Pukul delapan pagi saat hari sudah terang, beberapa orang yang menginap dirumah Mark mulai bangun. Tyana sebagai Nyonya dirumah itu, dibantu oleh Clarssa dan Bi Arum segera memasak untuk tamu yang hadir.
Mereka semua duduk di kursi meja makan dengan tenang, wajah yang terlihat lebih segar dari beberapa jam yang lalu, seperti sudah siap untuk berdiskusi lebih lanjut lagi nanti.
Semua tampak tenang dan baik-baik saja sampai saat dimana Tyana yang berniat melihat keadaan Mark dikejutkan dengan suara Mark.
Mark telah bangun dan menjadi histeris pagi itu. Mark duduk dengan kedua kaki di tekuk, ia mencengkram kuat rambutnya dan terlihat ketakutan. Segera saja Tyana berlari mendekat berniat menenangkan anaknya, tapi seperti saat Mark pertama kali mendapatkan traumanya, anak dari Tyana itu justru memberontak saat Tyana mencoba menenangkannya. Pandangan Mark tampak tidak fokus dan liar, ia bahkan sampai mendorong Tyana dengan kuat hingga Tyana terjatuh dan membentur ujung meja di samping tempat tidur.
"Tyana!"
Jayden yang juga berniat untuk memeriksa kondisi Mark pagi itu terkejut saat melihat Mark mendorong Tyana hingga mantan istrinya itu terjatuh.
"Berhenti"
Jayden yang mencoba membantu Tyana berdiri dan menjauh dari Mark segera Tyana tepis. Tyana kembali mendekat dan menghiraukan luka yang mulai mengeluarkan darah dari pelipisnya.
Jayden mencoba mendekat untuk membantu Tyana menenangkan anaknya yang terlihat histeris dan tampak kesakitan.
Melihat Jayden mendekat, Mark menjadi semakin menjadi-jadi, bahkan ia sampai menangis. Hati Jayden seperti ditusuk jarum melihat tatapan anaknya, tidak ada lagi raut dingin atau kecewa yang terlihat dari matanya, yang ada di mata itu hanyalah raut kesakitan, putus asa dan ketakutan yang terlihat sangat jelas.
"Mark, hey tenglah nak"
Mark semakin menjauh dan meringkuk. Wajahnya memerah dengan air mata yang mengalir. Bibirnya bergetar dan bergumam
'tidak' 'jangan' dan 'tolong' berulang kali.
Jayden tidak sanggup melihat Mark seperti ini, ini benar-benar melukainya juga. Jadi Jayden keluar dan memanggil psikolog yang berada diruang tamu untuk memeriksa kondisi Mark.
Jayden dan Tyana memutuskan menunggu diluar dan membiarkan para ahli itu menenangkan Mark. Dari luar mereka masih mendengar suara racauan-racauan dari Mark yang menyesakkan dada.
Memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuat Mark tenang. Ketika team psikologi keluar dari kamar Mark, mereka menjelaskan pada Tyana dan Jayden jika trauma Mark sedang kambuh sehingga Mark tenggelam dalam memori kelamnya di masa lalu.
Team Psikologi juga sudah tahu jika Mark mengalami hal buruk yaitu penculikan hingga membuatnya trauma dari cerita Tyana semalam.
Mereka berkata jika Mark terlalu larut dalam pikiran buruknya sendiri, ia merasa bahwa dirinya kembali berusia remaja dimana ia baru saja mengalami penyiksaan. Itulah sebabnya ia semakin histeris melihat Jayden mendekat tadi. Dia hanya mengingat penculiknya adalah seorang pria dewasa yang akan menyakiti dirinya.
Tyana dan Jayden masuk kedalam kamar Mark. Mereka melihat Mark sudah lebih tenang dari sebelumnya. Mark tidak lagi mencengkram kuat rambutnya atau merintih kesakitan. Yang ia lakukan hanyalah memeluk kakinya, sesekali isakannya terdengar.
Tyana hanya hampu duduk agak jauh dari Mark menunggu Mark lebih tenang. Jayden hanya mengikuti Tyana, ia duduk di samping Tyana sambil melihat Mark yang memeluk lututnya dengan pandangan lurus.
Setelah Mark benar-benar tenang. Tyana perlahan mendekat, ia mulai bernyanyi lagu kesukaan Mark saat Mark masih kecil dulu. Berniat supaya Mark mengenali suaranya dan tidak takut padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]
FanfictionMark loves his mother so much. Mark kecil hanya hidup dengan ibunya yang begitu mencintainya tanpa benar-benar mengenal sosok sang ayah. Mark dan segala sifat dinginnya bertemu dengan Clarissa yang berusaha mencairkannya. Markhyuck Gs Mature! #...