13

10K 798 13
                                    

By;Rara506

Linford menatap langit-langit yang ada di ruang tengah dengan tatapan kosong. Pemuda itu sangat sadar jika ia sudah bersalah disini, tapi semua itu karena ia merasa sangat iri kepada teman nya yang sudah mendapatkan orang yang sangat tepat, serta sangat baik.

Sangat berbeda dengan diri nya yang sudah menikah namun masih terasa seperti orang asing yang secara tidak langsung bertemu dijalan, wajar kan ia merasa sangat iri sehingga mengatakan semua itu? Tapi perkataan Vernon tadi berhasil membuat sudut hati pemuda itu terasa sangat sakit.

"Apa yang harus gue lakuin buat minta maaf sama dia lagi? Peluk kan aja ternyata gak cukup buat dia ngerasa tenang dari amarah nya. Gue tau karena  ini semua kesalahan gue, jadi gue harus berusaha buat ngebujuk dia apa pun yang terjadi nanti nya. Oke Linford! Lo harus bisa mendapatkan maaf dia karena ini semua kesalahan lo sendiri." gumam Linford dengan memberi semangat kepada diri nya sendiri, karena sekarang ia tidak ingin meminta bantuan siapapun apa lagi meminta bantuam kepada kedua orang tua nya karena itu pasti akan menambah masalah saja. Vernon pasti tidak akan suka dengan itu semua.

Jadi sekarang Linford akan berusaha sendiri untuk mendapatkan maaf dari Vernon apa pun yang akan terjadi nanti nya, pemuda itu merasa sangat yakin ia bisa melakukan itu semua sendirian.

Setelah cukup lama meyakin kam diri nya, Linford mulai beranjak dari ruang tengah untuk kembali masuk kedalam kamar agar ia bisa bertemu dengan Vernon nanti nya.

Saat Linford tiba didalam kamar mereka, tidak ada Vernon didalam kamar mandi membuat pemuda itu yakin jika sekarang Vernon tengah berada didalam kamar mandi.

Dengan pelan, Linford mulai membereskan semua barang milik Vernon yang ada diatas sofa. Ada jas kerja pria itu serta tas kerja nya disana membuat Linford langsung mengambil semua barang milik Vernon untuk mengembali kan nya ke tampat awal barang itu berada.

Saat Linford ingin meletak kan jas milik Vernon di keranjang pakaian kotor, sebuah note jatuh dari saku jas milik Vernon membuat pemuda itu langsung melihat note apa yang terjatuh itu karena takut itu barang penting milik Vernon.

Ternyata itu catatan pesanan makanan yang ada di restoran, dengan porsi yang bukan untuk satu orang. Semua makanan nya juga terlihat ada dua semua membuat pemuda itu merasa jika bukan hanya Vernon yang memakan semua makanan itu sendirian.

Namun dengan siapa pria itu makan bersama? Disaat ia menunggu pria itu dengan perasaan cemas serta merasa sangat bersalah, Vernon malah makan bersama dengan seseorang.

Boleh kah Linford merasa sangat cemburu karena ini semua? Walau pun ia tidak tau Vernon makan dengan siapa tapi tetap saja rasa nya sangat sakit saat tau Vernon makan bersama dengan seseorang disaat ia merasa sangat khawatir dirumah.

Napas Linford terlihat memburu karena menahan rasa sesak yang ada didalam hati nya sekarang, "tolol banget banget lo asu, gini doang lo mau nangis? Dimana Linford yang selalu berani dengan semua hal yang terjadi kepada diri nya?"

Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Linford langsung meremas note itu hingga tidak berbentuk sebelum meletak kan jas Vernon didalam keranjang pakaian kotor.

Pemuda itu membalik tubuh nya agar bisa menatap kearah Vernon yang sekarang tengah mencari pakaian didalam lemari pakaian, tubuh pria itu terlihat sangat sempurna membuat Linford merasa kagum untuk yang kesekian kali nya.

Linford tau semua ini diawali dengan ia yang merasa sangat kagum dengan tubuh sempurna milik pria itu, tapi lama kelamaan semua rasa kagum itu berubah menjadi sebuah perasaan yang pertama kali ia rasa kan. Karena perasaan ini Linford baru pertama merasa kan nya.

Linford terus menatap Vernon yang mengenakan pakaian dalam diam karena ia merasa bingung harus mengatakan apa sekarang, sungguh untuk pertama kali nya pemuda itu dibuat mati kutu hanya karena ingin meminta maaf kepada Vernon karena biasa nya Linford selalu bersikap bodoh amat dengan semua yang terjadi kepada diri nya tapi sekarang?

Vernon membalik tubuh nya karena sudah selesai memakai pakaian tidur milik nya, tatapan tajam pria itu mengarah tubuh Linford yang tengah menatap diri nya tanpa berkedip sedikit pun.

Vernon merasa sangat aneh, apa yang membuat Linford menatap ia sehingga sampai se-intens itu. Apa karena pemuda itu mau merencana kan sesuatu hal?

Tatapan Vernon balik menatap tatapan Linford yang sekarang terlihat kosong, pria itu menyadari satu hal jika kedua rahang pemuda itu terlihat membiru membuat ia sadar satu hal. Itu pasti karena perbuatan nya yang sudah nencengkam rahang Linford dengan sangat kuat tadi.

"O-om..maafin gue.."

Vernon menaikan satu alis milik nya karena mendengar perkataan Linford setelah terjadi keheningan beberapa saat, sekarang pemuda itu terlihat berjalan mendekat kearah diri nya sebelum memeluk tubuh nya dengan sangat erat.

Vernon langsung menyentuh bahu Linford untuk menjauhkan pemuda itu dari diri nya namun peluk kan itu terasa semakin mengerat membuat Vernon merasa bingung apa yang sekarang pemuda pemembuat onar itu ingin kan?

"Maafin gue.. karena ngerasa iri sama Ravin yang bisa dapet perhatian penuh dari Errando membuat gue iri hingga bilang itu semua sama lo.." jelas Linford dengan memeluk tubuh Vernon dengan sangat erat karena ia tidak tahu lagi ingin mengatakan apa lagi agar bisa mendapatkan maaf pria itu, sehingga pilihan terakhir nya jatuh pada ini semua.

Terdengar hembusan napas berat milik Vernon menandakan jika sekarang pria itu merasa kesal lagi, "saya tidak pernah memberi kamu harapan untuk itu semua bukan? Lalu kenapa kamu langsung berharap jika saya akan mengubah sikap saya hanya kareba kamu? Sifat saya memang seperti ini terlebih sama seseorang yang sama sekali tidak saya sukai. Jadi mulai sekarang saya ingin kamu berhenti untuk mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, karena kamu tau kan kalau saya pria normal?"ujar Vernon dengan mengatakan semua yang ia rasakan sekarang kepada pemuda yang sekarang mulai melepaskan peluk kan ditubuh nya.

"Gue juga normal. Gue cuman mau belok kalo sama lo doang, kalo sama orang lain gue normal."jawab Linford yang sekarang tengah menatap kedua tatapan tajam Vernon dengan sangat berani.

"Itu kamu, sedangkan saya memang normal. Saya tidak menyukai pria, apa lagi pria itu kamu."ucap Vernon sebelum berjalan melewati Linford.

Pemuda itu mengepalkan semua tangan nya karena merasa kesal dengan jawaban Vernon yang selalu menyakiti hati nya, ternyata ia masih harus lebih bersabar lagi agar bisa mendapatkan pria kasar itu. Baiklah Linford akan melakukan itu semua sampai ia merasa lelah sendiri nanti nya.

Bersambung..

Married For Bussines [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang