Bab 12

1.7K 222 40
                                    

"Mas, kita lagi di stasiun... " Kata Ica dan menyapu pandangan suasana stasiun sesaat.
Lalu ia kembali menatap Juna.
Dia tak menyangka Juna menyatakan cinta di tempat ramai ini.

"Kenapa? Orang-orang nggak bakal denger kita ngomong apa.... " Balas Juna, rasanya dia tak peduli kondisi sekitar.

"Atau kamu mau kita ke tempat yang lebih privat? Rumah ku atau bimbel?" Juna memberi penawaran.

"Nggak usah, nggak usah! Di sini aja... " Jawab Ica cepat.

Ica akan merasa aneh dan kikuk jika hanya berduaan dengan Juna.
Apalagi Juna mengajaknya ke rumah, Ica belum siap bertemu keluarga pria ini.

"Jadinya gimana?" Tanya Juna.

Ica melihat wajah Juna yang menunggu jawaban.
Jujur saja, Ica masih shock dengan segala sikap Juna hari ini.
Mulai menarik pinggangnya, memainkan tangan atau jarinya, dan sekarang Juna mengungkapkan perasaan nya.

"Mas Juna ngomong tadi dalam keadaan sadar kan?" Ica masih tak percaya apa yang ia dengar.

"Kamu pengen aku ngomong lagi?" Tantang Juna.

" Nggak usah! Nggak usah!" Balas Ica cepat.

" Ya uda.. Jawabannya apa?"

Ica diam dan berpikir sejenak.

"Sebelum aku memberi keputusan, aku boleh tanya-tanya ke mas Juna?" Tanya Ica sambil menatap mata Juna.

"Nggak papa. Aku seneng kalo kamu aktif ngobrol.
Jadi aku semakin kenal dan tau tentang kamu..." Kata Juna.

Ica tersenyum mendengar ucapan Juna.

"Tapi setelah kenal dan tau segala kekuranganku, apa mas akan pergi?" Tanya Ica.

"Ck! Jangan negatif thinking gitu donk, Ri.... " Juna nggak suka jika Ica merendahkan dirinya sendiri.

"Kasih aku alasan yang tepat, kenapa mas Juna pilih aku?

Aku nggak cantik. Aku juga nggak modis.
Dan mas tau, kondisi keuangan keluargaku dan hutang bunda."

Juna tau, masalah pinjaman bunda membuat Ica tak percaya diri.

"Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku memilih kamu, karena bagi aku, untuk hidup bersama nanti, cantik saja tidak cukup.

Kamu pintar dan cerdas, Risa.

Pintar membagi waktu.
Setelah kerja full day, masih ambil side job, masih bisa bagi waktu dengan hobby.

Kamu cerdas, karena bisa membaca kesempatan atau peluang.
Kamu kerja di toko, lalu kamu buka online shop dan ambil barang di toko tadi.
Jadi kamu jualan tapi tanpa modal.

Mau aku jelasin yang lainnya?"

Ica menggeleng.
Tidak berhenti di situ, Ica bertanya banyak hal.

'Apa yang mas cari di hubungan ini?'

'Kalo boleh tau, apa yang mas pelajari di hubungan mas sebelum-sebelumnya?'

'Lalu untuk hubungan ini, mas pengen kita seperti apa?'

'Menurut mas Juna, orang bisa di katakan selingkuh itu yang gimana?'

"Dan selanjutnya.......
Apa yang mas kuatir kan di hubungan ini?" Ica kembali bertanya.

"Masih banyak ya pertanyaannya?
Ini kayak interview lho, Ri...." Ujar Juna dengan wajahnya yang melas.

Ica ingin tertawa, tapi ia berusaha keras untuk menahannya, agar terlihat serius.

"Mas butuh jawabanku kan?
Jawaban mas mempengaruhi keputusanku."

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang