Bab 8

1.3K 226 20
                                    

Sabtu pagi, Juna sudah siap-siap untuk ke kantor.

"Baba, nanti sore Juna pinjam mobilnya ya?" Juna meminta ijin.

"Pake aja. Daripada di rumah ga ada yang pake. Dipanasiiiiiii mulu." Kata Angga.

"Tumben pake mobil?" Celetuk adiknya Candra.

"Soalnya keluar kota, Can." Jawab Juna.

"Luar kota mana?"

"Pandaan, Pasuruan."

"Acara apa? Meeting atau gathering?" Tanya Baba.

"Bukan semuanya, Ba."

"Terus tujuannya ke sana ngapain?"

Juna melihat Baba nya sejenak, dia ragu untuk menjawabnya. Lalu Angga menaikan alisnya seakan butuh jawaban.

"Mau jemput yang aku ceritakan kemarin itu lho Ba....." Juna terpaksa menjawab.

"Siapa Ba? Pacar nya kak Jun?" Sahut Candra ingin tahu.

"Jangan tanya Baba. Tanya kakakmu langsung."

Candra langsung menoleh ke kakaknya.

"Ceweknya ya kak?" Tanya Candra.

"Bukan!" Jawab Juna dengan tegas.

"Bukan pacarnya tapi di belain sampe jemput keluar kota?!" Kata Candra sambil melihat Baba nya seakan tak yakin dengan jawaban kakaknya.

"Kok rasanya nggak masuk akal ya Ba?" Sambung Candra lagi.

"Cewek pulang malam kan bahaya, Can." Ujar Juna.

"Kalo gitu di bawa ke hotel aja kak. Biar pulangnya pagi... "

"Dasar Sesat! Bisa di gorok Bubu!" Balas Juna dan tertawa.

Tak lama, Juna berpamitan.

Beberapa jam kemudian, saat jam kerja Juna agak longgar, dia menelepon Ica.

Juna : lagi dimana, Ri?

Ica : di rumah.

Juna : kumpul di sanggar jam berapa?

Ica : ini aku mau berangkat.

Juna : katanya berangkat ke Pasuruan jam 12. Ini baru jam 10, Risa....

Ica : kita kumpul terus di absen dulu. Nggak langsung berangkat, mas

Juna : ke sanggar naik apa?

Ica : di jemput Sri.

Juna : naik motor?

Ica : nggak, naik mobil.

Juna : Sri bawa mobil sendiri ke Pasuruan?

Ica : nggak, mobil pacarnya.

Juna : tuh kan! Sri aja di jemput pacarnya nggak rewel. Kalo aku jemput kamu, selalu alasan ini itu.

Ica kembali bengong dan membatin.

'Lho! Itu kan pacarnya. Gimana sich?!'

Juna : eh tunggu! Atau jangan-jangan kamu memang nggak mau di jemput, soalnya jaga perasaan cowok yang kamu taksir ya?

Ica : Astaghfirullah! Mas, mulai kemarin, urusan jemput menjemput kok rasanya ruwet banget ya?! Kalo ribet gini, ga usah di jemput nggak papa kok. Beneran!

(Nada Ica meninggi. Ica tidak suka jika kehidupan percintaannya di ungkit, karena tidak indah sama sekali.
Dan Ica merasa Juna sudah melewati batas.)

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang