By Rara506
____Sangat bertolak belakang dengan keperibadian milik nya yang selalu berbicara dengan sopan kepada orang yang lebih tua, tapi apa yang di lakukan bocah ingusan itu semakin membuat Vernon merasa jijik serta risih jika berada di dekat Linford walau pun hanya sebentar saja.
"Ngapain lo lihatin gue kayak gitu?" sungut Linford menatap Vernon, risih dengan Vernon yang memperhatikan diri nya sedari tadi.
"Lo bilang, lo jijik sama gue kan, ini kenapa lo lihatin gue kayak om-om cabul yang mau perkosa anak perawan." ucap Linford dengan nada yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Vernon.
"Kamu semakin lama di lihat, semakin membuat saya pusing, tingkah kamu ini bikin orang hilang respect." ujar Vernon sebelum memiringkan tubuh nya agar tidak bisa melihat tingkah bocah ingusan yang membuat kepala nya pusing. Baru malam pertama sudah membuat ia pusing, pasti jika satu minggu pria itu akan di temukan dengan keadaan mati.
Linford mendengus mendengar perkataan suami gila nya itu, perkataan nya cukup pedas. Tapi karena Linford suka yang pedas-pedas maka pemuda itu akan menikmati semuanya.
Hening. Suasana kembali dingin seperti semula, karena baik Vernon mau pun Linford tidak ada yang mau memulai pembicaraan lagi, walau pun mereka sama-sama belum merasa mengantuk.
Tidak lama dari itu terdengar suara dengkuran halus dari Linford membuat Vernon langsung membalik kan tubuh nya kembali, menatap bocah menyebalkan itu. Wajah Linford yang baru saja ia nikahi tadi siang ternyata cukup lucu saat tengah tidur seperti sekarang, terlihat sangat polos.
Tapi jika bocah ingusan itu bangun pasti tingkah nya seperti kucing yang minta di kawini. Selalu saja memancing amarah serta perkataan pedas milik nya. Cukup lama Vernon menatap kearah Linford hingga beberapa menit kemudian pria itu ikut tertidur juga.
***
Linford terbangun dari tidur nya dengan pandangan langsung mengarah pada wajah tampan Vernon yang tengah tertidur dengan sangat pulas. Andai saja Linford tidak ingat jika ia sudah menikah kemarin, mungkin saja pemuda itu sudah berteriak dengan sangat kencang saat melihat seorang pria asing, tidur satu ranjang dengan nya.
"Kita sama-sama straight, tapi setiap kali gue perhatiin wajah lo. Kok tambah ganteng setiap detik nya, ini gue yang hampir gila atau emang pesona lo yang luar biasa?" Gumam Linford dengan menatap pria yang kemarin sudah resmi menjadi suami nya.
Walau pun Linford juga tidak menginginkan pernikahan ini, tapi tetap saja pemuda itu mengingat semua tugas nya sebagai seorang is- ah seorang suami yang baik untuk pria bermulut pedas itu.
Dengan pelan Linford mulai turun dari tempat tidur sebelum meletak kan satu selimut untuk Vernon, agar pria itu tidak merasa ke dinginan, ya walau terlambat, ia pikir Vernon akan memeluk nya semalaman karena dingin, nyata nya itu hanya angan semata.
Seperti nya mulai hari ini Linford akan membiasakan diri untuk mandi pagi karena harus mengurus semua kebutuhan yang di perlu kan Vernon, cukup berat.
***
Kedua mata Vernon dengan perlahan terbuka, pria itu menatap kearah samping yang sekarang sudah terlihat kosong. Dengan pelan Vernon mulai menduduk kan diri nya di tengah-tengah ranjang, nyawa pria itu belum terkumpul sepenuh nya hingga suara pintu terbuka membuat Vernon langsung mengalihkan atensi nya pada pintu kamar mandi yang tengah terbuka dengan Linford yang keluar dari dalam sana.
"Udah bangun ternyata, gue kira lo gak bakal bangun sampe laut kering." Linford menghampiri Vernon lalu tangan nya yang gatal itu dengan lancang merapihkan rambut tebal sang suami.
Vernon hanya diam, ia tak bergeming saat Linford merapihkan rambut nya.
Vernon langsung menepis dengan kasar tangan Linford, saat ia tersadar. membuat Linford mendengus tak suka, padahal tangan nya bersih.
"Gue cuman bantu rapiin rambut lo yang kayak singa, lagian gue udah cuci tangan pas cebok tadi." tutur Linford sebelum menatap wajah kurang bersahabat Vernon sebentar, "harus nya lo seneng, gue romantis hah...dasar aki-aki." sambung Linford sebelum beranjak dari sana dengan perasaan kesal.
Sedangkan Vernon hanya menatap pemuda itu dengan tatapan datar karena diri nya tidak suka ada orang yang menyentuh tubuh nya tanpa izin terlebih dahulu.
Setelah cukup lama terdiam diatas tempat tidur, Vernon segera beranjak dari sana untuk membersihkan diri nya. Membuat Linford yang sejak tadi memperhatikan pria itu, langsung mengambil kan pakaian ganti yang akan Vernon pakai nanti nya.
Hingga saat Vernon keluar dari dalam kamar mandi Linford langsung mendekati pria itu untuk memberikan pakaian yang sudah ia pilihkan.
"Nih," Linford memberikan satu setel pakaian.
"Kembali kan ketempat asal nya. Saya tidak ingin ada yang menyentuh barang atau pun tubuh saya tanpa permisi. Kamu tidak perlu bersikap seakan-akan kamu akan menjadi istri yang baik untuk saya, karena saya tidak membutuhkan semua itu, tidak perlu cari perhatian kepada saya, itu hanya akan sia-sia." geram Vernon yang masih kesal dengan tingkah Linford, entahlah rasanya apa yang bocah itu lakukan selalu membuatnya muak, ia lancang dan tak sopan setidak nya Linford harus meminta ijin padanya, entah menyentuh atau menyiapkan sesuatu untuk nya.
"Gue bukan mau sok-sok an mau jadi istri yang baik buat lo. Gue cuman pengen mempersingkat waktu lo buat cari baju aja karena sekarang udah lumayan siang. Percaya diri banget lo bilang kalo gue nyentuh-nyentuh barang atau tubuh lu, gue kurang selera. Yang ada nanti lo yang grepe-grepe duluan karena seneng liat pantat semok gue." seru Linford sebelum menjatuhkan pakaian yang sudah ia siapkan untuk Vernon tadi, bohong jika ia tak sakit hati dengan ucapan Vernon, namun untuk sekian kali nya Linford hanya bisa menelan kepahitan itu.
Dengan kedongkolan yang masih membungbung di hati nya, Linford keluar dan membantin pintu.
"Anjing banget tuh tua bangka! percaya diri banget gue nge lakuin itu karena pengen cari perhatian dia, sinting emang." gerutu Linford ia berjalan dengan cepat ke lantai bawah.
Linford tak yakin ia bisa bertahan lama dengan Vernon, bahkan sikap Vernon sangat arogan.
Linford bersungut-sungut dalam hati, berharap semua nya akan berjalan lancar ke depan nya, mau bagaimana pun Vernon adalah suami nya saat ini, seburuk apapun pria itu tetap saja Linford tak bisa menyerah segampang itu, akan konyol jika kabar perceraian datang dengan cepat sampai pada orang tua nya.
Kuliah, dan Vernon sama-sama rumit Linford akan menyerah jika tak memahami nya.
________
Bersambung..
Tembus 50 vote gue lanjut deh, because need effort, this story collab, so vote kalian sangat-sangat berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Bussines [TERBIT]
ChickLitPart lengkap Ending berbeda dengan versi cetak Menikah karena bisnis mungkin terdengar sangat kurang enak untuk di dengar namun itu lah yang di rasa kan oleh Vernon Rainer yang harus menerima paksa-an kedua orang tua nya yang ingin menikahkan pria i...