Happy Reading!!
Vote + Komentar
Suasana di kota begitu ramai terlihat banyak kendaraan yang lalu lalang sejak sore kota ini dipenuhi dengan orang orang yang baru saja pulang kerja , seorang anak laki laki berada tepat dirumah sakit menunggu antrian namanya dipanggil "lama banget" Waiz mengangkat telepon dari Shafiyah saat menelpon nya.
"Assalamualaikum" Shafiyah menjawab dari seberang sana "waalaikumsalam. Nak kamu dimana ? Katanya cuman sebentar kok lama pulangnya?" Waiz terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab "Waiz lagi jenguk teman Waiz mama dirumah sakit . Mama ga usah khawatir ntar kalo udah kelar baru deh Waiz balik , love you mom" terdengar suara Shafiyah yang mengomel dari seberang sana sebelum akhirnya mamanya itu mematikan sambungan telepon.
"Mama ,kak" Waiz menatap layar ponselnya yang menampilkan gambar dirinya beserta mama dan kakak kakaknya "Waiz bakal janji ,sakitnya bukan sakit yang Waiz rasain" . Nama Waiz kemudian dipanggil , Waiz memasuki ruangan dokter dan bertemu dengan seorang dokter perempuan .
"Nama saya Waiz , saya umur 17 dokter baru mau berjalan 18 tahun . Saya pengen konsultasi dokter , saya punya penyakit sesak napas tapi bukan asma , saya kadang kesulitan bernapas tapi saya sadar kalo saya keturunan Ultraman" Dokter dengan nametag Ziya itu tertawa kecil "ada keluhan lain ?" Waiz menggeleng .
Dokter pun menerangkan kondisi yang diderita Waiz dengan segera Waiz paham dan langsung kembali bertanya "harus ya dokter?" Dokter Ziya hanya mengangguk "mungkin agak lama , tapi demi kesembuhan kamu dan beberapa gejala yang sudah kamu sebutkan sesak napas saya udah tau kalo" Waiz menahan dokter mengucapkan sakitnya ."Terima kasih dokter , Waiz bakal balik lagi" Waiz melambaikan tangannya pada dokter Ziya begitupun sebaliknya . Mungkin hari ini menjadi hari melelahkan bagi Waiz, sepulang dari sekolah ia langsung pergi ke rumah sakit .
Beberapa menit perjalanan ke rumahnya naik gojek , ia tiba dirumah pukul lima lewat enam detik . Laki laki itu menatap Indri yang sedang membersihkan pekarangan rumah dibantu oleh akhna dan juga Fitri yang menyapu lantai teras rumah , rumah sebesar itu tidak memiliki pembantu ? Tidak , mereka diajar untuk mandiri .
"Waiz , darimana aja?" Tanya Akhna yang sedari tadi memang khawatir dengan Waiz , "dari hatimu" Akhna menatap datar ke arah Waiz "Yuk masuk ,udah sore . Kalian cape ? Yuk istirahat deh" .Akhna memperhatikan gerak gerik Waiz yang tampak beda dari biasanya , sepertinya Waiz sedang menyembunyikan sesuatu tapi laki laki itu terus saja mengelak dengan mengatakan kalau dia baik baik saja " Waiz , jangan bohong deh . Kamu sebenarnya kenapa?" Waiz menggeleng "ga sayang ,gaada apa apa" Akhna hanya bisa menghela napas sambil beristighfar tapi ia akan tetap mencari tau dengan keadaan Waiz yang tampak beda dari biasanya.
Malam harinya Waiz membuka tas ranselnya dan menemukan beberapa obat obatan disana , laki laki itu meminum obat yang diresepkan dokter Ziya tadi . Ia kemudian baring dan memasang oksigen nya akibat kesulitan bernapas "kalau gini , aku harus kumpul uang buat biaya cuci darah . Hehe capek" pintu kamar kemudian terbuka dan terlihat Akhna yang duduk khawatir langsung berjalan ke samping Waiz "sesak ya?" Waiz kembali mengangguk , dia tersenyum saat Akhna menggenggam tangannya erat " minum obat ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S FLY TOGETHER ( My Impeccable Captain ) || END
Historia Corta"Ayo kita keenam negara , nanti aku yang jadi kaptennya" . . . Waiz Aifdil Wahid , laki laki dengan segudang keceriaan yang ditunjukkan pada semua orang . laki laki yang sangat menyukai susu strawberry , laki laki yang sangat menyukai roti cokelat...