Bab 13

1.6K 237 39
                                    

'Ya Allah kok malah gini... ' batin Ica dengan leher yang kaku.
Dari sudut matanya dia bisa melihat puncak kepala Juna. Segitu dekatnya, jika Ica menoleh, bibir atau hidungnya sudah bertabrakan dengan kening Juna.

"Kita balikin panci yuk!" Ajak Juna dengan suara lirih.

"Ayok.... " Balas Ica dengan suara tak kalah lirih.

Akhirnya Ica bisa bebas, dia kuatir lepas kontrol. Karena kening Juna sangat menggoda Ica.

Setelah ajakan tadi, ternyata Juna tidak bergerak sama sekali. Posisi ini terlalu nyaman menurut Juna.
Dia masih ingin merasakan usapan samar jari Ica yang ada di lengannya.

"Jadi balikin panci nggak?" Tanya Ica karena Juna masih tetap bergelendot.

"Jadi. Tapi masih pengen sayang-sayangan dulu, Ri.
Kita kan baru jadian.... " Juna berucap dengan manja.

"Di lanjut besok-besok juga bisa, kan?"

"Besok ya besok! Sekarang ya sekarang!" Kata Juna dengan nada sedikit ngambek.
Kalo sudah seperti ini, rasanya Ica pengen menjitak kepala Juna.
Pria ini pintar sekali memainkan kata.

Sebenarnya Ica senang ketika mereka berdekatan seperti ini. Apalagi pria ganteng semacam Juna.
Tapi Ica juga menjaga hatinya sendiri.
Karena jika cinta terlalu dalam, bisa mengakibatkan luka hati yang dalam.

Ponsel Juna berdering.

"Ck! Siapa sich yang telpon?! Ganggu aja... " Kata Juna kesal.

"Jangan-jangan bubu. Ngingetin panci... "

Mendengar kata bubu, Juna langsung berdiri. Dia tidak mau berurusan dengan bubu.
Karena akan melebar kemana-mana.
Ica ikut berdiri.

"Bukan bubu kok... " Kata Juna ketika meraih ponselnya.
Ternyata Vasco.

"Iya kak Vasco... " Sambut Juna.

"Minggu depan kita mau keluar kota. Mau beli duren. Ikut nggak?" Tanya Vasco pada intinya.

"Emang di Surabaya nggak ada yang jual duren?"

"The poin is.... Istri nya Vasco pengen jalan-jalan."

"Siapa aja yang ikut?"

"Kamu nggak baca group?! Cuma kamu doank yang belum nge respon. Makanya aku telpon."

"Ya sori, masih bersihkan daycare.... " Juna berbohong, padahal dia sedang sik asik dengan Ica.

"Semuanya ikut. Kamu ikut juga nggak?"

Juna menjauhkan ponselnya, dan menutup bagian lubang suara.

"Ri, minggu depan ada acara?" Tanya Juna dengan lembut. Nadanya sekejap berubah.

"Nggak ada." Jawab Ica.

"Kapan pentas di wedding?"

"Hari Sabtunya."

"Aku ikut, kak Vas." Juna melanjutkan obrolan dengan Vasco.

"Tapi kita naik motor lho Jun... "

"Iya nggak papa."

"Tumben! Biasanya kamu rewel."

"Naik apa aja, pokoknya ikut.
Ada yang perlu di omongin lagi?!
Soalnya mau lanjut beresin lagi." Kata Juna sebelum Vasco tahu tentang Ica.

Karena dia pasti di ejek atau di bully.
Minggu depan saja Juna akan mengenal kan Ica kepada sepupunya.

"Nggak ada." Kata Vasco.

"Ok! Bye!" Kata Juna, tanpa menunggu balasan ia memencet tombol merah untuk mengakhiri pembicaraan.

"Siapa mas?" Tanya Ica.

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang