BPM (3): Teamwork

42 5 0
                                    

   Ara dan Rain genap berusia 3 bulan hari ini!! Arlyn mengucap syukur pada Tuhan atas pertumbuhan dan perkembangan mereka hingga sekarang.

 Saat ini, Arlyn sudah menyiapkan beberapa perlengkapan si kembar karena mereka akan menginap di rumah mertua Arlyn, besok, Kakak Iparnya akan menikah, jadi orangtua dari Jevan meminta mereka untuk menginap saja. Arlyn tak henti menghela nafas ketika menemukan beberapa baju si kembar yang sudah tidak lagi muat untuk dipakai, kata orang pertumbuhan bayi itu sangat cepat, tapi Arlyn tidak menyangka akan secepat ini. 

   "Sayang, aku udah nyalain mobil. Kita udah siap berangkat belum?" Arlyn berdecak sebal mendengar ucapan Jevan tersebut, jika ia memang ingin cepat berangkat, kenapa ia tidak membantu Arlyn menyiapkan baju-baju mereka? mengapa baju Jevan sendiri harus dia yang mengurus? 

   "Sabar, Mas! Ini aku masih ngurusin baju-baju kamu." Balas Arlyn tak sabar, Jevan  bukan orang yang seperti ini dulu. Ketika mereka belum mempunyai anak, Jevan lebih banyak mengurus rumah daripada Arlyn. 

  "Kok lama banget sih nyusunin baju doang?" Arlyn menekan emosinya ketika mendengar ucapan Jevan tersebut, ada Ara dan Rain didekatnya saat ini, akan sangat tidak baik untuk mereka jika Arlyn meneriaki Jevan sekarang. Dengan langkah tenang, Arlyn mengumpulkan baju-baju Jevan, menghampiri pria itu, dan kemudian berkata: 

  "Ini, Mas. Silahkan disusun sendiri." Jevan menatapnya dengan bingung, merasa ia tidak melakukan kesalahan apa-apa. 

 "Tolong jangan bertanya, Mas. Kerjain aja apa yang aku minta." Ucap Arlyn dengan tegas, Jevan terdiam, tetapi kemudian ia menyusun baju-bajunya ke dalam tas yang sudah disediakan Arlyn. 

  "Nah, gitu dong, Mas. Aku kan daritadi udah ngurusin si kembar, jadi jangan apa-apa aku lagi." Katanya, sudah sebulan Arlyn mengurus sendiri kedua buah hatinya, dana yang mereka punya tidak lagi cukup untuk menyewa jasa baby sitter. Terkadang mereka dititipkan di rumah Kakek-Neneknya jika Arlyn harus keluar dari rumah. Mungkin Jevan belum terbiasa dengan keadaan mereka yang baru, dimana mereka harus mengerjakan sendiri pekerjaan domestik dalam rumah mereka sekarang. 

   "Maaf yaa,,, Lyn. Aku kurang peka sama keadaan kamu." Jevan menyesali tindakan dan ucapannya tadi, Arlyn tersenyum, untung dia adalah tipe manusia yang mengedepankan komunikasi dan Jevan tipe manusia yang mau diajak komunikasi, kalau tidak, mungkin rumah tangga mereka sudah bubar dari tahun lalu. 

  "Iya, Mas. Bantu aku masukin barang-barang ke dalam mobil ya..." Jevan mengangguk, ia mengikuti sang istri masuk ke dalam kamar induk untuk mengambil perlengkapan mereka selama menginap di rumah orangtuanya. 

  Menjadi orangtua bukan hanya tugas satu orang saja, tapi tugas dua orang yang memutuskan untuk menjadi orangtua di dalam rumah itu. 

  Mereka tiba di rumah orangtua Jevan tak lama kemudian, sebenarnya Arlyn sedikit minder berada di lingkaran orang-orang yang tidak mengalami kesulitan yang keluarganya rasakan saat ini. Jevan yang melihat istrinya menarik diri dari perkumpulan keluarga, menarik wanita untuk duduk bersamanya, meyakinkan ia bahwa mereka baik-baik saja. Ia menggenggam tangan Arlyn hingga Arlyn merasakan kehangatan mengalir ke dalam hatinya, apa yang perlu ia minder-kan? suaminya sangat bertanggung-jawab, bukan? 

   "Heeehhh....!! pegangan tangan mulu! Tolong hargai kami para jomblo ini..." Tegur Jevin, adik Jevan. 

   "Sirik aja, jomblo. Cari bini makanya!" Balas Jevan tak mau kalah, mereka terkekeh. Rasa minder dan iri bisa menghampiri siapapun, setiap anggota keluarga ini bisa saja mempunyai insecurity masing-masing, mereka hanya tidak ingin menunjukkannya. Kehangatan ditengah keluarga ini membuat Arlyn menyingkirkan rasa minder dan egonya untuk sesaat, ia memilih bergabung didalamnya. 

