Jangan coba macam-macam sama anak aku, yah! Udah di kasih anak dua aja betingkah itu laki! " Nah, kan, benar saja, Alva mempunyai pengertian yang berbeda terhadap berita ini. 

"Ya Tuhan, Pi. Tenang dulu... Kita kan belum tau masalahnya apa, berubah sikap bukan berarti ke hal yang aneh, kan? Kek nggak pernah jadi manten baru aja sih, Pi.... Mereka itu baru 2 tahun nikah, wajar kalau masih ada hal-hal yang perlu dibicarakan berdua aja." Nasihat Arneta, Alva itu semakin tua semakin protektif terhadap anak-anaknya, meski mereka sudah bisa menentukan pilihan hidup sendiri tapi Alva masih suka ikut campur urusan mereka, hal tersebut kadang membuat Arneta ingin memenjarakan Alva di kamar saja seharian. 

 Pukul 12.00, Arlyn tiba di rumah mereka dengan menggunakan taksi online. Kadang Arneta prihatin dengan kehidupan yang sedang dijalani oleh putrinya saat ini, dia yang kemana-mana selalu mengendarai mobilnya sendiri kini harus rela mengeluarkan uang untuk membayar taksi online. Sekali lagi, Arneta tidak berniat ikut campur, yang terjadi saat ini bukan kemauan siapapun, dan juga, Jevan tidak tinggal diam, meskipun dalam keadaan susah, dia masih berusaha memberikan hidup yang nyaman untuk putri dan cucu-cucunya. Tuhan memang hanya ingin menguji rumah-tangga mereka dengan keadaan yang seperti ini. 

 "Aku udah siapin disini semua ya, Mi... ASI-nya juga cukup sampai besok pagi." Pesan Arlyn sebelum meninggalkan si kembar bersama dengannya. 

  "Eeehh,,, siapa yang dateng ini?" Alfy, anak bungsunya turun dari lantai 2 rumahnya ketika mendengar suara Ara dan Rain. 

T5L x APTOS : BEING PARENTS MEANS......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang