By :@LUTFIAHRAMADANI0
_____________
Linford dan Ravin menikmati makanan nya, keduanya membolos tidak mengikuti mata kuliah, malah memilih pergi ke kafetaria.
Linfors yang mengajak, ia penasaran dengan Ravin yang katanya memiliki sesuatu untuk di ceritakan.
"Ayo cerita makanan gue udah habis," Linford mengaduk-ngaduk jus alpukat nya.
Ravin menerawang kejadian malam itu, dimana ia di dekap mesra oleh Errando, ia mulia menceritakan semua nya tanpa terkecuali, sampai membuat Linford tak percaya di buat nya.
"Bener-bener, si mesum itu bilang suka sama lo?" tanya Linford, menggebu.
Ravin mengangguk, "dia juga bilang gak masalah sama gue yang udah rusak," ucap Ravin berucap lirih di akhir kalimat.
Linford mengangguk paham, ia menepuk bahu Ravin, merasa ikut senang.
"Err, sepertinya emang baik," ucapnya.
Ravin mengangguk, bahkan Errando sempat menawari nya untuk tinggal bersama tentu saja Ravin menolak, ia tak ingin terlihat begitu murahan di mata Errando.
"Pantesan pas malem itu lo gak ada, gue sendirian anjing...lo tahu? Ada cowok mesum untung ada my king," tutur Linford berucap dengan bangga.
"My king?" Kening Ravin mengerut, ia merasa bingung.
"Suami gue, ah..lakik gue ganteng anjir...mana pas mukul tuh cowok beh..perkasa banget," Linford tersenyum mesum membayangkan tubuh perkasa suami nya, demi apapun otot-otot Vernon sangat menggoda, Linford rela di hajar di atas ranjang habis-habisan.
"Gak usah senyum kayak gitu, lo udah kayak remaja kelebihan hormon," cetus Ravin membuyarkan lamunan Linford.
Linford berdecih, Ravin mengacaukan fantasi liar nya.
"Tapi suami lo galak, kalau nanti si Vernon anjing itu bikin lo sakit hati lagi, gue bakalan tonjok tuh muka goblok nya," tutur Ravin, membuat Linford meringis, si galak Ravin cukup menakutkan.
"Lo lebih galak dari Vernon kayak nya Vin," celetuk Linford, mendengar itu Ravin merotasikan matanya.
"Bagus, kalian bolos?"
Linford dan Ravin mendongak bersamaan, keduanya menelan saliva saat ber adu pandangan dengan pria di belakang mereka.
"Apa saya menyuruh kamu membolos?" Vernon menatap tajam pada Linford.
"Sayang, gue butuh makan. Lihat makanan nya udah abis, saking lapar nya gue," Linford menyahut dengan segala ke bohongan nya.
Vernon mendengus, ia beralih menatap Ravin yang masih diam.
"Errando ada di parkiran, kamu tidak akan selamat dari dia," ucap Vernon, Ravin melirik ke arah pintu ia dengan jelas melihat Errando berjalan dengan penuh wibawa, rasanya ia ingin tenggelam.
Vernon dengan tak tahu diri, duduk di depan keduanya, ia menarik kursi dari meja sebelah.
"Hey, apa ada reunian di sini?" Errando langsung duduk di samping Vernon, nada santai nya tidak se santai tatapan nya pada Ravin.
"Manis, kenapa tidak kuliah?" tanya Errando, Ravin membuang pandangan nya lalu menggeleng.
"Jangan lihat temen gue kayak gitu, lo udah kayak singa kelaparan temen gue nanti mati ketakutan," Linford berhasil membuat Errando menghebuskan napas nya.
"Kalian bolos?" tanya Errando pada akhirnya.
"Gue yang ngajak Ravin bolos," sahut Linford, karena Ravin masih saja diam.
Vernon memijat pangkal hidung nya, ia tak habis pikir dengan kelakuan dua bocah itu.
"Oke, mari kita double date aku dan Vernon ke sini ingin makan dan kalian di sini, sungguh seperti nya kita memang berjodoh," ucap Errando dengan senyuman manis nya.
Vernon hanya diam, ia hanya bisa menghela napas rasanya ingin sekali memarahi Linford. Bocah itu berkata ingin ada jadwal dan ingin di jemput pulang nya, namun lihat dia malah bersenang-senang di kafetaria.
Vernon dan Errando memesan, keduanya sempat menawari Linford dan Ravin namun dua submisiv itu menolak, mereka sudah kenyang.
Alhasil keduanya hanya menemani dua dominan itu makan, Linford di buat tertawa beberapa kali oleh tingkah konyol Errando, yang selalu membuat Vernon kesal.
Bagi nya teman Vernon ini tidak begitu kaku, hanya saja Ravin banyak diam, Linford merasa hubungan teman nya ini keterbalikan dari hubungan nya dan Vernon.
"Kau tahu Lin, Vernon dari tadi menceritakan mu, di bilang kau agrhh.."
Errando menghentikan ucapan nya, Vernon menendang kaki nya, demi tuhan itu menyakitkan.
"Jangan membuat bualan Err," cetus Vernon tanpa merasa bersalah.
"Eyy..lo gak mau ya ke bongkar kalau sebenernya lo suka gosipin gue," Linford memicingkan matanya.
Vernon merotasikan matanya sebal, Linford dan rasa percaya diri nya sangat menyebalkan.
"Jangan terlalu percaya diri, saya menceritakan tingkah konyol dan menggelikan kamu pada Err, dia harus tahu betapa menyebalkan nya kamu," cetus Vernon, Linford di buat menganga dengan ucapan tajam itu.
Ravin menatap Vernon sengit, ia ingin sekali meramas penis Vernon sampai bengkak atau sampai copot dari tempat bergentung nya itu.
"Tuan, Linford itu sangat manis, banyak dominan yang mau sama dia, saya harap Tuan gak nyesel nanti," Ravin berucap sengit, tatapan nya seakan mengibarkan bendera perang.
Vernon mendengus mendengar nya, sedangkan Errando menepuk bahu Ravin dengan bangga.
"Dia memang bajingan sayang, aku yang terbaik," ucap Errando, ia mengecup pipu Ravin.
Oh demi Tuhan rasa malu bagi Errando sudah hilang, ia tak segan mencium pipi Ravin di tempat umum, Linford sampai tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Wajah Ravin me merah, ia sangat malu dengan perlakuan Errando, namun ia bisa apa? Pria dominan di samping nya ini tak bisa di tolak.
"Wahhh..keren, Err lo romantis bangett," celetuk Linford, ia sangat iri dengan Ravin yang di perlakukan sangat manis.
Vernon memang terkadang baik, namun suami nya itu kebanyakan bertingkah menyebalkan dan menakutkan.
Seperti tadi, sikap Vernom yang apa adanya, dan mulut pedas yang tak pernah hilang terkadang membuat Linford sakit hati.
Vernon kaku, andai suami nya bersikap seperti Errando mungkin akan dengan mudah Linford meluluhkan nya.
"Aku malu," Ravin berucap pelan, membuat Errando terkekeh, ia mengacak rambut submisiv nya, di akhiri dengan kecupan di pucuk kepala Ravin, sungguh siapapun yang melihat nya akan iri dengan perlakuan manis Errando.
Sedangkan Vernon menatap nya dengan datar, bagi nya Errando player yang akan berlaku manis pada mangsa nya, ia sudah sangat sering di kenalkan pada submisiv-submisiv murahan yang Errando bawa.
Bukan hal aneh, Errando memperlakukan Ravin dengan manis.
Teman nya itu akan membuat mangsa nya terbuai, sampai tak ingin terlepas dari nya.
Padahal Errando hanya ingin bermain-main di ranjang dengan para submisiv itu, mereka terlalu bodoh untuk di kelabui Errando yang pintar dalam bersandiwara.
Vernon hanya akan menyaksikan kelakuan Errando dengan santai, ia hanya akan menikmati hasil perbuatan Errando yang berhasil menggaet submisiv manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Bussines [TERBIT]
ChickLitPart lengkap Ending berbeda dengan versi cetak Menikah karena bisnis mungkin terdengar sangat kurang enak untuk di dengar namun itu lah yang di rasa kan oleh Vernon Rainer yang harus menerima paksa-an kedua orang tua nya yang ingin menikahkan pria i...