7

13.1K 1K 7
                                    

By Rara506

_______

Errando berjalan dengan langkah santai masuk kedalam club yang sudah di beritahu oleh Vernon tadi. Padahal malam ini jadwal ia bersenang-senang dengan mainan nya tapi Vernon teman bajingan nya, malah meminta ia datang kesini untuk mengurus pria bajingan yang sudah mengganggu Linford.

Errando merasa sedikit malas karena ia merasa sebelas-dua belas dengan pria yang sudah berani melecehkan istri Vernon, beda nya hanya sedikit. Jika Errando yang bermain maka pria itu akan mengambil seseorang yang secara suka rela untuk ia sentuh bukan nya memaksa seseorang apa lagi jika orang itu sudah mempunyai keluarga, tolong lah bajingan nya Errando ia tak akan pernah menyentuh milik orang lain.

Pria dengan pakaian santai itu mulai berjalan masuk kedalam ruangan yang sudah di tunjuk kan Vernon tadi sebelum tatapan datar nya mengarah pada seorang pria yang berperut buncit tengah terbaring terkapar di lantai dengan kondisi tubuh yang tidak bisa di kata kan baik.

Dengan kuat Errando menendang punggung pria itu untuk memastikan apa pria itu masih hidup atau hanya pingsan. Jika hanya pingsan saja mungkin Errando bisa menyuruh anak buah nya untuk mengaman kan pria ini, namun jika sudah mati maka Errando akan membiarkan nya saja disini karena itu bukan urusan nya lagi.

Dan ternyata pria itu masih bernyawa membuat Errando langsung memanggil anak buah nya untuk mengaman kan pria itu sebelum ia beranjak dari sana.

Seperti nya sedikit melihat-lihat di club ini sebentar tidak ada salahnya bukan? Sekalian ia ingin mencari mainan yang memang cocok untuk menemani nya malam ini.

Errando berjalan dengan santai, hingga tatapan tajam milik nya mengarah pada salah satu sudut dimana seorang pemuda yang ia temui dirumah Vernon berada disana. Dengan posisi berlutut di hadapan seorang pria, membuat Errando mengangkat sebelah alis nya karena merasa penasaran apa yang pemuda berwajah lugu itu lakukan di tempat seperti ini?

Dengan pelan Errando berjalan mendekat untuk mendengar sekaligus melihat apa yang pemuda itu lakukan dengan pria yang hampir seumuran dengan diri nya itu.

Terlihat pria itu mengangkat dagu pemuda itu agar menatap nya, "kamu suka yang ada didalam sini kan? Keluar kan dan hisap lah semau yang kau inginkan."

Errando terdiam mendengar suara pria itu hingga mata nya membola, saat melihat Ravin dengan jelas membuka resleting celana pria di hadapan nya.

Shit!

Dengan cepat Errando berjalan mendekat sebelum mengeluarkan beberapa gepok uang didalam saku nya. Meletak kan uang itu dipangkuan pria yang sedang bersama dengan Ravin pria lugu yang menjadi incaran nya itu. Sehingga membuat pria itu menatap Errando penuh tanya.

"Pergi lah. Cari mangsa yang lain dengan uang itu karena pemuda ini milik ku." ujar Errando penuh penekanan, tanpa banyak bicara pria yang memang gila uang, langsung pergi membawa uang itu, tak lupa ia menutup kembali resleting celana nya.

Errando tersenyum menyeringai menatap kearah Ravin yang tengah menatap diri nya dengan kedua mata mengerjab dengan lucu itu, siapa sangka dibalik wajah nya yang lugu ternyata menyimpan begitu kejutan yang membuat ia sangat terkejut.

"Kita bertemu lagi, manis." ujar Errando ia mengulurkan tangan nya, berharap Ravin menerima uluran nya itu.

Terlihat Ravin menatap kearah lain karena merasa malu dengan pria dihadapan diri nya sekarang. Ketahuan main dengan om-om gadun. Namun ia menerima uluran Errando, keduanya kini berhadapan.

"Muka kamu terlalu polos jika berada di sini baby.. sebaik nya kau ikut dengan ku, mari berbagi ranjang," tutur Errando dengan suara berat milik nya membuat Ravin termangu.

Kedua alis Ravin terlihat menyatu karena merasa tidak mengerti, "maksud Tuan?" tanya Ravin sok polos.

"Jadilah milik ku. Kamu tidak perlu datang ketempat ini jika sedang merasa haus akan sentuhan karena saya bisa dengan senang hati memberi apa yang kau ingin kan." jelas Errando, tatapan pria itu terlihat sangat serius dan juga mempesona di dalam pandangan Ravin.

"Saya be-"

"Saya mengatakan ini sebagai pernyataan bukan pertanyaan yang harus kau jawab, jadi sekarang kau hanya milik saya." sela Errando malas mendengar penolakan si lugu, nan manis ini, Errando dengan lancang membawa tangan Ravin untuk menyentuh milik nya, dan tangan kiri nya, mengelus dada Ravin sensual.

"Ugh..mmhh.."

Ravin melengguh saat merasakan elusan Errando, ia menganga dengan milik Errando yang tengah ia genggam. Tidak masalah jika ia mencicipi nya bukan? Nanti jika tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan maka Ravin akan langsung pergi, bukan kah itu ide yang cukup bagus?

"Baiklah."

***

Kedua mata bulat Linford terbuka karena ia tidak bisa tidur lagi sekarang, memang peluk kan pria disamping diri nya sekarang terasa sangat nyaman tapi bayangan kejadian tadi membuat Linford merasa takut di buat nya.

"Om.., om udah tidur? Gue nggak bisa tidur lagi karena keinget sama kejadian tadi.." ujar Linford pelan.

Linford menghela napas berat, sebelum memiringkan tubuh nya, ia menatap Vernon dengan senyuman tipis.

"Kalo aja gue gak pergi ke club tadi, pasti kejadian kayak gini nggak akan pernah terjadi. Gue heran sebelum ini gak pernah terjadi apapun saat gue ke club tapi tadi? Anjing tuh om-om cabul. Gue sumpahin titid nya menciut kayak kerang!"

"Kau tidak bosan berbicara terus sejak tadi hm? Saya dengarkan kamu semakin jauh bicara nya."

Tubuh Linford tersentak saat mendengar suara Vernon, ternyata pria itu bangun tapi kenapa dia tidak menyahut saat ia panggil?

"Lo sejak tadi bangun?"tanya Linford dengan menatap pria disamping nya.

"Saya sudah bangun sebelum kamu memanggil saya."

Kedua tangan kekar pria itu menarik Linford agar mendekat kearah diri nya, sebelum mencuri satu kecupan disana.

"Tidur, saya ada disini untuk kamu." tutur Vernon dengan mengeratkan peluk kan nya, membuat Linford menganguk dengan pikiran melayang jauh.

Linford merasa sedikit aneh, sejak kapan pria itu mulai bersikap baik kepada diri nya? Dimana kata-kata pedas yang selalu Vernon kata kan kepada diri nya? Perlakukan Vernon sekarang membuat Linford merasa nyaman karena ini lah yang ia butuhkan, bukan kata-kata pedas yang akan selalu Vernon lontarkan kepada diri nya. Linford suka Vernon seperti ini terus menerus sampai nanti.

Hah..seperti nya Linford yang jatuh pertama kali pada Vernon, biarlah perasaan nya akan jadi urusan nya.

Yang jelas ia tak merasa rugi menikah dengan Vernon, andai kata ia memang gay sejak awal mungkin tak buruk jika gay hanya untuk Vernon, 'kan?

Bersambung...

Married For Bussines [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang