By;Rara506
_____
Linford menatap kepergian kedua orang tua nya dalam diam. Padahal mereka datang untuk bertemu dengan diri nya dan juga Vernon.
Namun pria itu tidak bisa dihubungi sejak tadi, entah apa yang ia lakukan diluar sana. Sisi hati Linford ingin mengatakan jika memang mungkin saja Vernon tengah sibuk di kantor sekarang namun sisi hati nya yang lain justru berpikir kalau sekarang Vernon tengah bersenang-senang bersama dengan Laura, selingkuhan suami nya itu.
Ternyata mencintai seseorang se-menyakitkan ini, andai Linford bisa memutar waktu kembali mungkin saja ia akan langsung kabur dari rumah saat tau diri nya akan dijodohkan dengan Vernon.
Siapa sangka Linford yang sejak dulu tidak pernah berhubungan dengan siapapun bisa terjerat pesona yang Vernon keluarkan, padahal saat pertama kali mereka menikah Linford sangat yakin jika ia masih normal.
Diri nya masih menyukai seorang wanita, namun sekatang dengan begitu cepat nya hati nya mengatakan jika ia mencintai Vernon. Mencintai pria yang sama sekali tidak mencintai diri nya walau sebentar saja.
Vernon selalu memberi alasan saat Linford mengatakan jika ia sangat mencintai pria itu, Vernon selalu mengatakan kalau dia normal, dia masih mencintai seorang wanita dan sampai kapan pun akan seperti itu.
Tidak ada keinginan sedikitpun untuk membalas cinta yang Linford berikan kepada dia, disaat seperti ini Linford jadi berpikir.
"Berarti kalo gue cewek, pasti lo bakalan bales cinta yang gue miliki kan? Tapi gue nggak bisa mengubah sesuatu yang udah diberikan sama gue, gue seorang pria dan sampai kapan pun akan kayak gitu terus. Apa cinta yang gue miliki buat lo itu salah? Bukan kah cinta itu anugrah?. Gue pernah membaca sebuah cerita yang mengatakan jika cinta itu anugrah, nggak semua orang bisa merasakan apa itu yang dinama kan dengan cinta. Apa disini gue yang salah karena sudah mencintai lo? Karena cinta yang gue miliki nggak mungkin salah kan?" gumam Linford dengan tatapan miris milik nya.
Sekarang sudah jam dua belas malam lebih, sudah bisa dipastikan jika Vernom tidak akan pulang malam ini. Pria itu pasti tengah tertidur dengan sangat tenang bersama dengan selingkuhan nya, membiarkan Linford sendirian dengan rasa sakit nya.
"Gue tau, pasti banyak yang bilang kalau gue orang bego, karena udah mau bertahan dengan pernikahan yang sangat toxic ini. Gue kelihatan memaksa banget buat dibalas cinta nya, tapi itu wajar kan? Karena gue gak mau rumah tangga gue hancur begitu saja tanpa ada perjuangan sedikit pun. Apa lagi pernikahan ini masih satu bulan lebih, gue akan terus bertahan selama yang gue bisa sampai waktu dimana gue bener-bener capek maka gue akan berhenti dan juga menyerah. Gue akan menyerah untuk memperjuangkan rumah tangga ini lagi, kalo gue udah ngerasa capek banget."
Linford menghembuskan napas berat milik nya sebelum mengunci pintu utama rumah mereka, Linford berjalan kearah sofa yang ada diruang tengah untuk menonton tayangan apa saja yang ada, karena sekarang ia tidak bisa tidur. Pikiran nya sangat kacau, sehingga menutup kedua mata saja rasa nya tidak bisa.
"Gue bodoh banget, gue bodoh karena udah jatuh cinta sama cowok brengsek kayak dia. Seharus nya gue sadar diri saat Vernon dengan sangat terang-terangan menolak gue, tapi apa yang gue lakuin? Gue justru malah bersemangat untuk memperjuangkan cinta yang gue miliki buat dia, agar mendapatkan balasan. Walaupun penolakan sering gue dapetin tapi itu semua bukan nya membuat gue menyerah, malahan karena itu semua gue ngerasa semakin mencintai dia. Hahaha, bodoh!" gumam Linford lagi dan lagi.
