By:@LUTFIAHRAMADANI0
_________
"Menghadiri acara kolega papa?" Vernon sedikit keberatan, ia melirik Linford sekilas.
"Ya, papa dan mama tak bisa menghadiri acara pertunangan kolega papa, kamu tahu kan papa sudah semakin tua, tak baik melakukan perjalanan jauh," tutur papa, membuat Vernon menghela napas.
Ia ingin sekali menolak namun apa buat? Yang dikatakan papa nya benar, mana mungkin Vernon membiarkan papa dan mama nya pergi ke luar negeri, namun ia keberatan harus pergi bersama Linford.
"Aku akan mengikuti keputusan Vernon," cetus Linford, membuat atensi Vernon menuju padanya.
Lagi dan lagi Vernon menghela napas, ia tak bisa melakukan penolakan.
"Baiklah pa, aku akan menghadiri acara itu bersama Linford." ucap Vernon final.
Papa terkekeh ternyata putra nya masih sama, tak bisa menolak titah dari nya.
"Bersiaplah, acara nya besok malam kalian harus pergi pagi." ucap papa.
Vernon hanya mengangguk, begitupun Linford.
Mereka sedikit berbincang-bincang ringan, sampai papa pulang, sejak awal Linford hanya menyimak anak dan papa sedang berbincang itu, ia tak mengerti alur dan candaan keduanya.
Setelah papa pulang, Linford dengan cekatan menyiapkan segala keperluan untuk besok, sedangkan Vernon memesan tiket online.
Linford yang menyiapkan segala nya, mereka akan pergi ke London selama tiga hari, ya itung-itung liburan.
Sampai titik ini, Linford harus banyak berdebat dengan Vernon soal hari dan juga persiapan pergi.
Ya, Vernon definisi suami yang sangat menyebalkan. Bayangkan saja, pakaian yang sudah Linford lipat dengan rapih di koper, dengan enteng Vernon mengeluarkan nya kembali dengan alasan ia tak mau membawa baju yang di pilih Linford.
"Dasar, gue harus lipat lagi kan!" teriak Linford ia melempar kaos Vernon tepat mengenai wajah sang dominan.
"Tinggal lipat, mengapa kamu cerewet sekali," ucap Vernon, tanpa rasa bersalah, membuat Linford menahan segala kekesalan nya.
"Lagian kenapa kamu gak tanya saya dulu, mau bawa baju mana?"
"Lo kan suka pake baju-baju yang gue masukin tadi, kenapa sekarang lo bawel?!"
"Lohh..saya kan yang bakalan pakai, mengapa kamu yang mengatur pakaian saya,"
Linford melempar kaos-kaos Vernon, lalu pergi meninggalkan Vernon, bahkan ia membanting pintu dengan kasar, membuat Vernon terkejut dengan tingkah Linford.
"Submisif jika marah tak kalah mengerikan dari perempuan," gumam Vernon, membereskan pakaian yang baru saja di lempar Linford.
_________
Mereka baru saja landing, Linford terkena jet lag, membuat Vernon sedikit kesusahan.
Vernon tak banyak bicara, justru ia dengan baik hati menggendong Linford keluar dari bandara.
Bahkan saat menunggu taxi untuk mencari penginapan, Linford bersandar di bahu Vernon, ia lemas.
Setelah selesai memesan penginapan, Vernon mengendong Linford kembali, sedari tadi Linford duduk di kursi.
Sesampai nya di kamar, Vernon dapat bernapas dengan lega.
Ia pikir Linford tak akan terkena jet lag separah ini.
"Tidurlah, agar nanti malam kamu tidak kelelahan," ucap Vernon, ia mengusap kepala Linford agar submisif itu tidur.
Terkena jet lag, bukan lah hal yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Bussines [TERBIT]
ChickLitPart lengkap Ending berbeda dengan versi cetak Menikah karena bisnis mungkin terdengar sangat kurang enak untuk di dengar namun itu lah yang di rasa kan oleh Vernon Rainer yang harus menerima paksa-an kedua orang tua nya yang ingin menikahkan pria i...