"Ayo kita keenam negara , nanti aku yang jadi kaptennya"
.
.
.
Waiz Aifdil Wahid , laki laki dengan segudang keceriaan yang ditunjukkan pada semua orang . laki laki yang sangat menyukai susu strawberry , laki laki yang sangat menyukai roti cokelat...
Tepat pada saat itu seorang anak laki laki sedang menangis di hadapan mamanya karena anak itu sama sekali tidak ingin ditinggal di TK tersebut "mama angan tinggalin waiz , waiz sayang mama hiks" perempuan yang di panggil mama itu tersebut dan mencubit hidung anaknya itu "Waiz , Waiz anak pintar . Gaboleh nangis sayang , sekolah yang rajin ya sayang itu banyak teman teman " Shafiyah menunjuk ke arah anak anak kecil di TK tersebut , kemudian seorang anak perempuan kecil menghampiri keduanya dengan wajah ceria. "Halo , aku yidha" sapa Ridha , perempuan kecil yang menyapa ke arah Waiz . Waiz menatap ke arah Ridha , dia menghampiri perempuan kecil itu "kamu mau jadi teman Waiz ?" Ridha mengangguk , laki laki itu menepuk tangan sambil tersenyum manis "mama atu dapat eman" riang Waiz , Shafiyah terkekeh . Dia segera keluar dari ruang kelas Waiz kala itu.
Diwaktu istirahat siang , Waiz duduk didekat Ridha yang membawa bekal sebuah nasi dengan lauk ayam goreng . "Ayam hoyeng hena" beralih ke Waiz yang menatap kotak bekal nya berisi sayur sayuran dan buah buahan serta ikan goreng tepung " ikang hoyeng" mereka berdua makan bersama dengan lahap. Seorang anak laki laki tiba tiba jahil ke arah Ridha dan melempari Ridha dengan kertas "wlee" anak itu menjulurkan lidahnya ke arah Ridha , hal itu membuat Ridha menangis . Waiz yang melihat itu langsung menatap tajam ke arah anak laki laki itu "heh anak oyang endak usah so jago tamu , tamu itu jeyek Ama bau wlee" Devan langsung ke arah Waiz , hampir saja dia memukul Waiz dengan cepat Waiz memegang tangan Devan . "Kamu jeyek gaada yang suka" ejek Waiz hal itu membuat Devan menangis keras "Devan kenapa nak ?" Tanya Bu guru , "Alibaba Buat Devan Nanis" tunjuk Devan ke arah Waiz "Alibaba ,paya yu . Atu butan Alibaba " Bu guru kemudian menenangkan Devan dan bertanya pada Waiz " Waiz sayang , kenapa buat Devan nangis ?" Waiz menunjuk ke arah Ridha "kata ayah Waiz , perempuan endak boyeh dibuat nanis. Perempuan itu Ayus jadi ratu" kata Waiz "tadi depan buat yidha Nanis matanya Waiz buat Nanis depan " Bu guru tertegun mendengar penjelasan Waiz kecil.
Anak itu sangat menghargai perempuan , bahkan ia tidak berani menyentuh perempuan kecuali kakak dan mamanya . Sejak kecil , Uwais mengajarkan kepada Waiz agar tetap menghormati perempuan , lalu jika Waiz bertanya bagaimana dengan perempuan yang selalu menganggu nya ? Uwais menjawab jika Waiz harus mengatakan tidak boleh dekat dekat ataupun Waiz harus marah . Tapi marah itu hanya marah dibuat buat .
Setelah beberapa bulan sekolah di TK akhirnya Waiz dan Ridha menjadi teman dekat yang bisa dikatakan sebagai sahabat , laki laki itu terus menjaga Ridha dari kejahilan Devan . "Waiz.,kalo nanti Waiz becal , Waiz mau Adi apa?" Waiz tersenyum menunjukkan gigi rapinya "Waiz mau Adi kapten " tangannya menunjuk ke arah awan awan yang indah "langit" ucapnya . "Kita akan ketemu Agi nanti?" Waiz berpikir sejenak "In syaa Allah yidha" . Semenjak hari itu mereka berdua menjadi sahabat dekat , Waiz yang selalu berada disisi Ridha begitupun Ridha yang tetap ada dengan Waiz meskipun sekarang Waiz belum tau jika itu sahabat kecilnya .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Photocard milik Ridha , foto Waiz dan Ridha waktu TK)