Ia merasa tidak ada tempat untuk bercerita sekarang, karena Ravin sudah tentu sedang bersama dengan pacar nya sekarang. Sedangkan bercerita kepada kedua orang tua nya pun seperti nya tidak ada guna nya karena Linford tidak ingin mereka merasa khawatir dengan keadaan nya sekarang.
Mata Linford memerah entah karena menahan rasa mengantuk atau karena menahan rasa sakit sendirian.
***
Sekitar pukul dua dini hari, Vernon membuka pintu utama rumah milik nya bersama dengan Linford. Pria itu menutup kembali pintu utama saat sudah masuk kedalam rumah.
Suasana hening terjadi saat Vernon sudah mengunci pintu utama, tatapan pria itu mengarah pada saklar lampu yang ada didekat pintu utama. Dengan sangat pelan Vernon mulai menghidupkan pintu ruang tengah, sebelum berjalan masuk lebih dalam lagi.
Wajah Vernon terlihat sangat kelelahan karena terlalu banyak pekerjaan di kantor tadi siang, belum lagi beberapa masalah yang terjadi di perusahaan milik nya membuat Vernon bertambah pusing.
Padahal tadi Vernon tidak berniat pulang karena sudah pasti ia akan bertemu dengan Linford yang selalu mengganggu diri nya dengan begitu banyak pertanyaan yang ada, namun ternyata di apartemen Laura juga sama saja.
Wanita itu bersikap egois, padahal Vernon sudah mengatakan jika ia merasa lelah serta butuh istirahat tapi Laura malah memaksa diri nya untuk bercinta dengan wanita itu.
Sehingga tadi karena tidak tahan dengan sikap Laura, Vernon langsung pergi dari apartemen wanita itu untuk pulang kerumah.
Dengan pelan Vernon mulai berjalan kearah ruang tengah sebelum tatapan milik nya mengarah pada layar tv yang masih menyala serta Linford yang terlihat tertidur dengan posisi duduk bersandar disalah satu sofa yang ada.
Hembusan napas cukup berat terdengar karena Vernon sudah mengatakan pada Linford untuk tidak menunggu diri nya tadi pagi, tapi pemuda itu masih melakukan nya.
Dengan cepat Vernon mematikan tv, sebelum mengangkat tubuh Linford dengan pelan. Membawa pemuda itu naik kelantai atas dimana ada kamar mereka disana.
Tatapan Vernon tidak sengaja menatap wajah Linford yang terlihat sangat kelelahan, entah apa yang membuat bocah itu kelelahan padahal dia hanya diam dirumah saja. Tidak bekerja seperti diri nya.
Cukup lama Vernon berjalan, sampai mereka tiba didalam kamar yang sudah beberapa kali mereka tiduri berdua. Dengan pelan, Vernon menurunkan tubuh Linford diatas tempat tidur sebelum pria itu merasakan genggaman di kemeja yang ia kenakan.
"Vernon..ugh..bangsat.."
Vernon menaikan sebelah alis nya saat mendengar gumaman Linford didalam tidur nya, pasti bocah ingusan itu tengah memimpikan diri nya membuat Vernon tersenyum tipis karena itu semua.
Setelah cukup lama memperhatikan wajah Linford saat sedang tidur, Vernon segera masuk kedalam ruang ganti untuk mengganti pakaian milik nya dengan pakaian tidur milik nya.
Sehingga beberapa saat kemudian, Vernon kembali keluar dari dalam ruang ganti dengan pakaian tidur yang biasa ia pakai.
Tatapan lelah milik nya mengarah pada Linford yang tengah tertidur, ah seperti nya Vernon memiliki kebiasaan baru sekarang. Yaitu memperhatikan wajah Linford saat sedang tertidur seperti itu, karena saat sedang tidur Linford tidak bertingkah aneh seperti biasa nya.
Tidak terasa Vernon tersenyum tipis, sebelum ikut merebahkan diri nya disamping Linford yang tengah tertidur dengan sangat tenang. Akhir nya ia bisa beristirahat dengan tenang karena tidak ada gangguan apapun lagi sekarang.
Bersambung..
_____
Lupa up hehehe...sorry🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Bussines [TERBIT]
ChickLitPart lengkap Ending berbeda dengan versi cetak Menikah karena bisnis mungkin terdengar sangat kurang enak untuk di dengar namun itu lah yang di rasa kan oleh Vernon Rainer yang harus menerima paksa-an kedua orang tua nya yang ingin menikahkan pria i...