Happy Reading !!!
Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit , Waiz sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah . Laki laki itu menghirup udara segar disekitar nya "Alhamdulillah Allah masih kasih kehidupan buat hari ini" ia kemudian berjalan jalan ke taman yang ada di kompleks tersebut , Waiz duduk di salah satu gazebo kayu menatap langit langit yang indah. "Gimana ya rasanya jadi kapten , jadi ga sabar buat bisa fly in the sky " Waiz memegang miniatur pesawat yang juga ia bawa lalu memainkannya. "Waiz lagi ngapain?" Tanya Indri yang datang menghampirinya , perempuan itu duduk di samping Waiz . "Lagi parodi jadi kapten" Indri terkekeh kecil , ia juga ikut menatap ke arah langit .
"Mau foto Waiz boleh?" Waiz mempersilahkan Indri untuk memotret nya , laki laki itu membentuk tangannya peace dengan satu tangannya diletakkan di belakang kepala . Senyum tipisnya pun ikut terbit.
"Suka liat kamu senyum dek kayak gini" Indri mengusap rambut adiknya . "Kakak mau nanya" Waiz menatap ke arah Indri , mempersilahkan kakaknya itu untuk bertanya. "Waiz pernah jatuh cinta sama seseorang pas ketemu pertama kali ?" Waiz berpikir sejenak dan mengangguk "Waiz pernah jatuh cinta sama putri waktu pertama kali ketemu Ama putri. Sayang banget putri ternyata anggap Waiz kayak adiknya sendiri , hehe" Indri menyandarkan kepalanya di bahu adiknya itu. "Kemarin kemarin pas di rumah sakit , kamu tau ketua angkatan Amerta kan?" Waiz kembali mengangguk " dia membawakan kakak buku matematika kakak di rumah sakit , saat itu pertama kalinya kakak liat Andra senyum . Padahal dia orang yang jarang banget senyum""Apa dia suka sama kakak ?" Indri menyentil perut Waiz pelan , dia kemudian berkata " jelek jelek gini siapa juga yang mau have crush on me wlee" .
"Kamu cantik kak , jangan pernah bilang diri kakak ga cantik . Cewek cantik , yang ga cantik itu cowok" Waiz mengusap puncak kepala Indri "kecuali cewek jadi jadian" celetuk Indri tiba tiba ."jelas , dia udah tau dirinya cowok malah ubah ke cewek. Laa Ilaha illallah " .
Mereka berdua terus menatap ke arah langit yang sangat indah , larut dalam pikiran masing masing "tapi sekarang masih ada rasa ama Putri?" Tanya Indri tiba tiba serius "mungkin udah gaada , hehe" kini Waiz gantian bersandar di bahu Indri. "Kakak tau ga ? Aku berharap aku bisa selalu ada sama kakak . Aku sayang sama kakak dan gamau kehilangan saudara sebaik kakak" Indri menatap wajah adiknya itu , mata perempuan itu berkaca kaca "Kakak mau kamu tetap disini , apa itu egois?" Waiz hanya menggeleng , dia menggenggam tangan Indri "ga ada salahnya kita suruh seseorang buat tetap disini sama kita , tapi masalahnya kalau orang itu pergi lebih dulu apa ikhlas mu betul betul ikhlas ?" Indri mengangguk .
"Kita ga boleh suruh siapa saja buat bertahan Ama kita , karena kita ga bisa tahan yang namanya suatu takdir . Ada ga takdir yang bisa diubah?" Indri menggeleng "karena itulah ketika kita ketemu sama seseorang , sering kali kita menyuruh orang itu buat tetap disini . Sedangkan kematian itu sudah pasti adanya. Kalo bukan kematian , pasti karena pekerjaan atau keluarga dimasa depan " Waiz segera memeluk Indri . "Maafin Indri kalo Indri selalu jahil apalagi kasar" . "Gapapa cantik . Udah Gih, kakak sekarang ayo kita pulang" Waiz menggenggam tangan Indri dan segera pulang ke rumahnya.
