Arlyn kembali ke kantor hari ini, ada pesanan yang harus ia selesaikan. Anak-anaknya sudah dititipkan terlebih dahulu ke rumah orangtuanya. Mesin jahitnya sudah hidup, ia mulai menjahit pola-pola kain menjadi satu, hingga gaun yang ia rancang sudah mulai terbentuk. Arlyn cukup puas dengan hasilnya, 3 bulan tidak memegang mesin jahit memang membuatnya sedikit kagok, Arlyn bersyukur tangannya tidak merasa asing dengan benda kesayangannya itu.
"Mbak, makan siangnya sudah datang." Ucap Dria, asistennya. Arlyn memang sengaja masih mempertahankan Dria dan beberapa staff lain untuk membantunya lagi.
"Iya, Dria, sebentar lagi saya keluar ya." Balas Arlyn, Arlyn selalu menerapkan konsep makan siang bersama di kantor untuk memupuk rasa kekeluargaan diantara staffnya. Arlyn keluar dari ruangannya setelah merapikan kain-kain diatas meja jahitnya, dia akan melanjutkannya nanti.
Makan siang tertata di meja pantry, beberapa staff-nya sudah berkumpul disana menunggu Arlyn. Setelah memimpin doa, Arlyn mempersilahkan mereka untuk mulai makan. Ada banyak cerita yang terungkap pada kesempatan kali ini, Arlyn cukup senang karena tampaknya semua kembali normal secara perlahan, dan semoga ini bukan hanya khayalan Arlyn semata. Salah seorang staff menarik perhatian Arlyn, ia tampak menikmati jamuan kali ini dan lebih berfokus pada pikirannya sendiri.
"Ra, ke ruangan saya sebentar ya." Pinta Arlyn ketika mereka sudah menyelesaikan makan siang bersamanya, staff tersebut mengangguk, ia mengikuti Arlyn masuk ke dalam ruangannya.
"Kenapa lo? lagi ada pikiran?" Tanya Arlyn, nama staff tersebut Rara, dia merupakan sepupu Arlyn. Arlyn sangat dekat dengannya sehingga mudah baginya untuk menyadari bahwa ada yang salah dengan Rara hari ini, Rara menghela nafas.
"Ardhan, dia minta hak asuh Raga, Mbak." Ucapan Rara membuat Arlyn terkejut, sudah hampir 3 tahun sejak perceraian mereka, dan kini mantan suami Rara itu menuntut hak asuh? cukup tidak tahu diri ya....
"Hah? Udah gila ya mantan lo itu? dulu aja nggak ngakuin Raga, kok sekarang malah nuntut hak asuh?" Tanya Arlyn heran,
"Ya kan dia gagal ngajakin gue rujuk, Mbak, malah kawin gue kan sama orang lain. Kata dia, gue kerjaannya kurang stabil jadi nggak bisa menuhin kebutuhan anak, hilih!! Emangnya dia karirnya lagi bagus? Di'rumah' kan juga sama maskapai, kok. Suami gue mah masih bisa terbang, meski nggak sering. Intinya lebih banyakan duit gue dari duit dia kok. Ndableg emang mantan laki." Omel Rara, Arlyn tidak bisa menahan senyumnya ketika mendengar omelan Rara.
"Ya, terus ngapain lo pikirin? Lo kan pede dia nggak bakal sanggup rebut Raga." Ucap Arlyn lagi.
"Gue emang pede, Mbak. Cuma yang gue khawatirin semisal ada hal-hal kecil yang gue nggak perhatiin, entar dipake sama dia buat nyerang gue. Gue lagi mikir ulang soal tindakan gue ke Raga selama ini, jangan sampai ada titik celah yang bisa bikin gue kehilangan dia." Curhat Rara, perjuangan seorang Ibu untuk anaknya, hufft... berada di posisi Rara pasti tidak menyenangkan. Menikah dengan pacar SMA-nya dengan harapan bisa bahagia bersama keluarga kecil, eh, dicerai ketika akan melahirkan, anaknya tidak diakui dan dipaksa test DNA, setelah hasilnya keluar, eh, diteror sama keluarga mantan suami, dituduh ingin memisahkan ayah dan anaknya, Dikejar-kejar seperti buronan. Giliran Rara sudah menemukan kebahagiaannya yang lain, mantan suami malah ingin merebut anak. Hadeh..
"Jangan terlalu dipikirin, Ra. Fokus aja sama yang lo punya sekarang, sembari diiringi do'a. Ardhan nggak bakal bisa nyentuh Raga kalau benteng kamu kuat." Nasihat Arlyn, perjuangan berumah-tangga memang berbeda bagi setiap pasangan. Arlyn dan Jevan harus berjuang dengan masalah ekonomi, sementara Rara dan Aksa harus berjuang mempertahankan anak mereka dari rongrongan orang ke-3.
I will stay with you, whatever happens, I will be yours, I do.
Sumpah pernikahan yang harus digenapi oleh setiap pengikrar-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T5L x APTOS : BEING PARENTS MEANS......
De TodoYang pertama tidak akan pernah mudah, pepatah yang sangat cocok dengan 2 pasang orangtua baru yang baru saja dikaruniai anak. Mereka berusaha menjadi orangtua yang baik dengan segala kekurangan yang mereka punya. Mari berkenalan dengan Gika-Harla, y...