38

11.9K 1.1K 200
                                    

By; LUTFIAHRAMADANI0

Linford menatap nanar langit malam tak berbintang, ia meremat celannya. Ini sakit, Vernon sangat egois, ia hanya bisa diam saat tubuhnya di seret paksa ke dalam mobil.

Bukan hanya itu yang membuatnya menangis sedari tadi, kedua orang tuanya sama sekali tak percaya saat ia mengatakan segala kebusukan Vernon.

Saat ini yang menjadi alasanya bertahan hanya bayi dalam perutnya, tangan kurus itu mengelus perut yang sedikit terasa keras.

"Lin istirahatlah, jangan terus menangis. Tak baik untuk keadaan baby dalam perut," ujar Vernon, yang entah sejak kapan ada di samping Linford.

Linfrod menulikan pendengarannya, saat ini seperti burung lumpuh yang di kurung dalam sangkar penuh duri, ia tak bisa kabur, karena dengan biadabnya Vernon selalu mengunci pintu rumah bahkan pintu kamar pun di kunci.

Linford benar-benar menyedihkan, ia hanya diam melihat jalanan atau membaca buku saat sepi mulai membuatnya tak nyaman, Vernon benar-benar tak membiarkannya untuk kabur lagi, ia bajingan egois yang tak tahu malu.

"Ver, lo seneng berhasil ngurung gue di sini?" tanya Linford lirih, kentara sudah tak ada lagi kekuatan untuk melawan Vernon, hatinya sudah terluka parah.

Vernon diam untuk beberapa saat, ia merengkuh tubuh rapuh itu. Ia terpaksa melakukan ini, ia tak mau jika kejadian tempo hari terulang kembali.

"Ini demi kebaikan bersama, berhentilah membuat saya khawatir ... ingat, kamu sedang mengadung baby," ujar Vernon, masih egois dan tak tahu diri.

"Lalu, kenapa gak lo tinggalin si jalang Laura?" tanya Linford, sebelum mulut Vernon terbuka untuk menjawab, ia lebih dulu menyela, "Ah, gue tahu. Dia cinta lo, dunia lo, sedangkan gue?" Linford terkekeh miris, nasibnya benar-benar malang.

"Saya mohon bertahanlah sebentar lagi, sampai Laura melahirkan Lin .... "

"Lo manusia kejam Ver, harusnya lo sadar keputusan lo ini, nyakitin semua pihak, gue ngerti sekarang kenapa lo mau mertahinin gue, karena gue juga hamil kan?"

Vernon diam, membiarkan sang submisif mencurahkan isi hatinya.

"Ujungnya lo bakal ninggalin gue, terus lo bakal bawa anak gue kan?"

Tepat sasaran, itu memang rencana awal Vernon. Ia akan menikahi Laura lalu meninggalkan Linfrod setelah bayinya lahir, kejam namun menurutnya itu rencana yang bagus.

"Sana pergi, gue mau tidur," ucap Linford, ia sudah tak peduli dengan hidupnya ke depan. Linford sudah pasrah dengan segalanya.

***

Setelah obrolan singkatnya bersama Linfrod tadi, Vernon memutuskan untuk pergi ke apartement Laura.

Ia menikmati pijatan dikepalanya, saat ini ia tidur di atas paha Laura sebagai bantalnya, benar-benar romantis bukan?

Ia pusing dengan masalahnya saat ini, mengapa di saat ia ingin membuka hatinya untuk Linford saat itu pula Laura hamil, seakan takdir tak menyentujui hubungannya dengan Linford. Sebagai pria normal, Vernon memilih Laura jika Linford sudah melahirkan lalu membawa bayinya untuk ia urus bersama Laura, ini impiannya sejak dulu.

Married For Bussines [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang