Keluarga besar Angga tiba di villa milik Aji. Sudah ada beberapa keluarga yang sudah datang.
"Ca! Ntar kita berlima tidur 1 kamar ya?" Ujar Nesa saat menyambut Ica.
"Cukup mbak?" Tanya Ica.
Jujur saja, Ica masih ragu dan segan dengan keluarga Juna yang lain.
Dia heran, kenapa mereka bisa begitu baik?
Sampe-sampe mau sekamar."Cukup! Al kemarin uda beli kasur beberapa kok. Buat persediaan kalo ada siapa lagi yang datang."
Ica makin minder. Karena dia atau suaminya tidak membawa apapun. Sedangkan si Al, suami Nesa, malah beli kasur.
"Ayo!" Ajak Nesa.
"Yang datang uda siapa aja?" Tanya Ica dan berjalan mengikuti istri konglomerat ini.
"Aku sama Nila uda di sini mulai semalam. Soalnya ya itu tadi, Al ngajak beli kasur.
Terus Tia tadi pagi, sekalian ibu sama ayah.""Mbak Saras?"
"Saras masih beli susu sama yogurt."
"Kok aku nggak di suruh bawa apa-apa mbak?
Aku kan nggak enak..." Tanya Ica. Akhirnya dia mengeluarkan uneg-uneg nya."Kita tiap bulan ada iuran untuk liburan, Ca. Jadi kalo ada acara seperti ini, nambah nya nggak banyak."
"Tenang aja, semua pengeluaran kita hitung, dan kita bagi rata.
Termasuk susu yang di beli Saras." Ujar Nesa lagi."Terus, kenapa Saras yang beli susu?
Soalnya.....Dimas uda kenal sama pemilik nya.
Dia kan supplier bahan-bahan gitu...
Untuk tetap saling jaga silahturahmi."Hati Ica cukup tenang. Tapi dia juga harus konfirmasi ke suaminya.
Karena ia tak tahu sama sekali tentang iuran ini.Nesa juga sedikit menjelaskan tugas apa dan siapa aja selama di villa ini.
Ica menemui tante dan eyang bunda yang berkumpul di ruang tengah dan dapur.
Di sana juga ada Tia dan Nila yang sedang membuat cemilan.
Istri Juna cukup tahu diri. Dia langsung ikut membantu."Ca, gimana rasanya jadi istri Arjuna?" Tanya Aline.
"Maksudnya rasa gimana, tante?" Tanya Ica tak paham.
"Kan Juna orang ganteng nomor 2 setelah baba nya." Kata Aline.
"Eh! Siapa yang bilang, Tan?" Tanya Ica sambil tersenyum.
Tangannya masih bekerja mengupas singkong sebagai bahan cemilan dan kolak."Kata Juna sendiri." Jawab Aline.
"Kalo ada orang baru, yang masuk ke keluarga sini, dia pasti ngakunya gitu, Ca... " Sahut Nila.
"Serius mbak?!" Tanya Ica tak yakin.
"Coba tanya Al atau Tia." Nesa juga menimpali.
Ica tertawa lirih. Ternyata suaminya jika di sekitar keluarga, dengan percaya diri dia mengakui ketampanannya.
Tapi kenapa jika di lihat orang luar, dia minder? Malah cenderung malu."Kamu nggak cemburu kalo ada yang ngeliatin Juna?" Aline masih ingin tahu.
"Gimana ya Tan? Kalo cemburu nggak, soalnya mas Juna saya liat nggak aneh-aneh." Ica memberi jeda sejenak.
"Tapi saya yang nggak PD, apa mas Juna nggak salah pilih istri?
Soalnya temen mas Juna cantik dan glowing, Tan.
Kok kayaknya saya nggak pantes bersanding sama mas Juna..." Kata Ica dengan memaksakan senyuman.
Entah kenapa hatinya langsung menciut saat mengingat rekan kerja Juna."Kamu cantik, Ca." Nara yang ada di sebelah nya dan sebagai mertua langsung bersuara dengan tegas.
Suara ini membuat mata Ica berkaca-kaca.
Dia tetap menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa harunya sambil tetap mengupas singkong.
KAMU SEDANG MEMBACA
#10 HOLD (TAMAT)
RomantizmRisayanti atau yang biasa dipanggil Ica tampak lelah dengan kehidupannya yang tak semanis tetangga atau temannya. Tak ada yang dibanggakan sama sekali. Entah keluarganya, pekerjaan atau dirinya sendiri. Mungkin mengandung cerita dewasa.