T5L x APTOS : BEING PARENTS MEANS......

BPM (15) : STEPPING UP

  Arlyn menyentuh dahi Rain, anak itu sudah 2 hari demam, tapi ketika dibawa ke dokter, beliau berkata bahwa Rain sedang dalam fase tumbuh gigi, dimana bayi memang cenderung demam ketika mencapai fase tersebut. Kata beliau kemungkinan Rain juga akan rewel selama beberapa hari. Rain belum tiba di fase rewel, tapi dia suka menggigit benda-benda apa saja yang ada di dekatnya. Pintu kamar dibuka dengan perlahan, Arlyn menoleh ke arah pintu dan melihat Jevan yang memasuki kamar dengan langkah terendap-endap, hal itu tentulah dilakukan agar tidak menganggu Rain yang sedang tidur. 

  "Sayang, makan dulu, ya. Gantian aku yang jaga Rain." Bisik Jevan, 

  "Ara gimana?" Tanya Arlyn dengan berbisik juga, 

  "Lagi tidur siang di kamar kita." Balas Jevan, Arlyn menuruti permintaan Jevan untuk menyantap makan siangnya. 

   Arlyn terkejut ketika mendapati makanan-makanan kesukaannya terhidang di meja makan, lalu ia tersenyum simpul, hah... pria itu memang tak bisa ditebak. Tak henti-hentinya Arlyn berdecak kagum setiap kali ia menyendokkan makanan ke piringnya. Jevan memang juara satu kalau soal memenangkan hati Arlyn, dulu ia pernah memasak untuk staff-staff Arlyn ketika ia sedang berusaha mendekati Arlyn, hingga saat inipun, kebiasaan Jevan tidak berubah, dia selalu memasakkan makanan kesukaan Arlyn jika dia sedang luang. 

 Dimana lagi cari suami seperti ini? Jago ngurus anak, jago masak, jago nyenengin istri. Arlyn sungguh beruntung bisa mendapatkan suami seperti Jevan. 

   Setelah mengucap doa syukur, Arlyn menikmati makan siangnya dengan damai, hingga tak terasa semua makanan di meja habis ia makan. Setelah menyadari itu, ia cepat-cepat mengangkat semua piring kotor ke wastafel dan mencucinya, kemudian ia merapikan meja dan kursi bekas ia pakai. Ia mengirimkan pesan ke Jevan, bertanya apakah pria itu sudah makan atau belum, karena makanan yang dimasak Jevan sudah ia habiskan semua. 

 "Hahahaa... aku udah makan, kok, sayang. Makanan yang di meja emang khusus buat kamu semua." 

 "Kamu pasti capek ngurusin Rain yang sakit, jadi aku kasih hadiah kecil untuk kamu."  

  Pesan balasan dari Jevan membuat airmata Arlyn keluar sedikit dari pelupuk matanya, hah, padahal pria ini juga pasti lelah mengurus Ara sendirian, tapi lihatlah apa yang dia lakukan untuk Arlyn, tak pernah Jevan memikirkan diri sendiri saja tapi selalu mengutamakan Arlyn, ia akan sangat berdosa jika suatu saat Arlyn menyakiti Jevan walau tak sengaja. 

   Arlyn merasa segar setelah membersihkan tubuhnya dan berkeramas, sudah 2 hari ia tidak merasakan nikmatnya keramas karena mengurus Rain dan Ara secara bergantian. Mengenakan daster rumahan dan handuk yang membungkus rambutnya, Arlyn merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga, ia menyalakan televisi untuk mencari tontonan yang menarik. Meski sudah menemukan bahan tontonan yang ia inginkan, ternyata matanya tidak bisa diajak kompromi, tak lama kemudian, Arlyn terlelap dalam tidurnya. 

    Ketika ia terbangun, ia panik, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 06 sore, berarti banyak hal yang Arlyn lewatkan selama 4 jam terakhir, wah... selama itu dia tertidur. Handuk di kepalanya sudah tidak ada lagi, dan ada sebuah selimut kecil yang membungkus tubuhnya, Arlyn tebak, ini pasti ulah suaminya lagi. Dengan buru-buru, Arlyn bangkit dari pembaringannya dan segera berlari ke arah dapur karena mendengar bunyi peralatan masak yang sedang digunakan. Benar saja, disana ia menemukan ke-3 kekasih hatinya sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Rain yang berada di gendongan Jevan turut menemanin pria itu memasak, sedangkan Ara asyik bermain dengan wortelnya. 

  "Sayang..." Sapa Arlyn, Jevan membalikkan tubuhnya dan tersenyum ketika melihat sang istri. 

  "Gimana tidurnya? Nyenyak?" Sapa Jevan, Arlyn berlari kecil dan menubruk tubuh Jevan ketika ingin memeluknya.