Ica sudah bangun lebih dulu, ia baru saja keluar dari kamar mandi.
Wanita ini perlahan naik ke atas ke ranjang. Ia memandang wajah tampan suaminya yang masih berbalut selimut.
Perlahan Ica mencium pipi Juna. Lalu mengusap kepalanya dengan lembut.Pria ini menggumam dan membuka matanya perlahan. Lalu tersenyum.
"Jam berapa, Ri?" Tanya Juna dengan suaranya yang parau.
Ia menarik tangan Ica seakan memerintah berbaring lagi.
Wanita itu pun menurut. Dia merebahkan kepalanya di setengah dada Juna."Hampir jam 7. Mas belum mau bangun?"
"Bentar. Peluk dulu.... " Jawab Juna dan memeluk istrinya.
"Tadi uda di WA, di suruh sarapan bareng."
"Siapa yang WA?" Tanya Juna.
"Mbak Nila."
"Nanti aja... " Kata Juna dan mencium puncak kepala istrinya beberapa kali.
"Mas nggak laper?" Tanya Ica dan mendongak melihat Juna.
"Tweety nya yang laper. Butuh asupan... " Kata Juna lagi.
"Tweety?! Tweety apa?!" Tanya Ica heran. Seingat Ica, sejak mereka dekat, tak pernah membahas tokoh atau karakter kartun.
Juna meraih tangan istrinya dan meletakkan di intimnya yang tertutup selimut sambil berkata, "Ini lho Ri!"
"Ngapain di sebut tweety?" Tanya Ica heran setelah ia paham apa yang dimaksud suaminya.
"Tweety kan burung lucu, dan punya ku nggak kalah lucu......Tuh! Liat! " Kata Juna dan menyibak selimut memperlihatkan si tweety yang sudah berdiri menegang.
"Hah?! Lucunya darimana?" Ica sedikit berteriak, dan secara bersamaan ia tertawa lalu mencubit pinggang suaminya.
"Sakit Ri.... " Kata Juna meringis dan merengek manja.
Ica tak habis pikir, kok bisa-bisanya Juna membandingkan miliknya dengan si tweety.
Tokoh tweety cenderung kecil dan imut. Sungguh jauh berbeda dengan milik suaminya yang berbentuk tumpul."Kenapa ketawa?" Tanya Juna hanya menatap Ica yang masih tertawa.
"Gemes..... " Kata Ica dan meremas sesaat milik suaminya.
"Bener lucu kan! Kamu aja gemes..." Juna masih membutuhkan pengakuan.
"Gemes menggairahkan. Bukan gemes lucu... " Bisik Ica.
Lalu ia menggerakkan tangannya naik turun hingga mata Juna terpejam merasakan kenikmatan dari tangan istrinya. Gairah Juna mulai meningkat. Dia menatap Ica dan meraba paha istrinya."OM JUNA!"
Secara spontan, Ica melepaskan genggamannya, karena mereka mendengar suara teriakan beberapa anak kecil yang tidak kompak sama sekali.
Lalu detik berikut nya, ketukan pintu yang sangat bar bar."Astaghfirullah.... " Kata Juna dengan rasa kecewa.
Memang benar sepupunya tidak mengganggu Juna sama sekali.
Tapi bocah-bocah ini tidak mungkin berinisiatif sendiri ke kamar Juna dan memanggilnya."Ini pasti ulah emak sama bapak nya!" Gerutu Juna.
Karena ketukan dan teriakan masih terdengar.Ica mengikik, dan bangun dari rebahannya. Tanpa Juna duga, Ica menghisap ujung miliknya hingga membuat Juna mengeram.
"Risa......" Panggil Juna saat melihat istrinya turun dari ranjang.
"Mas buruan pake celana! Buka pintu nya!" Pinta Ica dan melenggang ke kamar mandi.
Mau tak mau, Juna menuruti apa yang diucapkan istrinya.
Dia membuka pintu, dan Juna melihat 4 perwakilan dari Vasco, Dimas, Valdi dan Al.Tanpa ijin, para bocah ini menyelonong masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
#10 HOLD (TAMAT)
RomanceRisayanti atau yang biasa dipanggil Ica tampak lelah dengan kehidupannya yang tak semanis tetangga atau temannya. Tak ada yang dibanggakan sama sekali. Entah keluarganya, pekerjaan atau dirinya sendiri. Mungkin mengandung cerita dewasa.