* * * 

 "Goodbye, Mamaaa..... be careful, please..." Gika mewakili anak-anaknya untuk memberangkatkan Harla yang akan memulai hari pertamanya sebagai manejer "The Haditio's Petshop" . Harla memutuskan untuk mulai bekerja setelah si kembar genap berusia 8 bulan, sebenarnya ia ingin memulainya setelah mereka genap 1 tahun, tapi kebutuhan akan tenaga kerja di tempat itu sangat mendesak. Jabatan itu sudah mengalami kekosongan hampir 5 bulan lamanya, semenjak manejer sebelumnya dirawat karena positif C-19, dan ia tidak  kembali untuk bekerja. 

  Harla membuka jendela mobil dan melambaikan tangannya sekali lagi kepada Gika dan anak-anaknya, beruntung hari ini Gika bekerja dari rumah sehingga ia dan Harla bisa bergantian menjaga anak. Tenang, Gika tidak sendirian dalam menjaga anak-anaknya, ada babysitter yang siap membantu Gika. 

   "Mbak, minta tolong siapin susu anak-anak ya... mereka udah mau tidur." Pinta Gika kepada Babysitter-nya, Gika membaca daftar kegiatan si kembar yang ditulis oleh Harla, ini pertamakali-nya Gika mengurus mereka tanpa Harla dan Harla mempunyai aturan yang ketat untuk setiap kegiatan anak-anak, jadi ia membacanya dengan hati-hati. Kata Harla, bayi harus diberikan jadwal agar mereka terbiasa, entahlah, Gika tidak merasa pernah membaca ini dalam buku parenting yang ia baca. 

  Sembari membacakan beberapa dongeng pendek, Gika menyusui Asyer dan Ashver menggunakan 'botol' atau orangtua mereka menyebutnya 'dot'. Asyer sudah bisa memegang dan mengendalikan dotnya sendiri, sementara Ashver masih harus dipegangi. Ashver selalu terlambat 1 langkah dari Asyer, tapi tidak apa-apa, tidak ada yang salah dengan perkembangan motorik Ashver, dia hanya sedikit lebih lambat dari Asyer. 

  Ashver tertidur tak lama setelah ia selesai meminum susunya, Asyer sendiri masih sibuk mengajak Gika bercanda. Gika menimang Asyer dengan sabar, ia harus segera tidur, jika tidak Mama mereka akan mengomelinya nanti. Harla sudah memerintahkan untuk mengirimkan foto setiap kali mereka berkegiatan. 

  Keputusan yang mereka sepakati seminggu yang lalu menghantarkan Gika pada situasi ini, ia dan Harla akan bergantian dalam mengurus anak. Gika akan ke kantor seminggu 3 kali, dan Harla ke Petshop 3 hari lainnya, dengan begitu anak-anak tidak akan ditinggalkan orangtuanya di waktu yang bersamaan. Covid-19  yang belum juga mereda membuat Gika tidak harus bekerja di kantor. 

 "Anak Papa yang ganteng, tidur ya, Nak..." Bujuk Gika pada Asyer, Asyer menatapnya dalam diam , sorot matanya menunjukkan rasa ketertarikan yang dalam kepada sang Papa. Ahhh... bayi... bisa aja bikin papanya melting.. 

  Gika sangat menikmati momen-momen menjalani peran sebagai orangtua ini, dia bersyukur bisa hadir di setiap tahap perkembangan anak-anaknya, sesuatu yang tidak ia dapatkan dulu dari sang Ayah. Sejak pertama kali Harla dinyatakan hamil, Gika sudah bertekad untuk menjadi ayah yang selalu hadir dalam hidup mereka, ia tidak ingin anak-anaknya mengalami hal yang sama dengannya. Ia berjanji akan menjadi sahabat dan ayah  ter-keren yang pernah mereka punya. Ia ingin anak-anaknya dengan bangga memanggilnya 'Papa' di depan teman-temannya kelak, ia ingin ada di setiap cerita mereka nantinya. 

  Bersama dengan Harla, semuanya terasa mungkin. Harla membiarkannya menikmati waktunya ketika bermain dengan mereka, tidak menganggu ketika ia ingin sendiri bersama mereka. Dengan Harla, hal yang ia takutkan menjadi hal yang paling membuatnya bahagia. Benar, ketika kamu menjadi orangtua kerjasama itu diperlukan. 

 Being Parents Means..... You work as a team. 

 * * * 

 Bersambung

Thanks for reading, XOXO!! 

 

T5L x APTOS : BEING PARENTS MEANS......Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang