Bab 28

1.5K 215 20
                                    

Hari ini Ica di jadwalkan untuk medical check-up tahunan rutin dari perusahaan. Pemeriksaan dilakukan secara bergilir.
1 divisi mengirim 1 orang. Karena jika dilakukan bersamaan, aktivitas perusahaan akan tersendat.
Ica di antar oleh suaminya ke rumah sakit rekanan.

"Ada apa? Kok dari tadi diam aja?" Tanya Juna sambil mengemudi.

"Takut... " Jawab Ica lirih dan melihat suaminya sejenak lalu ia memandang lagi ke arah depan.

"Takut apa?" Tanya Juna. Satu tangannya memegang tangan istrinya untuk memberikan rasa aman.

"Soalnya ada beberapa orang di kantor, hasil lab tahun ini banyak yang abnormal.
Ada yang diabetes, kolesterol, asam urat.
Padahal usia masih muda..."

Juna tersenyum mendengar kekuatiran istrinya.

"Fungsi nya lab tahunan ya seperti ini. Supaya tau lebih awal, jadi bisa segera di kasih tindakan.
Nggak usah takut.... "

"Soalnya mas Juna sering beli makanan yang enak-enak, aku takut ngaruh ke hasil lab nya."
Memang sejak menikah Juna sangat memanjakan Ica dengan membelikan apa yang istrinya inginkan. Terutama jajanan makanan atau minuman kekinian.

"Kan nggak tiap hari, sayang.... " Kata suami Ica.
Juna cukup senang, bahwa selama ini yang ia belikan cocok di lidah istrinya.

"2 minggu lagi, kita ke villa om Aji ...
Terus kalo hasil lab ku abnormal, aku makan apa?"

Juna tertawa lirih karena istrinya berpikir terlalu jauh.

"Risa....Risa....kamu belum cek up.
Kok bisa-bisa nya mikir sampe nggak bisa makan?"

"Soalnya masakan tante nya mas Juna enak-enak." Jawab Ica dengan jujur.

Juna kembali tertawa dan menggelengkan kepala.

"Jalani depan mata dulu. Nggak usah terlalu dipikir, ya?" Kata Juna sambil menepuk-nepuk tangan istrinya.

Ica kuatir, karena ada teman kerjanya saat tau hasil lab nya di luar batas normal, dia nggak bisa makan sembarangan.

"Selesai check-up, kamu langsung pulang atau gimana?" Tanya Juna.

"Langsung pulang. Ntar aku naik taksi online aja, mas."

Beberapa menit kemudian, Ica sudah tiba di rumah sakit.
Dia langsung menuju ke customer care.

"Pagi mas, saya mau check up.
Ini pengantar nya." Ucap Ica dengan sopan dan memberikan sebuah amplop.

Pria ini membuka nya, lalu ia tersenyum ke arah Ica.

"Baik, bu. Mari ikut saya. Tadi dari perusahaan ibu juga sudah ada yang datang."

"Banyak ya mas?" Tanya Ica dan berjalan membuntuti si CS.

"Baru dua orang, bu."

Berarti Ica antrian ketiga.

Setelah beberapa meter melangkah, Ica di persilahkan untuk duduk menunggu antrian.

"Uda lama mas?" Tanya Ica kepada rekannya yang bernama Theo dari divisi keuangan.

"Baru aja, Ca."

"Yang di dalam siapa?" Tanya Ica lagi.

"Firman, orang marketing luar."

Ica hanya manggut manggut.

Setelah Firman keluar, perawat memanggil Theo.
Untuk mengalihkan rasa kuatir nya, Ica membuka media sosial. Dia membaca postingan yang berkaitan dengan menu masakan atau kuliner.
Tak lama kemudian, rekan kerja yang lain juga berdatangan dan ikut menunggu.

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang