Bab 26._

1.9K 191 34
                                    

Kini Ica sudah melepas kemeja suaminya dan melemparkan dengan asal.
Wanita ini meletakkan tangannya di dada Juna lalu mencium dengan lembut membuat bulu halus di leher suaminya berdiri.
Juna menahan nafas, memejamkan mata serta menggigit bibirnya, lalu ia menghembuskan secara perlahan.

Kemudian tangan Ica turun mencoba membuka gesper ikat pinggang suaminya.

Tak tinggal diam, tangan Juna menjulur di bagian belakang tubuh istrinya.
Cukup satu gerakan, Ica merasakan goresan samar di kulit punggungnya.

"Kita bulan madu lagi, Ri.... " Ujar Juna dengan suara yang lirih.

Ica tak menjawab, dia fokus menggoda suaminya.
Juna menunduk saat tangan kecil istrinya membuka kaitan celananya lalu menurunkan resleting.

Wanita ini merasakan tonjolan yang keras, tentu saja kejantanan suaminya.
Degup jantung Juna semakin kencang saat tangan istrinya membelai dan mengusap lembut pusat tubuhnya.

"Ssshhh... " Juna mendesis dan memejamkan mata lagi ketika tiba-tiba ia merasakan remasan di kelaminnya.

Juna melirik jam di dinding, sudah lewat pukul 00.00.

Tak perlu di tanyakan seberapa besar birahi Juna yang tertahan selama lebih dari seminggu.

Juna memiringkan kepala dan ia menggoreskan hidungnya dengan samar di pipi istrinya.

"Sudah hari Sabtu." Kata Juna dengan suara yang serak menahan hasrat. Suara berat membuat Ica merinding, apalagi bagian punggungnya sudah terbuka.

Ica melihat jam dinding, dan yang dikatakan suami benar. Wanita ini menahan senyum yang berlebihan, menyembunyikan rasa bahagia nya.
Rasanya ia tak sabar bergelut di ranjang dengan suaminya.

Lalu Juna menggigit lembut telinga istrinya, menurunkan dress batik kemudian ia mengecup pundaknya yang hanya tersisa tali bra saja.

"Kayaknya kita nggak bakal tidur, sayang... " Bisik Juna lagi dan menarik tubuh istrinya agar lebih dekat.
Kini dada mereka saling menempel, Juna bisa merasakan benda kenyal milik istrinya di dadanya.

"Emang mas kuat?" Tanya Ica dan menatap nakal, lalu ia mengalungkan lengan di leher si istri.

"Jangan menantang Arjuna Laksono, Lady Risayanti."

Setelah menyelesaikan kalimat nya Juna membungkam bibir istri dengan kecupan yang brutal.
Dia tak peduli istrinya membalas atau tidak.

Juna seolah meluapkan hasrat yang ia tahan selama lebih dari seminggu. Dia memegang dan sedikit menekan tengkuk si istri agar bibir Ica tak menjauh.

Sambil terus mencecap, dengan lihainya, tangan Juna membuka kaitan bra istrinya. Kemudian meloloskan dalaman bagian atas itu dari tubuh Ica. Kini bagian atas mereka sama-sama polos.

"Hmmmm... " Ica melenguh dalam bungkaman saat Juna meremas salah satu payudaranya.
Antara sakit dan nikmat, itu yang dirasakan Ica.

Kini giliran Juna yang mengeram karena Ica membalas dengan mengulum lidahnya.
Perlahan Juna menggiring Ica ke tempat tidur.

Dengan penuh hati-hati pria ini merebahkan tubuh istrinya.
Wanita ini hanya pasrah ketika suaminya melepas celana dalamnya.

Juna merangkak di atas tubuh Ica sambil mencium paha Ica.....lalu naik ke perut dan kecupan nya semakin merambat ke atas.

Wanita ini melebarkan pahanya seolah mempersilahkan Juna menindih nya.
Akhirnya bibir Juna kini berhenti di salah satu payudara istrinya.

Ica mengusap lembut kepala suaminya saat menyusu di dadanya.
Supaya adil, tangan Juna memilin kadang meremas payudara istrinya yang lain.
Tak hanya itu, pinggul Juna pun ikut bergerak menggesek permukaan milik Ica.
Wanita ini memejamkan mata, merasakan apa yang di lakukan suaminya.
Ica pun juga tergoda, dia juga meliukkan pinggangnya. Dia bisa merasakan ada sedikit lelehan yang keluar dari lubangnya.

#10 HOLD (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang