BPM (22) : SURVIVING

28 6 0
                                    


  "Asyer Nathannael Hutomo, aku membabtis engkau dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Amin."

"Ashver Matthewa Hutomo, aku membabtis engkau dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Amin."

   Airmata tak sengaja mengalir dari pipi Harla yang dipolesi make up tipis itu. Sebulan telah berlalu sejak kejadian Ashver yang kritis akibat serangan virus c-19 yang bersarang di tubuhnya. Ia menciumi puncak kepala Ashver yang berada dalam gendongannya kala Pendeta memberkati anak lelakinya itu dengan air babtisan.

   Kejadian sebulan yang lalu merupakan mimpi buruk bagi Harla, ia menyesali keputusannya yang menunda menyerahkan anak-anaknya kepada Tuhan di atas altar. Ia menyesali perbuatannya yang belum bisa mengenalkan Tuhan pada anak-anaknya sedari mereka kecil. Meskipun katanya, anak kecil adalah penghuni surga yang dipilih Tuhan, tetap saja Harla merasa horror ketika membayangkan Ashver tak akan masuk surga karena kelalaiannya sebagai orangtua. Maka dari itu, Harla memohon kesempatan 1 kali lagi kepada Tuhan, ia berjanji akan membesarkan Ashver dalam kekudusan Tuhan.

  Entah doa Harla yang manjur atau memang Tuhan yang bermurah hati padanya, Ashver diselamatkan dan kembali ke dalam pelukannya. Mengingat janjinya kepada Tuhan, maka Harla segera mendaftarkan ke-dua anaknya untuk dibabtis di Gereja. Sakramen kudus yang seharusnya mereka lakukan bertahun-tahun  lalu tapi selalu mereka tunda dengan alasan 'takut C-19'.

  "Mama.... angan nanis... (jangan nangis)" Ucap Ashver, Harla terkekeh dalam duduknya. Tangan kecil Ashver  mencoba menghapus airmata di pipi Harla.

  "Iya, iya, mama nggak nangis." Bisik Harla di telinga Ashver, Harla sudah cukup malu pada umat yang hadir pada kebaktian minggu kali ini karena Ashver  berbicara dengan lantang, membuat semua yang hadir menyadari tangisannya.

   Genggaman tangan Gika pada tangan kanannya memberi kekuatan pada Harla, mereka saling bertatapan dan tersenyum. Akhirnya, semuanya selesai ya.... rasanya lega, kini waktunya bagi mereka melanjutkan hidup sembari terus belajar menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak mereka.

  Sepulang mereka dari gereja, pasangan suami istri itu sibuk merapikan barang-barang si kembar. Hari ini mereka akan bertemu Ara dan Rain, pasangan anak kembar dari sahabat Harla yang belum pernah dikenalkan pada si kembar. Tadinya mereka ingin mengadakan jamuan syukur di rumah, tapi mengingat kondisi Ashver yang belum sepenuhnya siap bertemu dengan orang banyak membuat mereka memutuskan untuk tidak mengadakannya. Hal tersebut berganti dengan rencana pertemuan 2 keluarga kecil yang baru saja berhasil melewati badai besar.

  "Sayang, perlengkapan anak-anak udah aku masukin ke mobil ya..." Kata Gika menginformasi, Harla menyahuti suaminya seadanya karena masih berjuang mengganti baju Asyer. Anak ini terlalu aktif untuknya, hmm...

  "Asyer.... diam di tempat." Perintah horror Gika yang sudah kembali ke kamar membuat Asyer terdiam. Gika memang sangat tegas pada anak-anaknya, tak heran jika Asyer dan Ashver lebih takut padanya daripada Harla.

  Gika bukanlah tipe ayah yang tak memanjakan anaknya, namun ia juga sadar bahwa anak yang terlalu dimanja akan menjadi bumerang di kemudian hari. Pendidikan dan kasih sayang yang didapatkan anak-anaknya harus seimbang, begitu prinsip bapak dua anak ini.

   Harla berhasil memasangkan baju Asyer, Ashver sendiri sudah tertidur nyenyak di kasur. Semenjak kepulangan mereka dari rumah sakit, Harla dan Gika memutuskan untuk tidur bersama dengan mereka untuk sementara waktu.

   "Papaa... peyuk Acel..." Asyer yang merasa bersalah meminta sebuah pelukan dari ayahnya, bayi berusia 18 bulan itu memang paling bisa meluluhkan hati siapa saja hanya dengan ucapan manisnya, Harla sungguh khawatir kalau-kalau anak ini bertumbuh menjadi seseorang yang manis tutur katanya hingga menimbulkan banyak kesalah-pahaman nantinya.

T5L x APTOS : BEING PARENTS MEANS......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang