Bab 4

1.5K 220 32
                                    

Minggu pagi, Juna dan sepupunya sedang berkumpul di rumah Bunda Nila.
Ada yang bermain tenis meja yang baru di beli ayah.
Ada juga yang asyik mengobrol.

"Nanti sore, kita kemana ya? Uda lama nggak keluar bareng." Kata Nesa.

"Jangan ke tempat remang-remang donk... " Sahut Juna.

"Kenapa Jun?" Tanya Valdi.

"Males ngeliat orang pangku-pangkuan."

"Ngiri kak?" Tanya Bima ke kakaknya.

"Ajak pacar nggak papa kok, Jun... " Ujar Tia.

"Belum ada, Tia." Balas Juna.

"Masak nggak ada yang deket?
Ya... Setidaknya yang nyenengin hati ...."

"Nggak ada... " Kata Juna lagi.

"Kok kita nggak percaya ya?" Kini Saras dengan ragu.

"Ada whatsapp
Ada Instagram
Ada Telegram
Ada aplikasi chat lainnya, tapi kalo nggak ada someone yang nge chat itu Astagfirullah ya Jun...
Someone aja, nggak usah special..." Ucap Valdi yang seolah tahu posisi Juna saat ini.
Karena Valdi pernah merasakan kekosongan ini.

"Nah! Itu kak Valdi tahu... " Kata Juna sedikit senang karena ada yang membelanya.

"Mungkin jodohmu masih di jaga orang lain." Nila bersuara.

"Ya jangan donk! Lebih baik dia jomblo juga.
Kalo dia sama orang lain, rasanya kok nggak adil ya?"

"Uda coba cari lewat aplikasi dating?" Tanya Valdi.

"Aku orang nya males ngetik dan VC kak. Takutnya zonk pula...."

"Ternyata wajah ganteng nggak bisa membuktikan cepet dapat jodoh ya?" Kata Valdi yang berwajah standar.

"Misalnya aku kenalin ke teman aku, mau nggak? Misal lho ya...
Soalnya ada orang yang nggak mau di jodohin... " Ujar Tia yang usianya sebaya dengan Juna.

"Kalo kenalan ya nggak papa..... "

"Ok. Terus mau mu itu seperti apa?
Soalnya, maaf nih ya.... maaf...cowok sekarang agak susah di tebak.
Kita cariin cewek, eh.. ternyata maunya sama cowok...." Kata Tia dengan mimik yang serius.
Lainnya tertawa mendengar ucapan Tia.

"Astaghfirullah...normal Tia... " Kata Juna dan menggelengkan kepala.

***

Esok harinya.

'Mas Juna, ini Ica, sarung tangannya uda ready. Mas ambil ke sini? Atau aku bawa ke bimbel?'

Ica mengirimkan pesan.

'Nanti aku mampir ke kantor. Mungkin siang.'

Juna membalas pesan.

Ica menunggu Juna, kira-kira pukul berapa Juna datang ke kantor.
Karena waktu sudah mendekati jam istirahat.
Kuatirnya, di tengah-tengah makan siang, Juna datang.
Ponsel Ica berdering, ada tulisan customer Juna.

Ica : iya mas?

Juna : aku uda di parkiran, mau masuk lobby.

Ica : tunggu bentar ya. Aku ambilin sarung tangannya.

Juna : ok

Juna masuk ke lobby kantor Ica. Dia kembali melihat 3 wanita saling berbisik dan memandangnya.
Dia tetap melenggang ke receptionist.

"Mbak, saya_"

"Janjian sama Ica ya?" Potong si receptionist.

"Iya.... "

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang