"Mau kemana, Ca?" Tanya bunda ketika melihat Ica sudah dandan cantik. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 8 pagi.
"Mau keluar sama mas Juna." Jawab Ica.
"Kamu sama Juna punya hubungan apa? Kok kalian sering keluar bareng? Terus dia juga nganter kita ke kawinan kemarin....."
Setelah sekian lama, bunda baru merasakan keakraban mereka.
Apalagi saat bunda melihat mereka saling menggenggam tangan di resepsi."Kita memang lagi dekat, bunda.
Makanya, Ica minta tolong sama bunda, jangan main utang utangan lagi.
Ica malu, bun.Gimana kalo mas Juna tau?
Dia pasti menjauh dari Ica kan?
Pastinya dia nggak mau berurusan dengan keluarga yang financial nya berantakan."
Baru kali ini Ica mengomel panjang lebar.
Padahal Juna sudah tau cerita bunda.
Ica ingin bunda bisa mengukur perekonomiannya dan bisa membedakan mana kebutuhan atau keinginan."Iya iya, Ca. Bunda uda nggak ambil hutang lagi kok..." Kata bunda lirih.
"Tolong, jaga nama Ica ya bun...."
"Jadi dia suka sama kamu?" Bunda penasaran.
Bunda juga berharap mengenai hubungan mereka.
"Ica nggak berani terlalu berharap, bun.
Soalnya mas Juna belum bilang apa-apa.
Bunda juga jangan cerita tentang mas Juna ke tetangga."
Ica masih menutupi hubungannya.
Karena ia kuatir bunda ngember atau pamer ke saudara dan tetangga.Mereka mendengar teriakan salam, tentu saja Juna.
Seperti hari-hari sebelumnya, Juna dengan sopan salim ke bunda.Biasanya jika ada Juna, bunda langsung masuk ke ruang tengah atau kamar.
Tapi kali ini tidak."Kalian mau kemana? Pagi-pagi gini sudah rapi." Bunda berkata.
"Mau ke bimbel, soalnya ada tukang." Ica menjawab cepat.
Juna melihat Ica dan mengangkat alisnya pertanda dia tak paham apa yang di ucapkan kekasihnya.
"Juna uda sarapan? Kalo belum sarapan, bunda belikan nasi kuning di sebelah. Enak kok...." Ucap bunda.
"Uda bunda. Terimakasih... "
"Ayo mas!" Ajak Ica.
Mereka berpamitan ke bunda.
"Tadi kenapa kok bilang ke bimbel?" Tanya Juna saat mereka di perjalanan menuju eyang.
"Kalo ngomong ke rumah eyang, ntar makin tanya macam-macam. Aku males jawabnya... " Jawab Ica yang memeluk Juna dari belakang.
"Belum ngomong ke bunda tentang hubungan kita?"
"Bunda belum tau. Kalo ayah uda, aku sendiri yang kasih tau ayah."
"Terus, kata ayah gimana?" Tanya Juna sambil memainkan jari Ica.
"Cuma bilang, hati-hati Ca... itu aja... "
Meskipun hanya 'hati-hati' saja, rasanya kata ini cukup luas dan bermakna bagi Ica dan Juna.
Sebelum ke rumah eyang, mereka menyempatkan sarapan dan membeli buah.
1 jam kemudian, mereka tiba di rumah eyang."Pengajiannya jam berapa? Kok uda rame.... " Kata Ica saat turun dari motor. Karena Ica, melihat rumah eyang sudah ada beberapa mobil dan motor.
"Nanti abis Ashar. Itu yang di dalam, keluarga Baba sama si Omi."
Juna pernah bercerita, jika Naomi adalah sepupu dari bubu.
Dan orang tua Naomi masih tinggal di Jepang untuk mengurus bisnisnya.
Naomi besar di Jepang dan baru tahun ini dia kembali ke Indonesia.
Sehingga teman Naomi tidak terlalu banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
#10 HOLD (TAMAT)
RomansaRisayanti atau yang biasa dipanggil Ica tampak lelah dengan kehidupannya yang tak semanis tetangga atau temannya. Tak ada yang dibanggakan sama sekali. Entah keluarganya, pekerjaan atau dirinya sendiri. Mungkin mengandung cerita dewasa.