Happy Reading!!!
Vote + Komentar
Pada dasarnya takdir Allah selalu baik , walau terkadang perlu air mata untuk menerima nya
-Umar Bin Khattab
Kamar berwarna orange itu tampak berantakan , langkah kakinya mendekat ke arah ranjang yang dimana di atasnya terdapat seorang perempuan duduk sambil memeluk lutut .Ia kemudian mengusap puncak kepala perempuan itu "kenapa sayang?" Tanya Waiz pada Indri , Indri segera memeluk adik laki lakinya itu.
"Capek Waiz , capek" Indri memukul bidang dada adiknya membuat Waiz menahan rasa sakit namun itu mungkin cara agar Indri segera tenang. "Capek istirahat jangan nangis Mulu , Indri kan anak kuat" Indri menggeleng "Indri capek hiks , Indri capek overthingking Mulu kagak ada abis abisnya hiks" .
"Dengar sini , overthingking ga bakal selesaikan masalah kamu. Coba deh --" belum sempat Waiz melanjutkan Indri memotong "Gimana ga overthingking semua yang Indri lakuin mulai dari menari di pentas seni sampai nanti pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Indri takut Indri ga lulus , kemarin kita ga tau apa kata orang" Waiz langsung mengisyaratkan kepada Indri agar diam "coba deh ikhlasin apa apa aja yang udah terjadi dalam hidup kamu dan jangan ngestuck di pikiran lama . Coba deh fokus ke depan dan masih banyak yang kamu harus lakuin " Saat itu juga Indri berhenti memukul Waiz , dia menatap adiknya itu lalu memegang pipi Waiz "Kamu bakal bantu kakak?" Waiz mengangguk dengan tenang ia menyingkirkan anak rambut Indri dan memeluk erat perempuan itu "bahkan kalo kamu minta semuanya ,aku kasih" .
"Udah Weh sweet banget adek kakak ini , sampai sampai lupain kakak kakaknya ini" celetuk Fitri masuk ke kamar Indri diikuti Akhna dibelakangnya , Indri menatap tajam ke arah Fitri membuat mereka berempat tertawa . "Sini semua" Fitri dan juga Akhna langsung masuk ke pelukan Waiz "Apa yang kalian minta bakalan Waiz kasih , ga ada yang ngga buat kalian" .
Ditempat lain setelah selesai melaksanakan sholat isya , mulut Andra tak berhenti berdzikir dengan tasbih berwarna hitam digenggamnya di tangannya "hasbiyallahu laa ilaha illa huwa alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul arsyil azhim" .
"Bang , lu udah makan ?" Tanya Ridha yang baru saja pulang dari membeli bakso diluar , Andra menggeleng itu artinya laki laki itu belum makan "Yaudah yuk makan , gua siapin dulu ya" Ridha mengambil mangkuk dan menaruh kuah bakso serta mie yang ada dalam plastik . Andra menaruh tasbih nya di meja tamu lalu membantu adiknya itu menyiapkan makanan . "Papa belum pulang ya?" Andra menggeleng , dia menghela napas pelan sebelum akhirnya mengangkat suara "gua pengen mama balik , haha tapi mungkin cuman mimpi " Ridha yang mendengar kata 'mama' hanya diam .
"Lu jangan sedih bang, nanti mama juga sedih di atas hehe" Andra mengalihkan pembicaraan dengan mengambil mangkuk berisi bakso lalu memberikan nya pada adiknya "nih , gua ambilkan" mereka berdua makan malam bersama , Andra terus memperhatikan wajah adiknya itu "gimana urusan di OSIS? Lancar?" Ridha hanya menjawab ' iya ' lalu kembali memakan baksonya .
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S FLY TOGETHER ( My Impeccable Captain ) || END
Short Story"Ayo kita keenam negara , nanti aku yang jadi kaptennya" . . . Waiz Aifdil Wahid , laki laki dengan segudang keceriaan yang ditunjukkan pada semua orang . laki laki yang sangat menyukai susu strawberry , laki laki yang sangat menyukai roti cokelat...