Akhna sedang membersihkan ruang tamu tidak sengaja mengambil sebuah foto disana . Matanya menatap foto anak kecil yang sedang memegang sebuah pipet dan memakai topi berwarna putih , dia mengambil foto tersebut dan memeluk foto anak laki laki itu. "sayang banget sama kamu"
Setelah itu dia menyimpan kembali foto itu , foto kecil Waiz yang cukup menggemaskan."Assalamualaikum Waiz Indri pulang" teriak Waiz memasuki rumah nya "waalaikumsalam gausah teriak teriak Waiz" tegur Akhna , perempuan itu segera mendekati Waiz dan memegang suhu tubuh Waiz "ga demam". Waiz menahan tawa , kakaknya itu terlihat lebih lucu saat mengkhawatirkan dirinya. Shafiyah yang datang melihat putranya menarik putranya untuk duduk di ruang tamu bersama dengan dirinya . Hal itu diikuti oleh akhna , Fitri serta Indri yang juga duduk di samping Waiz. "Nanti kalo lulus , Waiz siap kan di sekolah penerbangan?" Waiz berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Doain semoga asma nya nanti ga kambuh pas jadi pilot" . Waiz memeluk Shafiyah erat , laki laki itu berharap semoga dia bisa mewujudkan cita citanya untuk menjadi seorang pilot.
Pagi hari di hari Rabu yang cerah , Waiz masuk kembali ke sekolah tapi kali ini dia tidak menampilkan senyuman khas nya . Kakaknya sudah memasuki masa libur sekolah sebelum ujian akhir sekolah , Waiz yang sedang duduk di depan halaman kelas nya termenung sejenak . Sampai akhirnya seorang perempuan lewat di depannya bersama beberapa teman dibelakang nya "ey u" Waiz memanggil perempuan itu yang tak lain adalah Ridha , "jualan tahu kamu?" Tanya Waiz menahan tawa , Ridha menatap datar ke arah Waiz "Galang dana buat organisasi OSIS" kemudian laki laki itu mengeluarkan satu lembar uang sepuluh ribu "satu tahu , oh ya sini duduk dulu" Ridha mulai duduk di samping Waiz sedangkan teman temannya melanjutkan perjalanan untuk menjual Galang dana yang mereka bawa " kamu ambil aja satu , aku belanja" Ridha awalnya menolak namun Waiz memaksanya , langsung mengambil tahu isi bakso tersebut.
"Maafin aku ya waktu itu nabrak kamu" Waiz memulai berbicara."Tidak apa apa , maafin aku juga karena marah marah hehe" Waiz tersenyum , "kenalin , aku Waiz. Kapten Waiz " Ridha menangkup kedua tangannya , dia juga ikut memperkenalkan dirinya "nama aku Ridha" Waiz berpikir sejenak sebelum akhirnya dia mengingat nama tersebut "kamu ketua OSIS?" Ridha hanya mengangguk , Waiz memalingkan mukanya "maafin Waiz " Ridha hanya tertawa.
"Yaudah , udah kan ? Aku duluan yak , teman aku udah pada nungguin " Ridha segera pergi dari situ , sebelum pergi Waiz melambaikan tangannya pada Ridha . Hal itu dibalas oleh Ridha yang juga melambaikan tangannya pada Waiz ."Kamu tidak banyak berubah ,salah satunya kamu tetap jadi anak kecil untuk orang orang tertentu " ucap Ridha menatap ke sebuah photocard yang dia pegang, terlihat foto dua orang anak kecil memakai seragam TK yang lengkap .
"Akhirnya kita bisa ketemu kembali setelah sekian lama hehe" lanjut Ridha kemudian menyimpan foto tersebut di saku seragam nya .
Waiz masih duduk di tempat yang tadi , dia menatap ke arah langit sebelum akhirnya dia berkata "kok aku kayak kenal ya sama Ridha , tapi dia siapa ya?" Tanyanya pada dirinya . Tiba tiba seorang perempuan menghampiri Waiz "hai cinta" sapa perempuan tersebut "cinta cinta pala bapak kau cinta" Waiz beranjak pergi meninggalkan perempuan tersebut "liat aja gua bakal dapatin hati lu waiz" ujar perempuan itu dengan senyum licik.
Siapa perempuan itu ?
Apa hubungan Ridha dengan Waiz ?
Siapa Ridha sebenarnya?tbC
( Pict : Ridha Maghfira)
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S FLY TOGETHER ( My Impeccable Captain ) || END
Cerita Pendek"Ayo kita keenam negara , nanti aku yang jadi kaptennya" . . . Waiz Aifdil Wahid , laki laki dengan segudang keceriaan yang ditunjukkan pada semua orang . laki laki yang sangat menyukai susu strawberry , laki laki yang sangat menyukai roti cokelat...