5

13.5K 1K 10
                                    

By Rara506

Ravin yang sedari tadi menyaksikan itu, ikut-ikutan sakit hati dengan sikap Vernon, lalu ia mengekori Linford menuju dapur. Menenangkan sahabat nya. Ravin yang tidak merasakan nya secara langsung saja, sudah dibuat sakit hati oleh perkataan suami teman nya itu apa lagi Linford yang mengalami semua nya secara langsung.

Bahkan wajah Linford sekarang memerah kentara sangat kesal dengan pria yang sial nya adalah suami nya. jika belum sudah di pastikan ia akan langsung menolak bahkan sebelum di jodohkan waktu itu.

"Babi banget tuh pria tua!" Ketus Linford dengan mengambil panci secara kasar, "dikira nyerocos kayak gitu orang kagak sakit hati denger nya? dia bilang supaya gue bisa sopan santun. Lah dia? Menghormati gue aja gak bisa anjir!"

Ia membanting panci ke wastafel, sungguh ia ingin menggaruk tembok saat ini, jika bisa.

"Menurut lo kalo gue kasih racun di makanan dia dosa gak sih? Minimal dia masuk rumah sakit bentaran karena gue kesel sama tuh aki-aki." Gerutu Linford, ia beralih mengiris cabai dengan cepat membuat Ravin yang melihat kelakukan teman nya itu meringis karena tidak bisa membayangkan bagaimana jika cabai itu masuk kedalam mata, pasti sangat pedih.

"Heh kutu air! Gue lagi bicara sama lo anjir, lo kenapa bengong kayak orang gak punya tujuan hidup?"

Ravin langsung tersadar dari lamunan nya, ia menampilkan cengiran lucu karena sekarang tiba-tiba saja pikiran nya mengarah kearah lain.

"Lo kalo mau kasih dia racun tunggu beberapa hari lagi lah, kan gak lucu ada berita yang menyatakan jika pembisnis yang baru aja nikah masuk rumah sakit karena keracunan makanan. Pasti lo bakalan jadi tersangka utama."Ujar Ravin ia membantu Linford mencuci sayur, ya inisiatif saja.

"Tapi gue kesel sama si tua bangka itu, bisa-bisa nya dia bilang kayak gitu di depan temen nya. Kalo sama gue sendiri gak papa lah, ini? Rasa nya malu banget sumpah." ucap Linford ia ingin terus memaki suami iblis nya itu, sedangkan Ravin hanya bisa menganguk setuju, siapa yang ingin di marahi di hadapan orang lain? Oh Ravin rasa hanya orang bodoh yang menginginkan nya.

"Saran gue mulai sekarang kalo dia kurang ajar sama lo atau perkataan dia nyakitin lo, bales aja anjir. Gue tau lo gak selemah itu yang akan diem aja."  Ravin memberi saran yang langsung membuat Linford menganguk mengerti karena pria itu tidak tahu bagaimana sifat asli Linford ini 'kan?

***

Vernon menatap kearah pintu ruang kerja nya yang terbuka dengan pelan, terlihat Linford berdiri disana dengan raut wajah yang terlihat tak bersahabat sama sekali. Membuat Vernon merotasikan kedua mata nya karena merasa jengah dengan tingkah pemuda itu yang selalu membuat ia pusing.

Linford berdiri dengan tatapan mengarah kepada diri nya, "Makan siang nya udah jadi, kalo mau makan siang silahkan. Kalo gak juga kagak masalah sama sekali." Setelah mengatakan semua itu Linford kembali pergi tanpa menutup kembali pintu yang sekarang terbuka dengan lebar.

Vernon menghembuskan napas berat milik nya, "kamu liat kan tingkah dia yang sama sekali tidak sopan sekali? siapapun pasti akan merasa tidak betah jika satu atap dengan pemuda gila seperti dia." ujar Vernon, ia menatap Errando yang sekarang tengah duduk dihadapan diri nya.

"Kamu juga harus memaklumi tingkah dia yang seperti itu karena dia masih sangat labil. Berbeda dengan kita berdua yang sudah dewasa, kita bisa menjaga perkataan kita tapi dia tidak bisa karena apa pun yang ada didalam pikiran nya pasti dia katakan." ucap Errando dengan santai karena memang seperti ini lah kepribadian pria itu, selalu bersikap santai.

"Kita makan siang terlebih dahulu setelah itu baru bahas kembali kerja sama kita." Errando langsung beranjak dari sana membuat Vernon mau tidak mau mengikuti langkah kaki teman nya itu dengan perasaan malas.

Sampai mereka berdua tiba di ruang makan yang sudah ada Linford serta teman nya yang tengah makan berdua dengan lahap tanpa melihat kearah Vernon mau pun Errando sama sekali.

"Makan nya pelan-pelan nanti tersedak," uar Errando saat melihat Ravin makan dengan lahap, yang malah membuat pikiran nya liar membayangkan mulut pemuda itu penuh dengan milik nya. Pasti akan terasa sangat nikmat, ah ia tak bisa mengenyahkan pikiran kotor itu.

Ravin menatap pria dihadapan diri nya sebelum tersenyum canggung, "hehe makasih tuan.."

***

Setelah Ravin pulang Linford memutuskan untuk kembali kedalam kamar, tidur sebentar akan menyenangkan bukan? Semalam ia tidak bisa tidur dengan tenang, itu karena pria menyebalkan di samping nya.

Linford langsung menjatuhkan tubuh nya diatas ranjang, ia memejamkan matanya, sangat nyaman bersantai seperti ini.

"Anjir enak banget sumpah, rasa nya kayak gue gak pernah tidur di tempat tidur yang empuk kayak gini. Padahal dulu pas dirumah sendiri gue biasa tidur ditempat tidur yang sama kayak gini, apa karena gue ngerasa capek ngurus rumah ini sendirian dari tadi pagi?" Gumam Linford dengan kedua mata yang mulai terbuka sekarang.

Linford merasa sangat lelah sekarang sehingga saat merebahkan diri nya diatas ranjang rasa nya sangat nyaman seakan-akan ia tidak pernah tidur ditempat tidur seperti ini. Pemuda itu merasa mungkin ini faktor karena ia mengerjakan semua nya sendirian, mulai dari masak sarapan yang sama sekali tak disentuh Vernon, memasak makan siang, mencuci piring yang kotor. Semua nya Linford lakukan sendirian, walaupun dulu ia sering membantu ibu nya mengerjakan pekerjaan rumah tapi jika melakukan nya sendirian seperti ini rasa nya sangat melelahkan.

"Apa yang kau lakukan?"

Linford langsung menduduk kan diri saat mendengar suara pria yang membuat diri nya kesal tujuh keliling. Demi apa pun hidup nya tidak tenang saat pria itu datang, mau buang air besar pun rasa nya susah.

Linford menghela napas jengah dengan pertanyaan Vernon yang terdengar sangat basa-basi, "gue lagi tiduran kalo lo punya mata, lagi pula kenapa lo bisa kesini padahal tadi gue lihat lo lagi bahas sesuatu sama temen lo."ujar Linford dengan menatap gerak-gerik Vernon yang terlihat mengambil beberapa dokumen di dalam laci.

"Saya tau kalo kamu lagi tiduran cuman setelah makan tidak baik langsung tidur, biarkan lambung menggiling makanan nya dulu." jawab Vernon dengan berjalan keluar.

Linford bergumam dengan pelan mendengar perkataan pria itu, "gue capek ngurus semua nya sendirian jadi gak ada masalah gue tidur. Toh tadi gue udah istirahat sebentar sebelum tiduran."ucap Linford sebelum Vernon benar-benar keluar dari dalam kamar mereka.

Married For Bussines [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang